Sesi 47 - Week of 4 Oct 2020

Melayani Tuhan vs Melayani Pekerjaan Tuhan


Intro

Di CG hari ini, kita mau memahami perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. Pernahkah kalian terpikir akan kedua hal ini sebelumnya? Apakah ini hal yang sama? Atau 2 hal yang sangat berbeda?
Jikalau kita sekarang hanya berbicara dalam aspek pelayanan di dalam komunitas dan gereja, apakah kalian sudah sungguh-sungguh melayani Tuhan ketika kalian menyanyi di choir, membaca bacaan sebagai lektor, menjadi cell grup leader, menjadi fasil, menjadi WL, bantu di kantin, dll ?

Yuk, kita sama-sama belajar lebih dalam lagi di CG kali ini.

Main Topic

Pertama-tama mari kita baca sebuah kisah.

Ada seorang pengurus organisasi gereja bernama Budi. Budi sudah bertahun-tahun aktif dalam pelayanan, dia sering mendoakan umat untuk kesehatan, rezeki, dll. Namun belakangan Budi mulai menghindari diri dari kegiatan pelayanan karena dia merasa capek. Semester sebelumnya hidup dia diwarnai oleh list pelayanan yang begitu panjang dan banyak hal yang terjadi diluar prediksinya. Ia juga melihat bahwa banyak orang disekitar dia, yang sering ia doakan, meningkat kesejahteraan nya, tetapi dia malah cenderung stagnan bahkan menurun. Budi mulai bertanya tanya sudahkah ia benar benar melayani Tuhan selama ini? Adakah yang salah dalam pelayanan dia?

Kita mungkin pernah mendengar kisah mirip seperti kisah diatas terjadi pada orang lain sekitar kita atau mungkin juga kisah diatas pernah terjadi dalam hidup pelayanan kita.

Banyak dari orang Katolik selama ini salah kaprah dalam melayani Tuhan. Banyak dari kita yang berpikir jika sudah melayani di gereja ataupun di persekutuan, itu menandakan mereka sudah melayani Tuhan. Tepatnya kita hanya baru melayani pekerjaan Tuhan akan tetapi belum melayani Tuhan secara pribadi. Padahal sebenarnya ada perbedaan yang mendasar antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan.

Perbedaan antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan terletak pada fokus dan disposisi hati kita. Melayani Tuhan berfokus kepada kasih. Sedangkan melayani pekerjaan Tuhan berfokus pada menyelesaikan list-list pekerjaan pelayanan.

Fokus dan disposisi hati yang mendasar inilah yang memberi kita kekuatan dalam melayani Tuhan dengan tulus dan rendah hati, apapun bentuk pekerjaan Tuhan yang saat itu kita kerjakan. Jika kita melayani Tuhan, kita tidak memerlukan dan menuntut penghargaan dari apa yang kita kerjakan. Melayani Tuhan juga menghasilkan buah-buah roh.

Melayani pekerjaan Tuhan lebih berfokus dengan to-do-list pekerjaan pelayanan yang sedang dikerjakan. Disposisi inilah yang sering membuat kita merasa lelah karena kita lupa dengan fokus utama pelayanan kita. Selain itu, kita juga akan lebih mengandalkan kekuatan kita sendiri dan lupa akan campur tangan Tuhan dalam pelayanan kita.

Reminder akan buah-buah roh kudus, Kasih, Sukacita, Damai sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, kelemahlembutan, & Penguasaan diri.

Jadi yang perlu ditanyakan kepada diri kita semua yang bertekad melayani Tuhan adalah apakah fokus kita adalah sungguh-sungguh untuk mengasihi Tuhan. Sebab jika kasih kepada Tuhan yang menjadi pendorong kita, maka kita tidak mudah berputus asa walaupun banyak kesulitan ataupun rintangan yang akan kita hadapi.

Kita harus selalu mengingat bahwa Allah telah lebih dahulu mengasihi kita, dengan mengutus Kristus Putra-Nya untuk menyelamatkan kita, sehingga apapun yang kita lakukan di dunia ini tidaklah sebanding dengan apa yang sudah dilakukan-Nya bagi kita.

Maka dari itu hindari lah pemikiran seolah kita baru akan mau melayani kalau kondisi kita sudah diberkati Tuhan. Atau kalau kita belum diberkati sesuai dengan harapan kita, maka kita berhenti saja melayani Tuhan. Sebab jika demikian, motivasi kita dipertanyakan, kita ini mau melayani Tuhan, untuk kepentingan Tuhan atau untuk kepentingan atau kemakmuran diri kita sendiri?

Juga berhati-hati lah supaya kita jangan jatuh ke dalam keegoisan kita, dengan menggunakan dalih pelayanan untuk memuaskan diri kita sendiri. Seperti misalnya ketika kita selalu mengatakan “aku lakukan ini hanya untuk Tuhan” tapi tidak dengan sungguh2 melayani sesama yang ada disekitar kita sendiri. Kita harus juga menyadari ketika kita melayani, kita harus melayani sesama kita yg membutuhkan dengan sepenuh hati, dengan begitu secara otomatis kita juga telah melayani Yesus dengan sepenuh hati kita. (bdk Mat 25:40)

Bagaimana cara kita melayani / mengasihi Tuhan?

Bagaimanakah kita menunjukkan kalau kita mengasihi seseorang?

Biasanya jikalau kita mengasihi seseorang, kita akan rela melakukan apapun yang orang itu inginkan demi membahagiakan orang tersebut. Sama halnya jikalau kita ingin mengasihi Tuhan, kita selayaknya rela melakukan apa saja yang Tuhan inginkan.

Kalau begitu apa yang Tuhan ingin kita lakukan? Sama halnya dalam mengasihi orangtua kita, suami istri atau pacar kita, pertama tama kita harus mengenal dahulu orang yang kita kasihi. Jadi kita yang bermotivasi untuk melayani Tuhan harus pertama tama mengenali Tuhan secara pribadi, dengan cara menyembah-Nya secara pribadi, berdoa kepada-Nya secara pribadi, membaca dan merenungkan Firman-Nya, sering sering berbicara dengan Dia, mendengarkan-Nya serta taat terhadap perintah-Nya.

Mari kita baca kembali cerita Maria dan Marta dalam kitab Lukas bab 10: 38 – 42.

Ketika Yesus dan murid-muridNya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataanNya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Dari cerita injil diatas kita mengetahui bahwa baik Maria dan Marta sama sama ingin mengasihi dan melayani Tuhan sepenuhnya, namun Maria lebih memilih untuk duduk dekat dengan Tuhan, merendahkan dirinya dan mendengarkan Dia secara intim dibanding dengan Marta yang sibuk dengan pelayanannya namun jauh dari Tuhan. Disini Tuhan kemudian berkata “ Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Maksudnya disaat kita mengenal Tuhan secara pribadi dan menundukkan diri kita dihadapan-Nya serta taat atas perintah-Nya, saat itulah kita baru bisa melayani Tuhan.

Bukan berarti melayani pekerjaan Tuhan itu salah. Namun jauh lebih baik jikalau kita melayani Tuhan dahulu sebelum kita mulai melayani pekerjaan Tuhan.

Banyak dari kita mungkin lebih dahulu melayani pekerjaan Tuhan daripada melayani Tuhan. Mungkin saat ini kita mengalami kelelahan dalam pelayanan kita. Mari kita mulai mengenal Tuhan secara pribadi agar kasih kita kepada Tuhan semakin bertumbuh dan kita semakin mengetahui dan mengenal pelayanan apa yang Tuhan inginkan dari diri kita. Kasih kita kepada Tuhan juga menjadi kekuatan saat kita mengalami hambatan dan tantangan dalam pelayanan kita.

Pencobaan dalam melaksanakan pelayanan

Dalam pelayanan kita kepada Tuhan, kita mungkin akan sering menghadapi pencobaan-pencobaan yang datang tanpa kita prediksi sebelumnya. Kitab Suci sendiri mengatakan kepada kita, bahwa jika kita mau melayani Tuhan, malah harus bersiap-siap menghadapi pencobaan (lihat Sir 2:1-6).

My son, if you come forward to serve the Lord, prepare yourself for temptation. Set your heart right and be steadfast, and do not be hasty in time of calamity. Cleave to him and do not depart, that you may be honoured at the end of your life. Accept whatever is brought upon you, and in changes that humble you, be patient. For gold is tested in the fire, and acceptable men in the furnace of humiliation. Trust in him, and he will help you; make your ways straight, and hope in him.

Disini kita diajarkan kalau kita bertekun, tetap taat akan Tuhan, percaya kepada-Nya dan berharap yang baik, maka kita tidak akan kehilangan pahala kita. Artinya Tuhan tidak akan meninggalkan dan membiarkan kita yang mengasihi dan melayani Dia, dan pasti Ia akan membuka jalan bagi kita agar kita mampu menghadapi apapun pencobaan yang Tuhan izinkan terjadi di dalam kehidupan pelayanan kita.

Maka kita perlu melihat pencobaan yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan pelayanan kita sebagai ujian iman, bahwa Tuhan ingin menyempurnakan dan menguduskan kita agar kita semakin menyerupai Kristus. Jangan sampai ujian itu berlalu, tanpa menambah iman kita tetapi malah melemahkannya. Adalah lebih mudah untuk memuji Tuhan ketika berkat Tuhan sedang melimpah dalam hidup, namun jika dalam keadaan yang sukar kita masih dapat memuji Tuhan dan tetap percaya akan kebaikan-Nya, itu adalah ‘lompatan’ iman. Sebab justru dalam keadaan yang sulit itu, iman kita diuji, dan jika kita mampu bertekun dan melewati kesulitan tersebut bersama Tuhan, maka kita membuktikan kemurnian iman kita kepada Tuhan.

Mari, jangan ragu untuk mengasihi Tuhan dan melayani Dia, walaupun mungkin kehidupan kita sendiri tidaklah terlalu mulus menurut ukuran dunia. Kita percaya, jika kita berjalan bersama Tuhan di dalam kehidupan ini, maka Ia akan memampukan kita melihat segala sesuatunya yang terjadi di dalam kehidupan kita dari kacamata yang positif: “Semuanya ini terjadi untuk menghantarkan saya untuk lebih dekat kepada Tuhan yang begitu mengasihi saya.”

Pertanyaan Sharing

  1. Setelah membaca bahan diatas, dapatkah kalian membedakan pengalaman kalian di saat kalian melayani Tuhan dan di saat kalian melayani pekerjaan Tuhan? Sharingkan. (fasil sharing duluan) Apakah kalian merasakan kedamaian sebagai buah pelayanan kalian?
  2. Sharingkan pengalaman pencobaan yang kalian alami dalam melakukan pelayanan, terutama dalam masa pandemic seperti sekarang ini.
  3. Sharingkan pengalaman kalian ketika diminta untuk melayani di komunitas atau gereja pertama kali (di liturgy, di sel grup, di ADN, di ministry, dll). Apakah kalian merasakan kegembiraan atau kepuasan di dalam pelayanan kalian? Sharingkan secara konkret.

Reference