Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Session 37 - Week of 4th July 2016

Iman Tumbuh Dalam Keluarga


 

Intro

Di bulan Juli ini, fokus bahan CG kita adalah pertumbuhan iman dalam keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama pribadi kita dibentuk dan bagi kebanyakan dari kita juga diperkenalkan kepada Allah lewat keluarga. Pertumbuhan iman kita pun kemudian dipengaruhi oleh kejadian dan hubungan kita dalam keluarga, dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain.
Lewat bahan hari ini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana keluarga dapat membantu pertumbuhan iman kita. Bahkan jika keluarga kita bukanlah keluarga Kristiani, namun sedikit banyak mereka tetap mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan iman kita hingga saat ini.

Bacaan

Luk 2:22-35, 39-40

[table “” not found /]

Sharing

  1. Apa yang dapat kamu simpulkan dari bacaan Injil diatas tentang keluarga Yusuf dan Maria?
    • Keluarga Yusuf dan Maria adalah keluarga yang patuh pada perintah / hukum Tuhan. Mereka mempersembahkan Yesus ke Bait Allah sesuai dengan hukum taurat bahwa semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.
    • Mereka bukanlah keluarga yang kaya tetapi tetap memberikan persembahan sesuai dengan kemampuan mereka, yaitu mempersembahkan korban sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
    • Mereka membesarkan Yesus dengan penuh kasih dan mengajarkan tentang Allah dan bagaimana hidup yang berkenan kepada-Nya.

  2. Bagaimana sikap orang tua Yesus ketika mendengar nubuat Simeon?

    Simeon bernubuat bahwa Yesus adalah keselamatan yang datang dari Allah untuk segala bangsa. Walaupun mereka heran dan tidak mengerti arti nubuat itu, tapi mereka tetap percaya bahwa rencana Tuhan bagi keluarga mereka adalah baik dan mereka mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan serta tetap setia kepada Tuhan. Hal ini memang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan di atas tetapi kita dapat menyimpulkan ini dari ayat 40 yang mengatakan bahwa Yesus tumbuh besar dan kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Renungan

(Disadur dari homili Paus Fransiskus tgl 27 Oct 2013) Mari kita merenungkan beberapa ciri khas keluarga Kristiani:

  1. Keluarga berdoa bersama.Apakah kalian berdoa bersama-sama sebagai sebuah keluarga? Beberapa dari kalian mungkin telah melakukannya. Tetapi lebih banyak yang berkata: “Bagaimana kami bisa?”. Banyak orang menganggap doa sebagai hal yang pribadi dan selain itu tidak pernah ada waktu yang pas untuk berdoa bersama. Tetapi kita harus menyadari bahwa semua keluarga membutuhkan Allah! Kita membutuhkan pertolongan-Nya, kekuatan-Nya, berkat-Nya, belas kasihan-Nya, pengampunan-Nya. Dan kita perlu kesederhanaan untuk berdoa sebagai sebuah keluarga. Berdoa Bapa Kami bersama-sama, di sekeliling meja, adalah bukan sesuatu yang luar biasa: itu mudah. Dan berdoa Rosario bersama-sama, sebagai sebuah keluarga, adalah sangat indah dan sebuah sumber kekuatan besar! Dan juga berdoa untuk satu sama lain! Suami untuk istrinya, istri untuk suaminya, keduanya bersama-sama untuk anak-anak mereka, anak-anak untuk kakek-nenek mereka, dll. Doa membuat keluarga itu kuat.
  2. Keluarga memelihara iman.Rasul Paulus di akhir hidupnya berkata: “Aku telah memelihara iman” (2 Tim 4:7 |). Bagaimana ia memelihara iman? Bukan di dalam sebuah kotak yang kuat! Dia juga tidak menyembunyikannya di bawah tanah, seperti hamba yang malas. Ia memelihara iman karena dia tidak hanya mempertahankannya, tapi juga mewartakannya, menyebarkannya, membawanya ke negeri-negeri jauh. Dia tidak setuju dengan orang yang ingin “membungkus” pesan Kristus dalam Palestina saja. Itulah mengapa ia membuat keputusan-keputusan berani, pergi ke wilayah musuh, membiarkan dirinya ditantang oleh orang-orang yang menjaga jarak dan dari budaya yang berbeda, berbicara terus terang dan tanpa rasa takut. Di sini juga, kita bisa bertanya: Bagaimana kita memelihara iman kita sebagai sebuah keluarga? Apakah kita menyimpannya untuk diri kita sendiri, dalam keluarga kita, sebagai harta pribadi seperti sebuah rekening bank, atau dapatkah kita berbagi dengan kesaksian kita, dengan penerimaan kita akan orang lain, dengan keterbukaan kita? Kita tahu bahwa keluarga-keluarga, terutama keluarga muda, sering “berlomba” dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan banyaknya yang harus dilakukan. Tapi apakah kalian pernah berpikir bahwa “lomba” ini juga bisa menjadi perlombaan iman? Keluarga Kristiani adalah keluarga misionaris – misionaris dalam kehidupan sehari-hari, dalam melakukan hal sehari-hari, karena mereka membawa garam dan ragi iman!
  3. Keluarga mengalami sukacita.Dalam Mazmur tanggapan kita sering mendengar: “biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita” (Mazmur 34: 3). Seluruh Mazmur adalah sebuah nyanyian bagi Tuhan yang adalah sumber sukacita dan damai. Apa alasan untuk kesukacitaan ini? Karena Tuhan sudah dekat. Ia mendengar tangisan orang-orang rendahan dan membebaskan mereka dari yang jahat. Sebagaimana Santo Paulus sendiri menulis: “Bersukacitalah selalu … Tuhan sudah dekat” (Filipi 4:4 |-5). Adakah sukacita dalam keluarga kalian? Kita tahu betul bahwa sukacita sejati yang kita alami dalam keluarga tidak datang dari benda-benda material. Sukacita sejati berasal dari sebuah keharmonisan yang mendalam antara pribadi-pribadi. Dasar dari perasaan sukacita yang mendalam ini adalah kehadiran Allah dalam keluarga dan kasih-Nya. Dan di atas itu semua, sebuah kasih yang sabar: kesabaran adalah sebuah kebajikan Allah dan Ia mengajarkan kita bagaimana mengolahnya dalam kehidupan keluarga, bagaimana untuk menjadi sabar, dan penuh kasih sayang, dengan satu sama lain. Hanya Allah yang tahu bagaimana untuk menciptakan keharmonisan dari perbedaan-perbedaan. Jika kasih Allah kurang, maka keluarga itu kehilangan keharmonisannya, keegoisan menguasai dan sukacita memudar. Namun keluarga yang mengalami sukacita iman mengkomunikasikannya secara alami.

Sharing


(Fasil bisa membacakan 1 paragraf di bawah untuk menghubungkan renungan dengan bacaan Injil sebelumnya)

Ketiga ciri keluarga Kristiani di atas dapat kita temukan dalam keluarga Kudus Nazaret:

  • Berdoa bersama
  • Misionaris – mewartakan iman lewat perbuatan mereka
  • Ada sukacita dalam keluarga

  1. Sharingkan bagaimana kamu diperkenalkan kepada iman Kristinani lewat keluarga (bisa dari hal-hal yang kecil, misalnya berdoa bersama sebelum makan, pergi ke Gereja sekeluarga, diceritain tentang Yesus sewaktu kecil, dimasukkin ke sekolah Katolik, dll).
  2. Keluarga adalah hal yang penting dalam hidup kita tapi ada kalanya kita menghadapi masalah dengan keluarga. Sharingkan pengalaman pada waktu kamu merasa kecewa dengan keluarga dan bagaimana kamu bisa mengatasi hal tersebut!
  3. Bagaimana kasih sayang diekspresikan dalam keluargamu? Sharingkan pengalaman bahagiamu bersama keluarga dan bagaimana caramu untuk mempertahankan / meningkatkan suka cita itu.
  4. Paus berpesan bahwa keluarga haruslah berdoa bersama, memelihara iman dengan aktif menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari dan mengalami suka cita karena Allah hadir di tengah-tengah mereka. Apakah kamu sudah mengalami ini dalam keluargamu? Sharingkan.

Kesimpulan

Misi setiap keluarga Kristiani adalah untuk memuliakan Kerajaan Allah. Setiap anggota keluarga hendaknya saling mendukung satu sama lain. Kehidupan keluarga Kristiani pasti tidak lepas dari persoalan dan penderitaan hidup. Keluarga Kudus memberi teladan dalam menghadapi semuanya itu yaitu dengan memelihara, menanamkan hidup keimanan dalam keluarga dan ketaatan melaksanakan perintah Tuhan. Setiap keluarga Kristiani yang senantiasa hidup dalam imannya pasti akan selalu diberkati, dilindungi dan diselamatkan Tuhan.

Doa Penutup

Doa Untuk Keluarga

Puji Syukur 1992, No. 162

Ya Allah, Bapa sekalian insan, Engkau menciptakan manusia dan menghimpun mereka menjadi satu keluarga, yakni keluarga-Mu sendiri. Engkau pun telah memberi kami keluarga teladan, yakni keluarga kudus Nazaret, yang anggota-anggotanya sangat takwa kepada-Mu dan penuh kasih satu sama lain. Terima kasih, Bapa, atas teladan yang indah ini.

Semoga keluarga kami selalu Kau dorong untuk meneladan keluarga kudus Nazaret. Semoga keluarga kami tumbuh menjadi keluarga Kristen yang sejati yang dibangun atas dasar iman dan kasih: kasih akan Dikau dan kasih antar semua anggota keluarga. Ajarlah kami hidup menurut Injil, yaitu rukun, ramah, bijaksana, sederhana, saling menyayangi, saling menghormati, dan saling membantu dengan ikhlas hati. Hindarkanlah keluarga kami dari marabahaya dan malapetaka; sertailah kami dalam suka dan duka; tabahkanlah kami bila kami sekeluarga menghadapi masalah-masalah. Bantulah kami agar tetap bersatu padu dan sehati sejiwa; hindarkan kami dari perpecahan dan percekcokan.

Jadikanlah keluarga kami ibarat batu yang hidup untuk membangun jemaat-Mu menjadi Tubuh Kristus yang rukun dan bersatu padu. Berilah kepada keluarga kami rezeki yang cukup. Semoga kami sekeluarga selalu berusaha hidup lebih baik di tengah-tengah jemaat dan masyarakat.

Jadikanlah keluarga kami garam dan terang dalam masyarakat. Semoga keluarga kami selalu setia mengamalkan peran ini kendati harus menghadapi aneka tantangan.

Ya Bapa, kami berdoa pula untuk keluarga yang sedang dilanda kesulitan. Dampingilah mereka agar jangan patah semangat. Terlebih kami sangat prihatin untuk keluarga-keluarga yang berantakan. Jangan biarkan mereka ini hancur. Sebaliknya berilah kekuatan kepada para anggotanya untuk membangun kembali keutuhan keluarga.
Semua ini kami mohon kepada-Mu, Bapa keluarga umat manusia, dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin