Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 23 - Week of 11th Mar 2018

How to receive the Mercy of God


I. Intro

Teman-teman AmoreDio. Pada bahan minggu lalu kita telah mengerti dan mengenal bahwa “God is merciful”. Sudah banyak tuh ditulis di Alkitab soal beginian. Terutama kita lihat pada Mazmur 136 yang telah dikatakan berkali-kali bahwa “God’s mercy endures forever”. Forever! Kerahiman Tuhan itu untuk selamanya! Tapi apakah dengan hanya mengenali, menyadari dan percaya bahwa “God is merciful” itu cukup?

Pertanyaan sharing pembuka

Menurut teman-teman, apakah semua orang butuh Kerahiman Allah (God’s mercy) ? Ada kah orang yang tidak butuh Kerahiman Allah?

II. Parable of the Prodigal Son

Yuk kita baca bersama-sama Lukas 15:11-32 mengenai anak yang Hilang

<Baca bersama>

Pertanyaan diskusi:

Menurut teman2 peran apakah yang dilambangkan dari 3 karakter di parabel tersebut (3 karakter: Ayah, anak yang hilang, kakak dari anak yang hilang)?


The prodigal shows us the devastating effects of sin and the nature of true repentance. The father shows us God’s great mercy toward repentant sinners. The older brother shows us the ugliness and danger of the self-righteous pride that lurks in every human heart

 

2.1 The Prodigal Son

Pemberontakan dan kejatuhan sang anak menggambarkan betapa besar nya efek dosa pada hidup manusia. Dosa itu parah banget karena dosa itu membuat kita menjadi asing dan jauh dari Tuhan. Nah akhirnya si anak itu pun sadar dan dia kembali kepada sang ayah, mengakui dosa nya dan bahkan memohon kepada sang ayah agar dia boleh diterima sebagai salah satu pekerja saja dan si anak itu pun kembali dengan rasa rendah hati. Di sini kita bisa melihat bahwa pertobatan dimulai dengan kesadaran. Pertobatan itu dimulai dengan sebuah aksi perubahan mindset. Buanglah jauh-jauh mindset bahwa kita ini orang berdosa yang tidak bisa diampuni.

[table “” not found /]

 

Setelah sadar, sang anak pun bangkit dan pergi kepada sang ayah. Sekali lagi, dia BANGKIT dan PERGI.

Sang anak melakukan sebuah action! Dia tidak merenung dan berlagak emo sendiri sambil berpikir “Ah..suatu hari aku akan kembali kepada ayahku..ah seandainya begini…seandainya begitu bla bla”. Dia tidak cuma diam saja sambil merasa tidak enak gitu, merenung aja dalam kejatuhannya. Tidak! Dia benar-benar bangkit dan berdiri dari lumpur dosa yang membenamkan dia dan dia pun “pergi kepada bapaku”. Ini penting banget untuk ditekankan. Dia langsung pulang ke ayahnya tanpa mampir ke tempat temannya dulu, ataupun berpikir “ah aku coba menyelamatkan diriku sendiri dulu deh”. Dia langsung pulang ke ayahnya karena memang hanya sang ayahnya lah yang bisa menyelamatkan dia. Begitu juga kita kalau kita ingin mendapatkan pengampunan dari dosa kita harus langsung ke Tuhan karena hanya Tuhan sendiri lah yang bisa menyelamatkan kita dari dosa! Bukan teman-teman kita atau bahkan diri kita sendiri.

Setelah anak ini menghadap ayahnya dia pun mengaku.

[table “” not found /]

Pertobatan sejati selalu disertai dengan pengakuan dosa. Pengakuan dosa yang sejati adalah pengakuan bahwa ini semua memang salah kita sendiri tanpa menyalahkan orang lain, keadaan kita, dsb. Pengakuan dosa yang sejati adalah menerima tanggung jawab bahwa dosa kita adalah salah kita sendiri.

Sebagai anak yang hilang kita percaya bahwa sejauh apapun kita jatuh dalam dosa, Bapa tidak pernah berhenti mencintai kita.

2.2The Father of the Prodigal

[table “” not found /]

Ini adalah sebuah gambaran Tuhan yang sangat menyentuh di Alkitab. Ketika sang ayah melihat anak nya dari jauh, dia sudah berlari ke arah si anak ini untuk kemudian merangkul dan mencium dia. Sang ayah tidak memarahi sang anak, dia tidak meminta sang anak untuk meminta-minta ampun malah sebaliknya dia memeluk dan mencium sang anak yang masih kotor dengan lumpur dan kotoran babi. Sang Ayah pun memuliakan Sang Anak dengan pakaian baru, makanan, tarian dan nyanyian. Begitulah reaksi Tuhan apabila kita bertobat. Tuhan bersuka cita dan berbahagia karena kita telah kembali ke dalam Dia.

Pertanyaan sharing

Pernahkan kalian merasakan pengampunan seperti yang dialami anak yang hilang tadi dalam hidup kalian?

Fasil boleh mulai dengan sharing pengalaman pribadi nya sendiri. Cerita pengampunan tidak perlu adalah sebuah cerita yang besar atau luar biasa, even a story of something simple will do great if it benefits other people who listens to it.

Cerita ini tidak selesai di sini begitu saja, ada karakter ke 3 dalam cerita ini yang membawa pelajaran berharga.

2.3The older brother

[table “” not found /]

Kita lihat ketika sang kakak kembali dari ladang, dia marah dan tidak mau masuk ke rumah. Dia sangat membenci saudaranya yang dia bahkan tidak mau sebut sebagai saudara (dia sebut sebagai “anak bapa”). Dia marah karena dia merasa sang ayah telah memberi kasih sayang kepada orang yang dia anggap tidak layak.

Cerita ini menunjukkan kepada kita bahwa dosa kesombongan dan merasa benar sendiri/self-righteousness bisa juga menjadi dosa yang sangat fatal. Seperti halnya kaum farisi yang merasa dirinya suci dengan mengikuti semua hukum agama tapi tidak merasakan kasih itu sendiri dan juga membenci orang-orang pendosa. Apabila kita seperti ini, kita justru telah melanggar hukum cinta kasih yang utama.

Ironisnya dalam cerita ini adalah sang anak yang telah berbuat dosa justru ada di dalam pesta perjamuan menikmati hidangan yang telah disediakan sedangkan sang kakak yang tidak pernah hilang justru tidak mau masuk ke dalam pesta perjamuan ini karena rasa sombong dan ego nya sendiri.

Pertanyaan sharing:

Setelah membaca cerita di atas, sepertinya lebih enak yah jadi anak yang hilang, sudah bersenang-senang dan berfoya-foya lalu tinggal kembali dan diterima oleh sang Bapa dan menikmasi pesta yang sama dengan orang2 yang tidak meninggalkan sang Bapa. Bagaimana menurut kalian?


Adalah sangat manusiawi apabila kita merasa cerita ini tidak adil karena perilaku sang ayah di cerita ini bukanlah perilaku manusia. Tidak ada “keadilan” di cerita ini karena cerita ini tidak bisa dilogika dalam pola pikir manusia mengenai keadilan.

Rahman Tuhan akan diberikan kepada semua yang meminta rahmat itu. Dari yang mempunyai banyak dosa dan yang mempunyai sedikit dosa. Mereka yang telah berbuat “baik” dan mereka yang telah berbuat “jahat”. Ini mungkin menakutkan bagi mereka yang selalu telah berbuat sebaik-baiknya dalam hidup yang penuh perjuangan. Mereka yang merasa mereka telah “deserve” more from God’s love dibandingkan mereka yang kembali ke gereja setelah sekian lama berbuat dosa.

Sebagai pengikut Kristus, kita harus menyadari bahwa konsep “keadilan” dan “kelayakan” itu tidak berlaku di hadapan Tuhan karena Rahmat Tuhan lebih dari semua itu. Anggaplah hidup ini sebagai sebuah perjalanan bersama-sama menuju Tuhan. Dalam perjalanan ini yang penting bukanlah berapa lama kita telah ada di perjalanan ini tetapi apakah kita menuju arah yang benar hingga akhirnya kita sampai di tujuan. Oleh karena itu kita semua (baik yang sudah lama di gereja dan yang baru saja kembali ke gereja) sudah seharusnya bersuka-cita apabila saudara atau teman kita bergabung dengan kita tanpa peduli seberapa tersesatnya mereka sebelumnya. Kita harus bersuka-cita karena kita bisa sampai di tujuan kita dengan sahabat, saudara dan keluarga dalam cinta dan rahmat Tuhan.

3. CONCLUSION

Menerima Kerahiman Tuhan

Seperti halnya sebuah pemberian atau “Karunia” dari Allah, Kerahiman (Mercy) harus diterima secara bebas. Allah selalu memberi dan menawarkan tapi tidak memaksa karena Allah menghargai kehendak bebas manusia

Langkah pertama untuk membuka diri kita untuk merasakan Kerahiman Tuhan adalah menyadari bahwa kita butuh Kerahiman Tuhan. Untuk itu kita harus menyadari bahwa kita itu orang berdosa . Bila kita bilang bahwa kita tidak ada dosa, itu berarti kita menipu diri kita sendiri.

Apakah kita seperti anak yang hilang ataukah seperti sang kakak tersebut?

Mungkin kita banyak melayani di gereja atau di CG terus mungkin pernah terpikir “wah aku kayak nya udah banyak membantu di gereja, not bad lah, paling tidak aku lebih holy dari si anu yang ga pernah ngapa-ngapain, dosaku pasti lebih sedikit dari dia. Pernahkah di pikiran anda tersirat pikiran seperti itu? Dengan berpikir seperti itu justru anda telah membatasi diri anda untuk menerima Kerahiman Tuhan dan Cinta kasih Tuhan. Justru kita telah menjadi seperti sang Kakak dalam cerita tadi yang tidak mau masuk ke pesta yang telah disiapkan untuk kita. Sekali lagi, sang Kakak sebenar nya bisa masuk ke dalam perjamuan itu tetapi dia tidak mau karena kesombongan nya sendiri.

[table “” not found /]

Mari kita bersama-sama menyadari bahwa kita semua adalah anak yang hilang yang butuh Kerahiman Tuhan setiap hari nya. Mari BANGKIT dan BERDIRI dan berjalan menuju BAPA untuk BERSUKACITA dan BERGEMBIRA bersama DIA.

References:

https://bunburycatholic.org.au/are-we-experiencing-gods-mercy/

Mercy, and How to Get It


http://www1.cbn.com/teaching/receiving-mercy
https://bible.org/seriespage/lesson-72-how-receive-god%E2%80%99s-abundant-mercy-luke-1511-32
http://www.catholicstand.com/lessons-mercy-prodigal-sons-older-brother/