Sesi 11 - Week of 3rd November 2019 

Gifts or Charisms


Persiapan Fasil:

  1. Baca dan persiapkan bahan baik-baik
  2. Siapkan kertas gambar A4 sejumlah member yang datang dan juga pensil/pen
  3. Puasa pada hari CG kalian untuk keberlangsungkan CG dihari itu dan kesiapan diri kalian.

Intro

Pada CG hari ini, kita mau belajar tentang apa itu karunia, karunia Hirarki dan karunia Karismatik (hierarchical and Charismatic gifts) Selain itu kita juga akan belajar untuk memahami hubungan antara karunia Hirarki dan karunia Karismatik, dan memahami bagaimana karunia-karunia Roh Kudus ini justru menjadi pemersatu dalam Gereja Katolik

Karunia (Charism/gift)

Pengertian karunia secara luas adalah pemberian (gift) secara bebas yang diberikan oleh Roh Kudus kepada jemaat Gereja (member of the body of Christ).

Di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru kita dapat menemukan contoh karunia :

  • Bernubuat, pengusiran setan, mukjizat (Matius) ;
  • Bahasa roh, perlindungan dari si jahat, pengusiran roh Jahat, penyembuhan (Markus) ;
  • Bernubuat, pelayanan, pengajaran, memberikan semangat kepada sesama, memberikan bantuan finansialkepada sesama, kepemimpinan, membantu orang sakit/miskin/membutuhkan (Roma) ;
  • Pernikahan, selibat, kebjiaksanaan, pengetahuan, iman, penyembuhan, mukjizat, bernubuat, Bahasa roh, interpretasi dalam roh (discernment in spirit), interpretasi Bahasa roh (1Kor)

Karunia bukanlah sebuah pemberian yang biasa (natural), melainkan pemberian yang luar biasa (supernatural). Seperti contohnya : melakukan sesuatu yang di luar nalar manusia, seperti bernubuat atau mukjizat penyembuhan. Tetapi juga, karunia dapat mendorong pemberian yang biasa menjadi luar biasa, seperti hospitality dan pengajaran. Kedua contoh ini dapat dimiliki setiap orang, tetapi belum tentu ke 2 contoh ini otomatis menjadi karunia.

Hanya jika roh kudus meningkatkan level dan mendorong ke 2 pemberian ini untuk membantu Gereja untuk bertumbuh dan berkembang, maka ke 2 pemberian ini dapat dikatakan sebagai pemberian yang luar biasa (supernatural).

Contoh: seorang usher dalam misa atau dalam event seperti AmoreDio Night, dengan bantuan roh kudus, dapat memancarkan kehangatan Tuhan. Ia dapat menjadi perpanjangan muka Tuhan sehingga mereka yang melihat usher tersebut dapat merasakan Yesus lewat sapaan-nya, lewat keramahan-nya. Lewat senyuman usher, para tamu dapat merasakan kegembiraan dan besarnya kasih Tuhan.

Dibawah ini kita akan membagi karunia menjadi 2 bagian : karunia hirarki dan karunia karismatik.

Karunia Hirarki

Yesus sendiri mewariskan karunia Hirarki untuk memastikan bahwa keselamatan itu selalu ada. Para murid Yesus dicurahkan Roh Kudus yang lalu diteruskan kepada yang membantu mereka dengan penumpangan tangan. Hirarki Gereja sendiri adalah hasil kerja Roh Kudus. Contoh karunia Hirarki adalah karunia mengajar, menguduskan, memerintah. Karunia ini di anugerahkan melalui ordinasi. Karunia Hirarki dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik 767-768

767 “When the work which the Father gave the Son to do on earth was accomplished, the Holy Spirit was sent on the day of Pentecost in order that he might continually sanctify the Church.”174 Then “the Church was openly displayed to the crowds and the spread of the Gospel among the nations, through preaching, was begun.”175 As the “convocation” of all men for salvation, the Church in her very nature is missionary, sent by Christ to all the nations to make disciples of them.176

768 So that she can fulfill her mission, the Holy Spirit “bestows upon [the Church] varied hierarchic and charismatic gifts, and in this way directs her.”177 “Henceforward the Church, endowed with the gifts of her founder and faithfully observing his precepts of charity, humility and self-denial, receives the mission of proclaiming and establishing among all peoples the Kingdom of Christ and of God, and she is on earth the seed and the beginning of that kingdom.”178

Karunia Karismatik

Berbeda dengan sanctifying gifts (karunia-karunia yang membuat kita menjadi seperti Kristus, yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan Allah Tritunggal Maha Kudus), karunia Karismatik dikaruniakan untuk pelayanan kepada sesama. Karunia ini tidak diberikan untuk membangun diri kita, tetapi untuk membangun sesama. Karunia ini diberikan kepada anggota tubuh Kristus supaya setiap anggota dapat melayani yang lain, lewat karunia yang dimilikinya.

Karunia Karismatik diberikan secara bebas oleh Roh Kudus agar berkat sakramen selalu berbuah dalam kehidupan Kristiani dalam bentuk yang berbeda-beda. Dalam perbedaan ini, karunia ini sangatlah cocok dan berguna untuk kebutuhan Gereja. Umat Tuhan bisa dengan sepenuhnya menjalankan misi evangelisasi, bernubuat, dan mengartikannya dalam cahaya Injil. Karunia Karismatik membolehkan umat beriman untuk bereaksi terhadap hadiah keselamatan dalam kebebasan dan cara yang sesuai dengan jamannya. Karunia Karismatik, bila dipergunakan akan menumbuhkan rasa percaya dan dekat dalam hubungan spiritual.

Karunia ini adalah sebuah pemberian yang murah hati, dan dalam perjanjian baru istilah ini hanya digunakan untuk sebuah pemberian yang datangnya dari Tuhan sendiri. Lain halnya dengan berkat dasar seperti berkat penyucian ataupun berkat iman, harapan, dan kasih yang diberikan untuk semua umat Kristiani, karunia ini bukanlah suatu pemberian yang diberikan untuk semua orang. Karunia ini adalah pemberian dari Tuhan yang diberikan jika Tuhan berkenan.

Karunia yang diberikan untuk kebaikan semua orang

Santo Paulus mengatakan Roh Kudus diberikan untuk setiap orang demi kebaikan untuk sesama.

Ada karunia yang memiliki kegunaan umum, seperti karunia untuk berkata-kata, kebijaksanaan, pengetahuan, bernubuat, dan untuk memberi semangat ataupun juga karunia untuk berbuat (kekuatan, ministry, memimpin). Karunia pun memiliki fungsi pribadi karena orang yang melayani dengan menggunakan karunia yang telah diberikan ini pun akan menumbuhkan jiwa mereka.

Jika kita tidak memiliki jiwa untuk saling berbagi, karunia yang paling hebat sekalipun tidak akan berguna. Bahkan orang yang memiliki karunia yang luar biasa pun bisa saja jauh dari Tuhan dan tidak selamat. Oleh sebab itu Santo Paulus menegaskan bahwa semua tujuan dari semua karunia adalah untuk dibagikan dan membantu orang lain.

Ada karunia yang sifatnya luar biasa seperti karunia penyembuhan, keajaiban dan bahasa roh. Ada pula karunia yang sifatnya biasa seperti karunia untuk mengajar, karunia untuk melayani, karunia untuk bermurah-hati, dan karunia untuk memimpin ministry.

Di dalam teks Injil tidak dikatakan adanya pertentangan di antara karunia yang beragam ini (seperti tertulis dalam 1 Kor 12:28: “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.”), sebaliknya, dikatakan bahwa ada hubungan yang harmonis dan saling melengkapi di antara mereka. Santo Paulus sendiri sadar bahwa ada kemungkinan bahwa penggunaan karunia ini dalam sebuah komunitas bisa menciptakan sebuah persaingan, ketidak-beraturan dan kebingungan. Umat Kristiani yang tidak mendapatkan karunia yang “luar biasa” mungkin merasa rendah diri dan mereka yang mendapatkan karunia yang “luar biasa” bisa saja tergoda untuk menjadi sombong dan arogan.

Para murid Yesus pun menegaskan peraturan untuk menggunakan karunia di dalam komunitas gereja, contohnya: untuk bahasa roh, dikatakan bahwa apabila tidak ada di antara orang-orang yang datang yang bisa mengartikan bahasa roh tersebut, Santo Paulus pun akan meminta orang itu untuk diam. Jika ada yang bisa menerjemahkan pun, Santo Paulus hanya mengijinkan 2 atau 3 orang untuk berbahasa roh. Peraturan yang sama pun digunakan untuk karunia nubuat agar tidak dilakukan tanpa kontrol.

Dalam dokumen gereja “Lumen Gentium”, hubungan antara kedua jenis karunia ini pun sangat jelas. Asalnya adalah sama dan tujuannya pun sama, yaitu untuk pertumbuhan Gereja dan evangelisasi. Roh Kudus juga telah memberikan Gereja sebuah kapasitas untuk menentukan keaslian dari sebuah karunia, menyambut karunia itu dengan suka cita, mempromosikan karunia ini dengan murah hati dan untuk menemani.

Karunia Karismatik menurut Gereja dewasa ini

Decree of the Apostolate of the Laity menegaskan bahwa karunia-karunia ini bukanlah sesuatu yang sifatnya opsional dalam kehidupan gereja. Dengan menerima karunia-karunia ini, umat beriman mempunyai hak dan kewajiban untuk menggunakannya dalam Gereja dan dunia untuk kebaikan umat manusia, serta membangun Gereja. Karunia Roh Kudus ini sangat penting untuk Gereja dan oleh karena itu peran pastor sangat penting dalam mengenali karunia- karunia tersebut.

Paus Fransiskus mengajak dan memanggil kelompok-kelompok karismatik yang ada untuk selalu terbuka, patuh pada pastur paroki dan tetap menjaga persatuan komunitas.

Dasar Teologi

Karunia Roh Kudus sangat erat kaitannya dengan misi Yesus, yang telah disempurnakan dalam Misteri Paskah. Yesus sendiri menghubungkan penyelesaian misi-Nya dengan pengutusan Roh Kudus kepada umat yang percaya. Roh Kudus, dalam tradisi, disebut sebagai jiwa Gereja yang adalah Tubuh Kristus sendiri. Semua jenis karunia Roh Kudus adalah sebuah hubungan dengan “Sabda yang telah menjadi daging”.

Peranan Roh Kudus dalam Karunia Hirarki dan Karismatik

Sakramen Ekaristi, pengampunan dosa, evangelisasi, pembaptisan, dan sakramen-sakramen lainnya pun tidak akan bisa terjadi tanpa Roh Kudus. Yohanes Paulus II menyatakan, karunia Roh Kudus yang asli menuju kepada pertemuan dengan Yesus dalam sakramen-sakramen. Oleh karena itu, karunia Hirarki dan Karismatik harus bersatu seperti hubungan Yesus dan Roh Kudus. Roh Kudus merangkul para pengikut dengan karunia keselamatan dan membuat mereka merespon panggilan ini dengan bebas dan bertanggung jawab dalam hidup mereka.

Karunia Hirarki dan Karismatik dalam Kehidupan Gereja Katolik

Karunia Hirarki dan karunia Karismatik pun bersatu dalam hubungan yang intim antara Yesus dan Roh Kudus. Perilaku bebas Roh Kudus menjamah orang beriman dengan karunia penyelamatan dan pada saat yang bersamaan menghidupkan mereka, sehingga mereka pun dengan sadar dan bebas, memilih untuk berkomitmen kepada Yesus.

Sakramen Baptis dan Krisma adalah sebuah pintu masuk dan dasar persatuan Gereja Katolik. Dan, Ekaristi adalah sumber dan puncak dari kehidupan Kristiani.

Sakramen-sakramen ini adalah dasar kehidupan Kristiani. Karunia Hirarki dan Karismatik pun bersandar kepada sakramen-sakramen ini. Kehidupan sebuah komunitas Gereja dihidupi dalam perhatian yang terus menerus kepada sabda Tuhan dan juga disegarkan dengan sakramen-sakramen. Hubungan antara karunia Karismatik dan sakramen menegaskan hubungan yang penting antara karunia Hirarki (yang stabil dan tetap) dengan karunia Karismatik yang selalu ada dalam hidup dan misi Gereja Katolik.

Sharing

  1. Pilihlah 1 member CG yang akan berulang tahun pada waktu dekat ini, atau merayakan occasion lain. Member ini duduk berhadapan dengan member lainnya. (ia hanya diam sebagai model)
  2. Member yang lain, diberikan kertas gambar dan pensil
  3. Ambilah waktu untuk tenang dan berdoa.
  4. Member lain yang diharapkan memandang member yang terpilih dan melukiskan apa yang ia lihat darimember terpilih. Gambar dapat berupa wajah dari member tersebut, atau apa pun juga yang ia bisa lihat dari member tersebut. Misalnya.. kebaikannya, karunianya dll.. Jadi gambar bisa saja berupa gambar bunga, gambar bola basket, gambar wajah, gambar matanya saja, gambar perhiasan, dll (total waktu tidak lebih dari 15 menit)
  5. Tiap member yang menggambar setelah itu harus menjelaskan dan sharing mengapa ia menggambar gambar tersebut (5 menit per orang)
  6. Hadiahkan gambar2 tersebut kepada 1 member yg terpilih itu.

Reference :

Letter “Iuvenescit Ecclesia” to the Bishops of the Catholic Church Regarding the Relationship Between Hierarchical and Charismatic Gifts in the Life and the Mission of the Church (5 May 2016)
Formed.org : Charism of the spirit