Sesi 16 - Week of 2 January 2022

Finding purpose in life


Intro

Happy New year!

Setiap dari diri kita pasti pernah berpikir : Mengapa aku ini hidup? Mengapa aku ini ada di dunia? Apa sih tujuanku hidup di dunia ini sebenarnya? Lalu, bagaimanakah aku harus mencari tahu, apa yang seharusnya aku lakukan di kemudian harinya?

Nah di CG kali ini, kita mau belajar bersama seputar arti keberadaan kita dan kita akan belajar dari St. Ignatius Loyola yang telah memberikan kita tips-tips bagaimana untuk discern ‘purpose in life’ kita.

Main Topic

Mengapa kita ada dan apa tujuan dari keberadaan kita?

Mungkin ini adalah sebuah pertanyaan yang paling banyak ditanyakan di dunia filosofi. Mari kita lihat jawabannya dari perspektif Gereja Katolik.

Alasan kenapa kita ada, bukan karena kita itu dibutuhkan, bukan karena kita itu diperlukan, tetapi kita ada karena Tuhan mau membagikan “His very nature”.

Tuhan adalah sumber kehidupan. Kita hidup karena Tuhan mensharingkan kehidupan itu kepada kita. Kehidupan kita yang diberikan inilah yang membuat setiap diri kita seorang individu yang unik, yang segambar dan serupa dengan Tuhan.

Tuhan tidak melakukan hal ini karena Ia membutuhkan kita atau karena Ia merasa tidak lengkap tanpa keberadaaan kita. Tuhan itu lengkap dan sempurna. Ia melakukan ini karena kasihnya yang begitu besar sehingga Ia mau berbagi “His own divine nature”.

Tuhan begitu mencintai kita sehingga Ia mau berinkarnasi menjadi seorang manusia seperti kita. Ia melakukan hal itu supaya Ia bisa menjadi satu dengan kita dan membuat setiap dari kita menjadi bait Allah, tempat dimana Ia tinggal di setiap diri kita.

Nah sekarang kita tahu mengapa kita itu ada. Tetapi apakah tujuan dari kehidupan kita ini? Apa yang harus kita lakukan? Jawabannya seperti yang tertulis 3 kali di Alkitab: Mat 22:36, Mrk 12:29, Luk 10:25, yaitu “to love and serve GOD ; to love and serve others”. Bagaimanakah melakukannya?

Setiap orang mempunyai cara, situasi dan kondisi masing-masing yang berbeda. Berikut ini mari kita belajar dari St. Ignatius Loyola, bagaimana langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk menemukan tujuan hidup kita dalam melayani Tuhan dan sesama.

1. Pilihlah waktu yang tepat untuk memikirkan tentang tujuan hidup ini

Jika kamu masih terlalu muda atau kurang berpengalaman, maka akan susah bagimu membuat keputusan yang tepat untuk masa depanmu. Seorang anak kecil akan dengan mudah mengatakan suatu hari nanti dia akan menjadi pemain basket profesional, tetapi seorang dewasa tahu bahwa tidak semudah itu untuk memutuskan mau menjadi pemain profesional. Kamu baru dapat mengambil keputusan penting ini setelah menganalisa kemampuanmu, apa kegiatan yang kamu sukai atau tidak sukai.

Bahkan lebih penting lagi untuk tidak mengambil keputusan penting di saat kamu sedang gelisah atau khawatir akan hal lain. Mungkin kamu tergoda untuk segera mengambil keputusan itu agar bisa melanjutkan hidupmu, akan tetapi sering kali itu keputusan yang salah karena dibuat pada saat kamu sedang terburu-buru dan belum benar-benar memikirkan tentang apa yang kamu ingin lakukan di masa depan.

2. Bayangkan dirimu di masa depan

Bayangkan dirimu 10 atau 20 tahun dari sekarang, apakah kamu bahagia dengan keputusanmu? Atau akankah kamu menyesalinya? Bayangkan jika kamu memutuskan menjadi seorang pelukis atau atlet profesional, apa yang akan kamu rasakan? Lalu bayangkan jika kamu memutuskan untuk menjadi imam, menurutmu apa yang akan kamu rasakan saat itu? Melakukan aktivitas ini memang tidak menjamin setiap orang dapat langsung mengambil keputusan yang tepat untuk masa depannya, tetapi ini adalah suatu langkah awal yang bagus.

3. Bertanyalah pada orang yang mengenalmu dengan baik

Mungkin cara ini mengejutkanmu! Mengapa bertanya pada orang lain untuk masa depanmu? Tetapi justru orang lain ini dapat memberikan masukan yang mungkin tidak pernah terlintas di pikiranmu sebelumnya karena mereka sangat mengenalmu dan tahu apa yang kamu bisa lakukan dan keinginan-keinginan yang mungkin tidak selalu terungkap. Berdoa kepada Tuhan juga termasuk dalam poin ini karena siapa lagi yang paling mengenal diri kita selain Tuhan. Ketika kamu bingung, berdoalah dan berbicaralah dengan orang yang kamu percayai agar mendapatkan pencerahan sebelum kamu memutuskan suatu hal untuk masa depanmu.

4. Bayangkan apa akibat dari keputusan ini bagi hidupmu

Begitu kamu menemukan tujuan hidupmu kamu pasti mengetahuinya karena semua hal lain kemudian menjadi jelas dan menempati posisi yang benar. Apakah pilihanmu dalam hal karir, gaya hidup, atau goal lain yang ingin kamu capai membawa kebaikan untuk kesehatanmu, keluargamu atau teman-temanmu? Atau malah membuat kamu lebih stres, lebih gampang jatuh sakit, atau menjauhkan kamu dari orang-orang yang kamu kasihi? Misalnya, kamu memutuskan untuk mengambil karir dengan gaji yang sangat tinggi tetapi kamu harus selalu lembur dan travelling sehingga tidak bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.

Karir seperti ini mungkin seperti mimpi yang jadi kenyataan, tetapi apakah ini tujuan hidupmu yang sebenarnya? Jika tujuan hidupmu adalah untuk hidup bahagia bersama keluarga, mungkin menerima karir ini adalah keputusan yang kurang tepat. Lihatlah hidupmu secara keseluruhan dan bayangkan apa yang akan terjadi di masa depan, sehingga ketika membuat keputusan kamu tidak hanya melihat dari satu sisi atau melihat untuk masa sekarang saja.

5. Berpura-pura menjadi orang lain yang memberikan nasihat untuk dirimu

Apa yang akan kamu katakan pada dirimu? Apakah kamu (sebagai orang lain) menyukai pilihanmu atau justru menyesalinya? Aktivitas ini melatih kita untuk berpikir secara objektif dan rasional, agar kita tidak terbawa emosi semata. Kamu juga bisa membayangkan ada orang lain yang mirip denganmu datang kepadamu dan meminta nasihat. Nasihat apa yang akan kamu berikan padanya? Apa yang akan kamu ingatkan kepada orang tersebut untuk dia pikirkan matang-matang sebelum mengambil keputusan penting?

6. Bayangkan kamu di akhir hidupmu

Apakah kamu akan bahagia melihat bagaimana kamu menjalani hidupmu sampai saat-saat terakhir ini? Jika tidak, apa yang ingin kamu rubah? Bisa jadi yang kamu sesali adalah tidak mencoba suatu kesempatan yang dulu pernah ditawarkan kepadamu atau merubah urutan prioritas dalam hidupmu. Biasanya ketika seseorang berpikir kematian sudah di depan mata, dia akan melihat hidupnya dengan perspektif yang baru. Lakukan aktivitas ini secara rutin sehingga kita dapat melihat dengan jelas tujuan hidup kita dan menemukan kebahagiaan sampai akhir hidup kita.

Break-out group activity

Fasil menjelaskan dulu apa yang akan dilakukan sebelum group dipisah ke break room masing-masing.

  1. Bagilah CG menjadi 2-3 orang dalam 1 break out group
  2. Lakukan 6 cara di atas di dalam grup masing-masing
  3. Bagilah 6 cara tersebut menjadi 3 sesi (cara 1 dan 2, cara 3 dan 4, cara 5 dan 6). Setiap sesi berdurasi sekitar 10 menit. (3 menit refleksi pribadi, 7 menit waktu sharing)
  4. Setelah melakukan refleksi di setiap sesi, sharingkan hal dibawah ini:
    1. Setelah sesi pertama: Bayangkan dirimu 10 atau 20 tahun dari sekarang, apakah kamu bahagia dengan keputusanmu? Sharingkan.
    2. Setelah sesi kedua: Pernahkah kamu bertanya tentang dirimu kepada orang lain? Apakah pendapat / masukan dari mereka? Sharingkan.
    3. Setelah sesi tiga: Jika kamu membayangkan diri sebagai orang lain, apa nasihat yang akan kamu berikan kepada dirimu sendiri? Sharingkan.

Sharing bersama dalam grup besar

  1. Sharingkan apa yang berkesan dari kegiatan yang barusan dilakukan diatas.

Reference