Sesi 52 – Week of 22 November 2020

Daily Miracles


Introduction

Untuk beberapa bahan sebelum minggu ini, kita membahas tentang suffering, bagaimana kita sebagai umat Katolik mengalami kehidupan yang challenging, untuk minggu ini kita akan membahas tentang miracles atau keajaiban yang ada di sekitar kita dan pada diri kita.

Reading

Dibawah ini adalah tulisan dari Monsignor (Msgr) Philip Heng tentang keajaiban sehari hari:

Tuhan mengerjakan “keajaiban” setiap hari dalam hidup kita, tetapi kita tidak dapat menganggap bahwa kita semua selaras dengan “keajaiban” ini.

Ini terjadi karena kita sudah terlalu sering sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, proyek, atasan atau bawahan yang perlu diperhatikan, dan sebagainya, dengan ke-hectickan kita sendiri sehingga berhubungan kita dengan Tuhan seolah-olah Dia sudah tidak penting lagi bagi kita.

Pernahkah kita mendengar tentang ibu-ibu yang tidak menyekolahkan anaknya di kelas katekisasi karena biaya untuk ujian PSLE?

Jika Tuhan sudah tidak terlalu penting bagi kita, maka dalam kehidupan kita, Dia hadir dalam diri kita hanya di latar belakang dari apa yang terjadi pada kita, dan kita pergi kepada-Nya hanya ketika kita membutuhkan, dan dihadapkan dengan rasa sakit, pencobaan dan krisis. dalam hidup kita.

Ini berarti bahwa meskipun Tuhan mengerjakan begitu banyak “keajaiban” dalam kehidupan sehari hari, kita akan menganggapnya sebagai kejadian biasa, dan menggunakan frasa seperti, “Kami sangat beruntung mendapatkan pekerjaan atau beruntung kami tidak terluka saat kecelakaan dan sejenisnya. ”

Kita tidak akan membahas tentang miracles seperti orang bisa berjalan setelah minum air Loudres, atau ada orang lumpuh kemudian bisa berjalan lagi setelah didoakan, atau bisa melihat lagi, kita lebih membahas tentang miracles yang ada di kehidupan kita sehari hari, tetapi mungkin karena kita tidak memperhatikan dan malah melihat sebagai hal biasa saja.

Jika kita jujur pada diri kita sendiri, dan mampu merefleksikan kehidupan kita lebih dalam, kita akan menyadari bahwa iman yang dangkal tidak hanya merampas kedamaian dan makna hidup kita yang sebenarnya, karena iman seperti itu akan menuntun kita untuk menyerah pada godaan. tentang kepuasan, kemewahan dan kemuliaan dunia sekuler, meskipun mereka melewati kepuasan.

Jika ini benar dalam hidup kita, maka kita dapat yakin bahwa pengalaman hidup kita sehari-hari terutama akan menjadi salah satu dari kekosongan, kecemasan dan kekhawatiran terus-menerus tanpa solusi yang terlihat. Jelas, ini karena sumber dan penyebab dari pengalaman negatif semacam itu berasal dari keasyikan kita dan ketergantungan yang berlebihan pada kehendak, cara, dan kapasitas kita sendiri yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, alih- alih mengandalkan pemeliharaan, cinta, dan perhatian Tuhan.

Pertanyaan mendasar yang kita perlu sadari hari ini adalah, “Apakah saya menjalani hidup saya dalam iman yang mendalam untuk dipersatukan dengan hadirat Tuhan atau apakah saya menjalani hidup saya seolah-olah saya mengendalikan segala sesuatu yang terjadi? dalam hidup saya?”

Jika kita menjalani kehidupan sehari-hari dalam kesatuan yang dalam dan pribadi dengan hadirat Tuhan, iman kita yang dalam dapat memberi kita kedamaian di mana kita sangat percaya bahwa hidup kita ada di tangan Tuhan yang peduli pada kita.

Seorang teman saya, mari kita panggil dia Stephanie, bukan nama sebenarnya, mengatakan kepada saya, “Father, ketika saya didorong ke ruang operasi, keluarga saya menangis karena mereka sangat mencintai saya. Namun, ada kedamaian yang lebih dalam di hati saya. Saya tahu bahwa saya berada di tangan Tuhan. Sungguh, saya sangat diberkati memiliki karunia kedamaian ilahi tidak begitu banyak apakah prosedur itu akan berjalan dengan baik atau tidak, tetapi saya dapat menyerahkan seluruh hidup saya kepada Tuhan. ”

Sebaliknya, ada orang percaya yang menegaskan, “Saya adalah pengontrol hidup saya.” Apa pun alasan pernyataan mereka, apakah mereka melihat diri mereka sendiri sebagai orang-orang sukses yang dibuat sendiri dalam karier mereka, atau orang-orang yang berkemauan keras dan berpikiran kuat yang telah melewati badai besar kehidupan dan masih mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi, hari pasti akan datang di mana kekuatan dan kemauan manusiawi kita, akan memberi jalan pada kenyataan bahwa kita tidak bisa lagi “mengontrol” hidup kita.

Jadi, marilah kita hidup dalam kesadaran dan rasa syukur yang lebih besar kepada Tuhan atas kepedulian dan cinta kasih-Nya, di mana Dia tidak pernah gagal untuk melakukan “keajaiban” bagi kita setiap hari. Semakin besar kesadaran kita dan semakin dalam rasa syukur kita kepada Tuhan, semakin cerdas kita jadinya dalam hubungan kita dengan Yesus. Ketika kita mampu hidup dengan cara yang cerdas seperti itu, hidup kita akan dijalani dalam kedamaian, sukacita dan kekuatan Yesus yang dalam. Hidup dalam kehadiran pribadi Yesus adalah menjalani kehidupan yang paling memuaskan yang tidak dapat diberikan oleh siapa pun dan siapa pun; hanya Tuhan, di dalam Yesus melalui Roh Kudus yang bisa memberi kita.

Kesimpulan

Bacaan di atas memang tidak membahas tentang keajaiban atau miracle seperti komuni berubah menjadi darah dan daging.

Di masa sekarang sering kali kita mencari hal hal yang hebat dan luar biasa seperti menjadi orang nomer satu di perusahaan, atau memiliki hal materi yang akan mengundang pujian dan amazement dari orang lain, dan kita memfokuskan energi dan usaha untuk mendapatkan itu; walaupun hal hal itu bukanlah sesuatu yang salah dan taboo, Tuhan juga memberikan kita pilihan bebas untuk bagaimana kita mengisi kehidupan kita di dunia ini, tetapi hal hal itu juga membawa kita menjadi kurang peka dengan banyak hal di sekitar kita yang jikalau kita berikan usaha yang lebih dan melihat lebih detail adalah juga “keajaiban” dari kasih sayang Tuhan ke kita semua.

Seperti sekarang ini dengan pandemic yang sepertinya hampir selesai, banyak orang dengan mendengar kata Covid sudah menjadi pesimis dan negative, dan juga berfokus ke vaksin, tapi jikalau kita lihat lebih seksama, jumlah orang yang sembuh dari virus ini sudah banyak sekali, apakah yang sembuh itu “keajaiban”, atau hanya keuntungan semata atau kehebatan teknology medical?

Salah satu hasil buah dari pandemic, kerja di rumah, banyak yang cukup pesimis dan complain tentang kerja di rumah, sebelum ini, banyak perusahaan yang menolak ide untuk orang bekerja di rumah, tetapi sekarang banyak perusahaan menerima orang kerja di rumah secara permanen karena produktivitas mereka malah meningkat dan dengan kerja di rumah ini, orang tua menjadi lebih dekat dengan keluarga, terutama dengan anak anak, tidak sedikit anak anak yang menjadi lebih bahagia (joyful), karena kesempatan mereka untuk spend time dengan orang tua lebih banyak karena orang tua memiliki waktu lebih dengan tidak perlu commune untuk pergi ke kantor.

Jadi jikalau kita memberikan waktu dan usaha yang lebih dari diri kita, kita akan bisa menemukan keajaiban-keajaiban buah hasil dari kasih sayang Tuhan.

Pertanyaan Sharing

  1. Apakah definisi “keajaiban” menurut kalian sebelum membaca materi hari ini? Dan sharingkan juga kenapa kalian mengertikan “keajaiban” seperti itu.
  2. Apakah kalian melihat keajaiban hari ini? (fasil sharing) Coba kalian review hari kalian selama beberapa menit dan sharingkan ke CG dari pengalaman yang kalian ingat dan diskusikan dengan CG kenapa yang di share adalah keajaiban.

Reference