Sesi 8 - Week of 11 October 2021

Cara Doa yang Pasti Dijawab


Intro

Sobat-sobat AmoreDio, pernahkah kalian berdoa meminta sesuatu terus merasa..nothing hmm Tuhan tidak kasih jawaban ya. Padahal mungkin kalian merasa kalian berdoa buat hal yang baik, minta pekerjaan baru, minta rezeki, minta pasangan atau minta kesembuhan. Habis itu rasanya gimana? Frustasi? Kesal sama Tuhan? “Tuhan dengerin gak sih? Apa gua mesti puasa dulu baru Tuhan dengar?”

Siapapun yang berdoa pasti pernah mengalami frustasi karena doa yang tidak dijawab. Dalam Matius 7:7-8 Yesus menyatakan, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan.”

Loh! Kalau begitu apakah ayat ini benar? Buktinya Tuhan tidak menjawab doa kita?

Mengapa tidak dijawab?

Menurut St. Thomas Aquinas, kita mungkin tidak mendapatkan apa yang kita minta karena kita meminta hal yang salah atau mungkin kita meminta hal yang benar tetapi melakukannya dengan cara yang salah. Dalam Summa Theologica, Aquinas menguraikan empat poin penting yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa permintaan doa kita dikabulkan. Catat guys!

It must be necessary for our salvation

Menurut St. Thomas Aquinas, kalau hal yang kita minta bukan sesuatu yang berguna untuk Beatitude kita, maka kita tidak pantas mendapatkannya. Beatitude itu artinya membawa berkat dan mendekatkan kita sama Tuhan. Jadi kalau dalam doa kita selalu minta sesuatu yang bersifat materi seperti uang atau pekerjaan, mungkin doa ini tidak dijawab.

Oleh karena itu, daripada meminta hal yang bersifat materi, lebih baik kita berdoa meminta kepada Tuhan untuk mengatur hidup kita agar menuju keselamatan. Contoh: Untuk bisa mengampuni mereka yang membuat hidup kita sulit, untuk diberi rahmat ketekunan, untuk menanggung kesulitan kita, apa pun itu.

Apakah ini artinya kita tidak boleh meminta bantuan dalam wujud materi? Ya boleh. Hanya saja kita tidak bisa memastikan permintaan tersebut akan dijawab. St. Thomas Aquinas mengutip St Agustinus mengenai hal ini: “He who faithfully prays God for the necessaries of this life, is both mercifully heard, and mercifully not heard. For the physician knows better than the sick man what is good for the disease.

Misalnya, kita berdoa untuk kebutuhan materi seperti uang. Meskipun kita benar-benar memerlukan uang ini untuk sesuatu yang penting seperti membayar tagihan rumah atau membeli kebutuhan sehari-hari, uang (atau kebutuhan materi lainnya) tidak akan membantu kita mencapai keselamatan abadi di dalam Tuhan. Dari tips yang diberikan oleh St. Thomas Aquinas, dalam situasi seperti ini, kita seharusnya meminta belas kasih, penguatan dan kesabaran dalam mencoba membayar tagihan rumah kita. Mungkin doa kita akan dijawab bukan dengan Tuhan memberikan uang, tetapi dengan hal lain.

Seperti yang Yesus katakan dalam Matius 7, Bapa surgawi kita tahu apa yang terbaik bagi kita. Contoh: Kita kadang dengan mudah berpikir kalau ada uang masalah kita beres, tidak perlu kerja keras lagi, dsb. Jadi itulah yang menjadi fokus doa kita. Padahal bisa saja Tuhan telah mengatur ini agar kita bisa membawa berkat bagi yang lain di dalam pekerjaan. Jadi di dalam doa, penekanannya jatuh pada mempercayai Tuhan, daripada mengharapkan hasil tertentu i.e. keperluan materi kita.

For yourself

Bahkan jika kita telah memenuhi kriteria pertama, doa kita tidak pasti terjawab jika kita berdoa untuk keselamatan kekal (salvation) bagi orang lain. Alasannya, menurut Aquinas, adalah bahwa kita sendiri tidak bisa membuat orang lain layak diselamatkan. It’s between that person and God.

Di dalam perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat 25:1-13), Tuhan Yesus menekankan betapa pentingnya kesiapan kita dalam menghadapi “Kedatangan Kedua” yang tidak pasti kapan akan terjadinya. Meskipun baik gadis-gadis bijaksana dan bodoh sama-sama ketiduran, gadis-gadis yang bijaksana membawa minyak cadangan sehingga mereka siap ketika mempelai datang. Mereka dengan jelas juga menolak membagikan minyak cadangan mereka ke gadis-gadis bodoh karena minyak tersebut tidak akan cukup.

Sama halnya dengan kehidupan doa kita. Kita tidak bisa memastikan orang lain akan selamat dengan upaya doa kita, tanpa orang tersebut berdoa bagi keselamatan mereka sendiri. Sekali lagi, ini bukan berarti kita tidak boleh berdoa untuk orang lain. Bahkan, di Summa Theologica, Aquinas sendiri mendorong kita untuk tetap berdoa bagi orang lain. Hanya saja doa seperti itu tidak selalu dijawab.

Do it piously

Dalam Summa Theologica, Aquinas mendefinisikan kesalehan (piety) sebagai menghormati dan menyembah Tuhan. Kehormatan yang kita berikan kepada orang tua kita adalah teladan dari wujud kesalehan ini. Memang masuk akal kalau kita perlu berdoa dengan cara yang penuh hormat dan menyembah. Tetapi St Aquinas berkata bahwa ada arti yang lebih dari itu. Dalam menetapkan empat kriteria ini, St Aquinas mendesak kita untuk juga melakukan perbuatan baik sebagai cara lain untuk memastikan doa kita dijawab.

Kesalehan umumnya dipahami sebagai penyembahan kepada Tuhan atau berbakti kepada orang tua. Namun, arti kesalehan lebih dalam daripada itu. Menurut St Thomas Aquinas, perbuatan baik adalah bagian dari wujud kesalehan kita kepada Tuhan. Tuhan sendiri hadir di dalam perbuatan baik ini dan bahkan Tuhan lebih senang akan perbuatan baik ini dibandingkan dengan wujud korban persembahan lainnya.

Do it perseveringly

Dikutip dari St. Basil dari Kaisarea, St. Thomas Aquinas menjelaskan bahwa alasan terakhir mengapa kita mungkin tidak menerima apa yang kita minta adalah karena kita berhenti meminta. Mungkin saja Tuhan telah memutuskan untuk memenuhi permintaan itu di lain waktu, tetapi seringkali kita merasa lelah meminta hal yang sama. “For some things are not refused, but are delayed till they can be given at a suitable time” (Tractate 102 on John 16:23-28).

Meskipun banyak dari kita merasa waktu menunggu membuat kita frustasi dan waktu berdoa jadi sia-sia, masa menunggu ini dapat membantu kita bertumbuh dalam iman dan kebajikan. Gunakan waktu ini untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan dengan masuk lebih dalam ke dalam doa. Ketika kita merasa frustasi, tanyakan kepada Tuhan apa yang mungkin Dia panggil kita untuk kita lakukan pada saat ini dan kemudian, dengarkan. Bukalah Alkitab, dan perhatikan apa yang Tuhan coba katakan kepada kita. Lanjutkan percakapan dengan-Nya terutama selama masa kecemasan dan kegelisahan yang tinggi, dan sebelum kita menyadarinya, Tuhan akan menjawab doa kita. Tuhan selalu menjawab doa kita di waktu yang tepat.

Conclusion

Aquinas merangkum keempat poin ini sebagai kriteria penting agar doa kita dijawab. “Hence it is that four conditions are laid down; namely, to ask—‘for ourselves—things necessary for salvation—piously—perseveringly’; when all these four concur, we always obtain what we ask for.” Namun, perlu diingat kembali bahwa dari kriteria terakhir (do it perseveringly), bahkan jika kita dijamin mendapat respons tertentu dari Tuhan, tidak ada yang tahu kapan itu akan terjadi.

Di satu sisi, ajaran St. Thomas Aquinas ini memberi kita kenyamanan hati karena kita tahu doa kita pasti akan dijawab. Di sisi lain, keempat kriteria ini juga bisa menjadi tantangan yang menakutkan untuk menyadari bahwa jika meminta hal yang benar kepada Pencipta Alam Semesta, the God Almighty, dengan cara yang benar, kita akan mendapatkannya.

Apakah kita sudah siap apabila doa kita dijawab?

Sharing

  1. Sharingkan bagaimana kalian berdoa saat ini. Apakah sudah sesuai dengan poin-poin di atas? Apakah ada dari poin-poin di atas yang belum diterapkan?
  2. Sharingkan pengalaman kalian dengan doa-doa kalian yang belum dijawab.
  3. Sharingkan pengalaman kalian ketika doa kalian dijawab.

Reference