Sesi 15 - Week of 08 Dec 2019

Allah Datang Untuk Menyelamatkan (Hari Minggu Adven III)


Pengantar

Minggu Adven ketiga dalam Tahun Liturgi disebut “Minggu Gaudete” yang berarti “sukacita”. Dalam CG hari ini, kita akan merenungkan bacaan dari kitab Yesaya 35:1-10, tentang Allah yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.

Pada tahun 721 SM Samaria, ibu kota Israel utara, jatuh ke tangan pasukan Asyur dan umatnya terpencar-pencar (1Raj 17). Banyak di antara mereka diangkut ke Asyur dan negara-negara lain. Kemudian pada tahun 587 SM Raja Nebukadnezar dari Babel merebut dan menghancurkan kota Yerusalem, dan dengan demikian kerajaan Yehuda juga berakhir (2 Raj 25). Sebagian rakyat dibunuh, sebagian dibawa ke Babel sebagai tawanan perang, dan hanya yang paling miskin ditinggalkan di Yehuda. Dalam pembuangan seperti itu, semua orang Israel kehilangan kekayaan mereka. Peristiwa itu merupakan malapetaka terbesar di seluruh sejarah bangsa Israel.

Karena terlalu lama tinggal di tanah pembuangan di Babel, bangsa Israel hampir kehilangan pengharapan untuk dapat kembali ke tanah air mereka. Kerajaan Babel begitu kuat sehingga seolah-olah tidak akan dapat dikalahkan oleh kerajaan mana pun. Bahkan, mereka berpikir bahwa Allah mereka pun tidak akan sanggup mengalahkan Babel untuk membawa mereka kembali ke Tanah Terjanji.

Di tengah situasi yang tanpa harapan ini seorang nabi menyampaikan nubuat yang penuh pengharapan. Tidak akan selamanya mereka tinggal sebagai orang asing di tanah pembuangan. Waktunya akan tiba dimana Allah akan mendatangi umatNya yang terbuang dan membawa mereka kembali ke tanah yang pernah diberikan-Nya kepada nenek moyang mereka. Peristiwa ini akan menjadi peristiwa besar, bahkan lebih besar dari pada peristiwa pembebasan dari perbudakan di Mesir.

Allah sendiri akan membangun jalan raya yang melintasi padang gurun. Ia akan mengubah padang gurun dengan segala kemuraman dan kesuramannya menjadi jalan raya yang penuh dengan keindahan dan kesegaran. Jalan raya itulah yang akan mereka lewati untuk kembali ke tanah air mereka dan membawa pada keselamatan. Kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, sedangkan duka dan keluh kesah akan menjauh.

Hari Minggu Adven III (A), 15 Desember 2019 – YESAYA 35:1-10

1 Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga;

2 seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita.

3 Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.

4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!”

5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.

6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;

7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.

8 Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.

9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ,

10 dan orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

Renungan

Tuhan akan mengubah padang gurun menjadi tempat yang penuh semarak karena akan menjadi tempat Tuhan menyatakan diri (ayat 1-2)

Padang gurun, padang kering, padang belantara merupakan tempat yang kering, tandus dan sunyi, ditakuti dan berbahaya karena binatang buas, perampok maupun makhluk halus. Tempat-tempat yang dimaksud barangkali menunjuk pada daerah di sekitar Laut Mati, yang memang panas, kering dan tandus, tetapi pengertiannya diperluas untuk menunjuk pada semua tanah yang telah dirusak oleh musuh (Yes 34) dan yang terkena hukuman Tuhan. Tempat yang sunyi dan yang membuat orang takut untuk memasukinya ini akan menjadi tempat yang penuh dengan sorak- sorai dan kegirangan. Tanah yang kering dan tandus ini akan menjadi tanah yang subur dan segala tumbuhan akan tumbuh di tanah ini.

Tuhan akan memberikan kepada padang gurun ini kemuliaan Libanon serta semarak Karmel dan Saron. Pegunungan Libanon terkenal dengan pohon-pohon arasnya yang tinggi, yang tumbuh di hutan yang lebat. Pegunungan Karmel memiliki dataran yang subur untuk pertanian. Di sebelah selatan pegunungan Karmel, di tepi pantai Laut Tengah terbentang lembah Saron yang terkenal dengan bunga mawarnya (Kid 2:1) dan sepanjang pantai merupakan taman bunga. “Mereka,” yaitu orang-orang Yehuda yang pada waktu itu berada dalam pembuangan dan menantikan pembebasan (ayat 10) akan menyaksikan kemuliaan Tuhan yang dinyatakan pada alam itu.

Nabi membangkitkan semangat kaum buangan karena Allah sendiri datang untuk menyelamatkan mereka (ayat 3-4)

Tuhan menyerukan kepada sang nabi agar ia menyampaikan berita penghiburan kepada umat-Nya dalam pembuangan. Mereka masih dalam kelemahan dan penderitaan. Mereka telah menjadi tawar hati, putus asa, cemas, tidak memiliki gairah dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan karena mereka telah menjadi “lemah lesu” dan lutut mereka telah goyah. Seolah-olah mereka tidak lagi mempunyai harapan di masa depan.

Tetapi mereka tidak perlu takut karena dalam situasi seperti itu Tuhan membawa pengharapan bagi mereka. Dia datang untuk menyelamatkan mereka. Ia akan membalas musuh mereka, yang telah membuat mereka menderita. Sementara bagi mereka Tuhan datang membawa ganjaran. Mereka hanya diminta untuk percaya kepada Tuhan yang akan membawa penyelamatan itu.

Tuhan akan membebaskan umat-Nya dari pembuangan dan membawanya kembali ke tanah air mereka (ayat 5-10)

Orang buta dan tuli yang disebut dalam perikop ini melambangkan keadaan rohani bangsa Israel di pembuangan. Lambang ini dikembangkan dengan menggambarkan kaum buangan itu sebagai orang yang lumpuh dan orang yang bisu. Cacat-cacat itu menggambarkan keadaan bangsa Israel di tanah pembuangan: mereka tidak berdaya secara total dan hanya menantikan belas kasih dari pihak lain.

Kini Tuhan datang untuk menyelamatkan mereka. Pembebasan yang mereka alami ini seperti seorang buta yang dibebaskan dari kebutaannya, seperti seorang tuli yang kini dapat mendengar, seperti orang lumpuh yang disembuhkan dari kelumpuhannya, dan seperti seorang bisu yang kini dapat bersorak-sorai.

Selanjutnya di ayat 6b-7, nabi Yesaya mengarahkan kembali pandangan para pendengarnya ke padang gurun. Tempat yang paling kering ini akan menjadi sumber air dan tanah yang subur. Serigala, singa, dan binatang buas lainnya, yang biasa hidup di padang gurun tidak ada lagi. Binatang-binatang buas yang mengancam nyawa orang yang melintasi padang gurun ini tidak lagi berkeliaran di tempat itu.

Dengan demikian, padang gurun itu menjadi tempat yang subur dan aman bagi manusia. Bahkan, akan ada jalan raya yang melintasi padang gurun. Jalan raya ini disebut Jalan Kudus karena menuju ke tempat kediaman Allah. Jalan ini tidak akan dinajiskan oleh orang-orang yang tidak tahir menurut peraturan Taurat dan orang-orang pandir yaitu orang- orang yang tidak mengenal Allah.

Jalan ini bukanlah jalan yang akan dilalui Tuhan yang akan datang kepada umat-Nya (ayat 4), melainkan jalan yang akan dilalui oleh umat yang dibebaskan Tuhan dari pembuangan di Babel dan akan mengantar mereka ke Sion. Sion sebenarnya merupakan nama sebuah bukit di bagian tenggara Yerusalem. Nama ini tidak lagi menjadi nama topografis, tetapi dihubungkan dengan bukit kenisah (Bait Allah) dan tempat tinggal Tuhan. Di tempat ini mereka akan bersuka cita dan bersorak-sorai karena mereka telah dibebaskan dan dibawa kembali ke tempat kediaman Tuhan. Dengan demikian kesedihan akibat pembuangan tidak ada lagi.

Amanat

Allah bukanlah Allah yang hanya bertahta di surga dalam kemuliaan untuk diri-Nya sendiri. Ia memang mulia dan memiliki kuasa yang tak terjangkau oleh manusia, tetapi kekuasaan dan kemuliaan itu bukan hanya untuk diri-Nya sendiri: Ia mempedulikan umat-Nya. Dengan kekuasaan-Nya itu Ia hadir di tengah umat-Nya dan memperhatikan nasib mereka.

Kepedulian Tuhan itu tampak jelas pada peristiwa kembalinya bangsa Israel dari pembuangan Babel. Dalam kemuliaan dan kekuasaan-Nya Allah hadir dan membawa pembebasan bagi umat-Nya. Mereka yang menderita dan tak berdaya, seperti orang buta, orang lumpuh dan orang tuli, akan dibebaskan dari penderitaan dan ketidakberdayaan mereka. Bagi mereka Tuhan sendiri mempersiapkan jalan pembebasan itu.

Jalan yang dipersiapkan Tuhan itu sungguh luar biasa. Mereka sendiri barangkali tidak menduga bahwa Tuhan akan mempersiapkan jalan itu bagi mereka dan barangkali mereka juga tidak pernah membayangkan karya pembebasan Tuhan yang semacam itu. Karya pembebasan ini jauh lebih hebat dari karya pembebasan yang pernah dibuat-Nya ketika Ia membebaskan umat Israel dari Mesir.

Seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya, kerajaan Babel akhirnya dikalahkan oleh Persia pada tahun 539 SM dan raja Persia, Koresy, memberi izin kepada bangsa Israel untuk kembali tanah Yehuda dan membangun kembali Bait Allah. Ia bahkan mengembalikan perlengkapan rumah Tuhan dan memberikan dana bagi pekerjaan pembangunannya. Orang- orang Yehuda diberi kebebasan beragama dan berbudaya, walaupun secara politik mereka masih takluk kepada Persia. Raja Persia ini menjadi alat dalam rencana Allah bagi umat-Nya.

Memang kekuasaan Allah sanggup mengerjakan segala hal yang tampak mustahil bagi manusia. Kasih-Nya yang menaungi manusia mengatasi segala kejahatan dan dosa yang telah mereka lakukan. Dosa dan kejahatan tidak dapat menghalangi, apalagi membatalkan kasih-Nya kepada manusia. Allah yang terlibat dalam sejarah hidup manusia dan memperhatikan nasib serta penderitaan manusia yang diwartakan oleh nabi Yesaya itu tampak nyata dalam diri Yesus, Allah yang menjadi manusia.

Sharing

1. Sharingkan situasi atau masalah besar yang pernah kamu alami, dimana kamu merasa putus asa dan tidak berdaya, lalu Tuhan datang menyelamatkanmu / membebaskanmu dari situasi / masalah tersebut.

2. Dalam bacaan di atas diceritakan bagaimana Tuhan dapat membuat hal yang mustahil dilakukan menurut manusia. Sharingkan bagaimana Tuhan membuat hal yang kamu pikir mustahil dapat terjadi dalam hidupmu.

3. Tuhan sangat mempedulikan umat-Nya karena Ia mengasihi kita. Menurutmu apa yang menjadi keprihatinan Tuhan pada zaman sekarang ini? (catatan: kita bisa mengetahui keprihatinan Tuhan jika kita mempunyai relasi dengan-Nya, seperti ibaratnya kita mengetahui apa yang dikhawatirkan oleh orang tua/kakak-adik/teman dekat/pasangan kita. Kehidupan doa kita mempunyai peranan penting dalam membantu kita mengetahui apa yang Tuhan pikirkan.)

Tugas

1. Sediakan waktu yang cukup untuk doa penutup (sekitar 15 menit)

2. Awali doa dengan ucapan syukur untuk berkat Tuhan (bisa bergiliran untuk mengucap syukur)

3. Mohon ampun untuk kesalahan/dosa yang telah dilakukan (bisa bergiliran untuk memohon ampun)

4. Doakan keprihatinan-keprihatinan yang sudah disebutkan di pertanyaan no. 3 di atas dan mohon rahmat Tuhan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

5. Doakan intensi pribadi teman-teman CG (jika ada) dan intensi Amore Dio

Referensi: