Sesi 64 - Week of 14 May 2023

Aku Percaya akan Roh Kudus


Intro

Sebagai penganut agama Katolik, kita tentu saja mengetahui dan bahkan hafal Syahadat Para Rasul. Tetapi, sudahkah kita memahaminya? Terutama bait di dalam Doa Syahadat pendek, “Aku percaya akan Roh Kudus” atau dalam Syahadat panjang (Syahadat Nicea – Konstantinopel) “Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.”

Untuk mempersiapkan diri kita untuk Pentakosta yang akan datang, marilah kita mendalami bait ini dalam CG kita hari ini.

Roh Kudus: Pribadi Ketiga dari Tritunggal Maha Kudus

Dengan mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan, kita mengimani bahwa Roh Kudus adalah Pribadi yang mempunyai hakikat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Dengan mengatakan bahwa Roh Kudus berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera, kita mempercayai bahwa Allah Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda dengan Allah Bapa dan Allah Putera dalam hubungan asal (relations of origin).

  1. Allah Bapa tidak berasal
  2. Allah Putera berasal dari Allah Bapa
  3. Allah Roh Kudus berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera

KGK 685 mengatakan:
Percaya akan Roh Kudus berarti mengakui bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi dalam Tritunggal Maha Kudus, sehakikat dengan Bapa dan Putera, dan bahwa Ia “bersama dengan Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan” (Syahadat Nicea-Konstantinopel).

Memang, kita lebih mudah membayangkan Pribadi kedua dari Trinitas, yaitu Allah Putera, karena Pribadi kedua ini mengambil rupa manusia, dan mempunyai kodrat manusia walaupun tetap mempertahankan kodrat ke-Allahan-Nya. Pada saat kita berbicara tentang Roh Kudus, kita dapat menggambarkan-Nya dengan simbol-simbol yang digunakan di dalam Kitab Suci, meskipun keberadaan-Nya tetap terselubung. Kita melihat bahwa Roh Kudus digambarkan sebagai burung merpati pada waktu Yesus dibaptis di sungai Yordan (lih. Mat 3:16). Kehadiran Roh Kudus juga digambarkan seperti angin, api dan nubuat (lih. Kis 2). Dan simbol-simbol ini dapat kita lihat dalam karya seni kekristenan, baik di bangunan gereja maupun benda-benda sakramental. Walaupun sulit dibayangkan, keberadaan Roh Kudus disebutkan dengan jelas di dalam Kitab Suci.

Pribadi ketiga dari Trinitas, yakni Roh Kudus, tidak hanya aktif dalam Perjanjian Baru setelah kenaikan Kristus ke Sorga, tetapi juga dituliskan dalam Perjanjian Lama secara tersamar. Raja Daud menangis menyesali dosanya, dan berkata, “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Mzm 51:11). Raja Salomo dengan rahmat kebijaksanaannya menuliskan, “Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kau utus?” (Keb 9:17)

Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus yang sama adalah Roh Kudus yang membuahi rahim Bunda Maria sehingga Putera Allah dapat mengambil kodrat manusia (lih. Luk 1:35). Roh Kudus ini juga yang membuat Zakharia yang tadinya bisu kemudian bernubuat dan menyanyikan kidung Zakharia (lih. Luk 1:67). Dan ketika Elizabet menerima kunjungan Bunda Maria, maka ia dipenuhi Roh Kudus, sehingga melonjaklah anak yang ada di rahimnya (lih. Luk 1:41). Simeon yang dipenuhi dengan Roh Kudus juga bernubuat tentang Yesus dan Bunda Maria (lih. Luk 2:25-35). Roh Kudus yang sama juga disebutkan dalam rumusan Pembaptisan, ketika Kristus memerintahkan kepada murid-muridNya, “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19).

Karakter Roh Kudus

Dalam bukunya, The Aquinas Catechism, St. Thomas memberikan pemaparan tentang lima karakter dari Roh Kudus, sebagai berikut:

1. Roh Kudus adalah Tuhan

Dalam Ibr 1:14 dikatakan bahwa para malaikat adalah roh yang melayani manusia, agar manusia dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian, Roh Kudus bukan malaikat meskipun Ia murni spiritual, karena Roh Kudus sebenarnya adalah Tuhan. Kitab Yohanes menyebutkan bahwa Allah adalah Roh (lih. Yoh 4:24). Rasul Paulus juga menyebutkan hal yang sama: “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2 Kor 3:17). Inilah yang diinginkan oleh Tuhan, agar kita dimerdekakan dari ketidaktahuan kita, dimerdekakan dari dosa, yang hanya mungkin terjadi jika Roh Kudus sendiri memberikan pengertian kepada kita. Kita juga dimerdekakan untuk dapat mengarahkan hati kita kepada hal-hal sorgawi.

2. Roh Kudus adalah pemberi kehidupan

Roh dimengerti sebagai nafas bagi tubuh yang menjadi tanda kehidupan. Maka, roh (jiwa) merupakan prinsip kehidupan. Dalam Perjanjian Lama, Roh Allah sendiri memberikan kehidupan pada semua makhluk di dunia. Dalam Kej 2:7 ditulis, “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Rasul Yohanes menegaskan bahwa untuk mendapatkan kehidupan kekal, manusia harus dilahirkan dari air dan Roh (lih. Yoh 3:5), karena Roh memberikan kehidupan (lih. 2Kor 3:6). Melalui Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita, kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita (lih. Rm 5:5), sehingga kita beroleh kehidupan.

3. Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putera

Roh Kudus mempunyai hakikat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Putera. Sang Putera adalah Sabda atau Kebijaksanaan Allah, dan Roh Kudus adalah kasih dari Allah Bapa dan Allah Putera. Itulah sebabnya, Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putera dan bukan hanya berasal dari Allah Bapa.

4. Roh Kudus beserta Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan

Karena Roh Kudus sehakikat dengan Allah Bapa dan Putera, maka sudah selayaknya Roh Kudus bersama kedua Pribadi tersebut sama-sama disembah dan dimuliakan. Yesus mengatakan agar kita menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran (lih. Yoh 4:23). Maka Yesus mengajarkan kepada kita bahwa ketiga Pribadi Allah ini terikat dalam satu kesatuan Tritunggal Maha Kudus; walaupun merupakan Pribadi yang berbeda satu dengan lainnya, ketika Dia mengatakan, “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:19).

5. Roh Kudus bersabda dengan perantaraan para nabi

Maksud dari perkataan ini adalah untuk memberikan penekanan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan. Bahwa Roh Kudus sendiri yang berbicara melalui perantaraan para nabi dipertegas oleh Rasul Petrus, “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2Pet 1:21). Nabi Yesaya menyadari bahwa Roh Allah sendiri yang mengutusnya (lih. Yes 48:16).

Roh Kudus membagikan rahmat Allah yang mengalir dari misteri Paskah

Rasul Yohanes menulis, “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yoh 1:16). Kasih karunia mengalir dari kepenuhan Allah yang telah menjelma menjadi manusia, menderita, wafat di kayu salib, bangkit dan kemudian naik ke Sorga. Penderitaan dan kematian Kristus di kayu salib menyebabkan rahmat Allah mengalir secara berlimpah kepada umat manusia. Berikut adalah peran dari Roh Kudus dalam membagikan rahmat yang berlimpah dalam bentuk Rahmat Pembantu (Actual Grace).

a. Roh Kudus membimbing kita dengan menerangi akal budi (mind) dan menguatkan keinginan (will)

Sebelum Pentakosta, para rasul dicekam ketakutan dan bahkan dikatakan bodoh dan lamban hati (lih. Lk 24:25). Namun setelah Pentakosta, Roh Kudus memberikan pengertian dan menguatkan mereka, sehingga ketakutan diubah menjadi keberanian. Mereka yang tadinya kebingungan akan rencana keselamatan Allah, setelah Pentakosta tiba-tiba disinari oleh cahaya Allah, yang memberikan pengertian akan rencana keselamatan-Nya secara menyeluruh.

Roh Kudus memberikan cahaya dalam kegelapan sehingga manusia dapat melihat dengan jelas akan kehidupannya dan kemudian membantu manusia agar dapat mengarahkan pandangannya ke Sorga. Roh Kudus memberikan kesadaran kepada kita agar kita mengerti mana yang paling penting dalam kehidupan kita untuk mencapai Sorga. Ada banyak cara untuk memberikan terang, yang dapat menggerakkan akal budi dan keinginan, seperti: membaca Kitab Suci atau kehidupan para kudus, mendengarkan khotbah, melihat kehidupan yang baik dari teman kita, nasehat dari pembimbing rohani atau bapa pengakuan, benda-benda seni kristiani, mengalami penderitaan dan sakit penyakit, dll.

b. Roh Kudus tidak memaksa kita, namun menghormati keinginan bebas kita

St. Agustinus menulis, “Di dalam diri manusia ada kehendak bebas dan rahmat Allah, di mana tanpa bantuan rahmat Allah, maka kehendak bebas tidak dapat berbalik kepada Tuhan maupun bertumbuh di dalam Tuhan.” Namun, kerja dari rahmat Allah juga tidak sampai melanggar keinginan bebas kita, karena Tuhan sungguh-sungguh menghormati keinginan bebas manusia. Dengan demikian, manusia mempunyai kebebasan untuk bekerjasama maupun menolak rahmat Allah. Kita melihat di dalam Kitab Suci tokoh-tokoh yang bekerjasama dengan Allah (seperti Bunda Maria, Saulus, dan para rasul) maupun yang menolak rahmat Allah (seperti Raja Herodes, anak muda yang kaya di kitab Matius, dll.).

Kalau kita bekerjasama dengan rahmat Allah, maka rahmat Allah akan menjadi semakin besar bekerja di dalam diri kita. Sama seperti perumpamaan tentang talenta, yang menerima 5 talenta akan mendapatkan lagi 5 talenta (lih. Mat 25:28). Dan Yesus menegaskan hal ini dengan mengatakan, “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil daripadanya.” (Mat 25:29)

Sebaliknya bagi yang terus menolak rahmat Allah, maka segalanya akan diambil daripadanya, dia akan semakin terpuruk. Dan kalau penolakan ini dilakukan sampai akhir hidupnya, maka kepadanya akan dikatakan, “Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” (Mat 25:30).

Namun, kita juga harus mengingat bahwa Allah kita adalah Allah yang penuh kasih dan sabar, yang tidak pernah jemu-jemunya menawarkan rahmat-Nya kepada kita dalam berbagai situasi dan kondisi dalam kehidupan kita. Kristus bersabda, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Lk 5:23; Mat 9:13; Mrk 2:17).

c. Roh Kudus bekerja pada seluruh manusia: orang kudus dan pendosa; Katolik dan non-Katolik

Karena tanpa Roh Kudus tidak ada yang dapat sampai pada Allah dan Tuhan menginginkan agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (lih. 1Tim 2:4), maka Roh Kudus juga bekerja di dalam diri pendosa dan orang kudus, baik Katolik maupun non-Katolik.

Di dalam Injil diceritakan bahwa Kristus adalah gembala yang baik (lih. Yoh 10:11), yang mencari domba yang hilang (lih. Luk 15:3) dan mempertaruhkan nyawa demi keselamatan domba-Nya (lih. Yoh 10:11). Dia juga adalah Terang yang sesungguhnya, yang menerangi hati setiap orang (lih. Yoh 1:9). Namun, perlu diingat bahwa Tuhan tidak memberikan rahmat-Nya secara sama rata kepada setiap individu, seperti yang digambarkan dalam perumpamaan tentang talenta – ada yang menerima 5, 2 dan 1 (lih. Mat 25:14-30) semua seturut kemampuan orang yang bersangkutan.

d. Doa, puasa, sedekah, sakramen membantu kita untuk menerima rahmat

Kasih karunia diberikan Tuhan secara cuma-cuma (lih. Rm 11:6). Dan Kristus memang menyelamatkan kita bukan karena perbuatan baik yang kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya. Namun demikian, seperti yang telah dijelaskan di atas, kita tetap harus bekerjasama dengan rahmat Allah, sehingga rahmat Allah dapat bekerja secara bebas dalam diri kita.

Doa, puasa, menerima sakramen menjadikan kita semakin siap dalam menerima rahmat Allah. Yang tidak boleh kita lupakan juga adalah dorongan untuk berdoa, berpuasa, dan menerima sakramen adalah merupakan dorongan rahmat Allah. Dalam kebijaksanaan-Nya, Allah akan memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya (lih. 1 Kor 12:11).

Kesimpulan

Roh Kudus selalu bersama kita tetapi sering kali kita terlalu sibuk dengan hal-hal duniawi atau hati kita terlalu keras sehingga kita tidak dapat merasakan kehadiran-Nya. Dengan kesadaran ini, mari kita mohon kepada Tuhan agar kita semakin dipekakan akan kehadiran Roh Kudus sehingga Dia dapat bekerja membantu kita dalam pergumulan hidup kita sehari-hari.

Sharing Questions

  1. Sharingkan pengalamanmu merasakan bantuan Roh Kudus dalam kegiatanmu sehari-hari.
  2. Tuhan memberikan karunia yang berbeda-beda tergantung kemampuan masing-masing orang. Sharingkan karunia yang Tuhan berikan kepadamu dan bagaimana kamu memakainya untuk memberkati orang-orang disekitarmu.
  3. Bagaimana cara kalian dalam mempererat hubunganmu dengan Roh Kudus? Sharingkan!

Referensi