Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 22 - Week of 4th Mar 2018

Understanding God’s Mercy


 

Intro

Panduan fasil: karena keterbatasan makna terjemahan Mercy dalam bahasa Indonesia, pada CG kita kali ini, kita tidak menggunakan terjemahan Mercy dalam bahasa Indonesia.

Pope Francis mengatakan bahwa “Name of God is mercy”. Pope Benedict dalam ensikliknya Deus Charitas Est bahwa kasih Tuhan yang besar kepada umat manusia adalah juga kasih yang mengampuni (forgiving love). Hal ini dapat kita lihat melalui misteri inkarnasi dan salib Kristus, lewat kedatangan-Nya ke dunia, dan salib-Nya, Dia mendamaikan keadilan dan kasih-Nya (reconcile justice and love).

Pertanyaan sharing:

  1. Sebelum mulai pembahasan, menurut pendapatmu apakah Mercy itu?

Bahan

Di dalam bahasa Indonesia maupun Inggris, mercy memiliki arti yang begitu terbatas. Umumnya diartikan sebagai tindakan memaafkan dan mengampuni secara rela. Mercy adalah kasih yang murah hati yang terpancar yang sangat melimpah, yang kita terima di saat yang paling tidak pantas dan diharapkan.

Mercy dalam bahasa latin misericordia berasal dari dua kata miserere (“pity” or “misery”) dan cor (“heart”). Berdasarkan maknanya dalam bahasa latin, misericordia, mercy berarti “having a pain in your heart for the pains of others, and taking pains to do something about their pain.” Mercy lebih dari sekedar rela memaafkan  dan mengampuni pelanggaran. Saat kita memohon God’s mercy (kerahiman Tuhan), pada dasarnya kita meminta Tuhan untuk membebaskan kita dari hati yang dalam kesengsaraan (misery). Hati kita dapat berada dalam kesengsaraan bukan hanya karena dosa, tetapi juga dari karena relationship yang rusak, pengkhianatan, diabaikan, penyakit fisik, dan lain sebagainya.

Panduan fasil: Jadi istilah Mercy digunakan untuk mengungkapkan kasih yang secara khusus diberikan kepada orang berada dalam kesengsaraan untuk melepaskan mereka dari kesengsaraan. Ini berbeda dengan ungkapan kasih secara umum seperti kasih kepada orang tua, saudara, pasangan hidup, atau teman.

St. Pope John Paul II dalam ensikliknya Dives in Misericordia, mengajarkan dua hal penting berkaitan dengan mercy. Pertama, “Mercy is love’s second name”. Kasih adalah pemberian diri kepada orang lain, yang mengharapkan dan mencari kebaikan untuk orang lain. Lewat kasih yang mengalir inilah kita diajak untuk menjangkau dan membantu orang-orang yang menderita mengurangi kesengsaraan fisik dan spiritual mereka. Saat kita berada dalam kesengsaraan fisik atau spiritual, kita juga dapat menerima mercy yang diberikan oleh orang-orang di sekitar kita.

Dan kedua, “Mercy is the greatest attribute of God”. Keseluruhan iman umat beriman, di dalam alkitab dan tradisi gereja menunjukkan bukti bahwa Mercy adalah sifat Tuhan yang terbesar. Di dalam salah satu ayat penting perjanjian lama yang banyak dikutip, keluaran 34:6-7, kita dapat melihat delapan sifat Tuhan.

Exodus 34:6-7
“The Lord passed before him, and proclaimed, ‘The Lord, the Lord, a God merciful and gracious, slow to anger, and abounding in steadfast love and faithfulness, keeping merciful love for thousands, forgiving iniquity and transgression and sin, but who will by no means clear the guilty, visiting the iniquity of the fathers upon the children and the children’s children, to the third and the fourth generation.” 

Keluaran 34:6-7
Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

Delapan sifat utama Tuhan di dalam Keluaran 34:6-7:

  1. merciful
  2. gracious
  3. slow to anger
  4. abounding in steadfast love
  5. faithfulness
  6. storing up steadfast love for 1,000 generations
  7. forgiving iniquity and transgression and sin
  8. does not clear the guilty (bagi orang yang tidak meminta pengampunan)

Dalam kisah keselamatan manusia, mulai dari penjanjian lama, hingga perjanjian baru, Tuhan senantiasa menunjukkan dan menyatakan mercy-Nya. Berkali-kali bangsa Israel berdosa, namun Tuhan tetap mengasihi dan mengampuni bangsa Israel.

Di dalam perjanjian baru, Yesus memberikan banyak perumpamaan tentang mercy. Tiga perumpamaan yang kita kenal dengan baik dari injil Lukas 15:1-32: perumpamaan domba yang hilang, koin yang hilang, dan ayah dengan dua anaknya (prodigal son). Dalam perumpamaan ini, Tuhan selalu tampil penuh sukacita, terutama saat Dia mengampuni. Di dalamnya kita menemukan inti Injil dan iman kita, karena ini adalah kekuatan yang mengatasi segalanya, memenuhi hati dengan cinta dan membawa penghiburan melalui pengampunan.

Di dalam perumpamaan yang lain, kita menemukan ajaran penting kehidupan Kristiani. Menjawab pertanyaan Petrus tentang berapa kali kita harus mengampuni, Yesus berkata, “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Kemudian dia melanjutkan jawabannya dengan perumpaman tentang hamba yang tidak mau mengampuni. Mari kita baca bacaan dari Matius 18:21-35

[table “” not found /]

 

Dalam perumpamaan ini, Yesus mengajarkan bahwa pengampunan Tuhan, sekalipun diberikan dengan cuma-cuma kepada semua orang berdosa yang bertobat, namun tetap ada syaratnya juga, yaitu sampai sejauh mana si calon penerima bersedia mengampuni sesamanya. Kita dipanggil untuk menunjukkan mercy karena kita telah lebih dahulu menerima mercy dari Tuhan. Mengampuni kesalahan menjadi ekspresi yang paling jelas dari merciful love, dan sebagai orang kristiani kita juga dipanggil untuk melakukan hal ini tanpa kecuali.

 

Marilah kita ingat kembali sabda Yesus di dalam 8 sabda bahagia (beatitudes):

Blessed are the merciful, for they will receive mercy
Berbagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan
Matius 5:7

Kebenaran pertama Gereja adalah kasih Kristus. Gereja menjadikan dirinya pelayan cinta ini dan mengalirkannya kepada semua orang: cinta yang mengampuni dan mengekspresikan dirinya dalam pemberian diri. Konsekuensinya, dimanapun Gereja dipresentasikan, rahmat Bapa menjadi nyata. Di paroki, komunitas, dimanapun ada orang Kristen, setiap orang harus menemukan oasis of mercy.

 

Pertanyaan sharing:

  1. Pengetahuan baru apakah yang kalian pelajari hari ini?
  2. Sharingkan pengalamanmu menerima mercy dari Tuhan misalnya saat setelah menerima Sakramen Tobat.
  3. Sharingkan pengalamanmu mengampuni orang lain atau memberikan mercy kepada orang lain.

 

Referensi

  1. What Does Mercy Mean?
    https://dynamiccatholic.com/beautiful-mercy-program/reflections/what-does-mercy-mean
  1. org. Forgiven: The transforming Power of Confession.
    https://formed.org
  1. Pope Francis. MisericordiaeVultus. 2015.
    https://w2.vatican.va/content/francesco/en/apost_letters/documents/papa-francesco_bolla_20150411_misericordiae-vultus.html
  1. What Does ‘Divine Mercy’ Actually Mean?
    http://www.thedivinemercy.org/news/What-Does-Divine-Mercy-Actually-Mean-2985