Sesi 1 - Week of 2 Aug 2021

The Importance of Christian Community


Intro

“Saya tidak perlu Gereja, saya bisa berdoa sendiri di rumah, saya bisa membaca Kitab Suci sendiri untuk mengenal Tuhan.” Siapa di antara kita yang pernah mendengar pernyataan seperti ini, atau bahkan pernah berpikir demikian?

Kita semua, umat Katolik, adalah bagian dari tubuh mistis Kristus. Itulah sebabnya mengapa kita beribadah bersama dan merayakan Misa. Apakah tidak cukup jika kita berdoa sendiri di rumah? Jawabannya dapat kita temukan di dalam Kitab Suci. Ada banyak contoh dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan perlunya persekutuan di antara orang Kristiani. Ingatlah bahwa selalu ada waktu dan tempat untuk doa pribadi. Namun, kehidupan bersama umat Kristiani juga merupakan hal penting yang harus diberikan tempat yang semestinya.

Apakah arti komunitas secara harfiah? Komunitas adalah sekelompok orang yang bekerja bersama untuk suatu tujuan yang sama, seringkali mereka memiliki keyakinan dan visi yang sama.

Komunitas Kristiani di dalam Kitab Suci

Dari semula, Tuhan adalah sebuah komunitas, yaitu komunitas Allah Tritunggal Maha Kudus (3 pribadi tetapi 1 Tuhan). Hal ini menunjukan juga betapa pentingnya kita untuk berkomunitas, karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya.

Di dalam Matius 18:20, Yesus berkata, “Karena di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situlah Aku ada di tengah-tengah mereka.” Jadi hal terbaik dari berkumpul bersama sebagai orang Kristiani adalah kita dapat yakin bahwa Yesus ada di antara kita. Ini, tentu saja, masih bisa dialami dalam beberapa kegiatan di luar Misa atau adorasi Sakramen Maha Kudus, contohnya, pertemuan untuk pendalaman Kitab Suci, pertemuan doa Rosario, atau sesi sharing iman dalam kelompok kecil. Semua kegiatan ini juga merupakan pertemuan kita dengan Tuhan di dalam komunitas.

Di dalam surat kepada umat Ibrani (Ibrani 10: 24-25), kita diingatkan tentang pentingnya komunitas: “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Di dalam komunitas, kita saling menyemangati, mengasihi, dan mendukung pekerjaan yang baik.

Kemudian di dalam Kisah Para Rasul (Kis 2:42), kita melihat cara hidup jemaat pertama: “Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Persekutuan seperti ini sangat dibutuhkan dewasa ini, terutama ketika banyak umat Katolik yang memasuki kehidupan sekuler menemukan diri mereka sendiri tanpa dukungan dari siapa pun untuk mengembangkan iman mereka.

Komunitas menumbuhkan kasih yang lebih

Semakin kita mengenal saudara-saudari kita di dalam Kristus, semakin nyaman kita bersama mereka. Semakin kita merasa nyaman di sekitar saudara-saudari kita, semakin dalam hubungan pribadi kita dengan mereka, menuntun kita untuk saling mengenal luar dalam. Mereka dapat memberi tahu kita saat kita menyimpang dari jalan yang benar. Mereka juga mengetahui perjuangan kita dan mereka kemudian dapat mendorong kita ketika kita berusaha untuk menjadi lebih seperti Kristus.

Seperti kisah orang lumpuh dalam Injil. (bdk. Markus 2:1-12) Kita dapat dengan mudah mengidentifikasi diri kita pada posisi orang yang lumpuh karena kita semua pernah sakit secara rohani, terbelenggu oleh dosa yang begitu berat sehingga kita merasa tidak dapat melakukan apa pun dengan benar. Tetapi jika kita memiliki lingkaran teman-teman dalam komunitas Kristiani yang dapat berkumpul di sekitar kita dengan doa, kita juga dapat disembuhkan karena perantaraan doa mereka, sama seperti orang lumpuh itu disembuhkan karena perantaraan teman-temannya. Sama seperti mereka menurunkan si lumpuh ke dalam rumah di mana Yesus berada, demikian juga teman-teman kita dapat mengangkat kita dalam doa karena kita semua adalah satu tubuh di dalam Kristus.

Seperti yang dikatakan Santo Paulus dalam Surat Pertama kepada jemaat Korintus (1 Korintus 12: 26-27), “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.”

Tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. Tanpa teman, kita menjadi kesepian dan terisolasi. Ada alasan mengapa Tuhan memberi Adam pasangan. Tidaklah baik apabila kita menjalani kehidupan tanpa sistem pendukung (support system), dan sistem pendukung apa yang lebih baik daripada Tubuh Kristus? Tanpa dukungan yang kita temukan di dalam komunitas, kita tidak memiliki seorang pun di sekitar kita yang dapat membangun kita dan “membangkitkan” kita untuk mencintai dan melakukan pekerjaan baik yang diminta Tuhan untuk kita lakukan.

Jadi pada saat seseorang mencoba memberitahumu bahwa kamu hanya perlu Kitab Suci untuk memiliki hubungan dengan Yesus Kristus, pastikan kamu memberitahu mereka bahwa Tubuh Kristus lebih dari hanya diri kita pribadi. Kita dibuat untuk saling melengkapi, dan kita dibuat untuk melayani Tuhan dengan membawa sebanyak mungkin teman dan orang-orang di sekitar kita kepada-Nya.

Komunitas mementingkan doa bersama

Doa sangat penting untuk pertumbuhan rohani kita. Tuhan tidak bermaksud agar kita memikul salib kita sendirian. Di dalam Matius 11: 28-30 Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

Komunitas memperkuat dan mempersatukan kita dalam doa dan iman kita. Doa bersama dalam komunitas adalah cara bagi kita untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan melalui bantuan orang lain. Contohnya di dalam komunitas, kita mendoakan intensi-intensi teman-teman kita.

Persekutuan para kudus dan malaikat juga merupakan bagian dari komunitas kita. Para santo/santa dan malaikat dapat berdoa bersama kita dan untuk kita.

Katekismus Gereja Katolik (KGK 2683) menyatakan, “syafaat santo/santa adalah pelayanan mereka yang paling agung dalam rencana Allah. Kita dapat dan harus meminta mereka untuk menjadi perantara bagi kita dan bagi seluruh dunia.” Kita tidak pernah sendirian dalam doa kita. Kita dapat memohon perantaraan santo/santa dimana kita merasa dekat dengan mereka (mungkin dari kesamaan latar belakang, pekerjaan, atau visi).

Doa bersama di dalam keluarga adalah langkah pertama dari pendidikan doa kita. Pengalaman doa kita mungkin berawal dari doa sebelum makan, doa Rosario, berdoa untuk nilai ujian yang baik. Pengantar iman dan doa kita dimulai di komunitas keluarga. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk menjadikan doa keluarga sebagai prioritas.

Misa adalah doa komunitas yang paling utama. Inilah salah satu alasan mengapa menghadiri Misa sangat penting bagi iman kita. Doa liturgi adalah doa publik yang mengikuti ritual yang sudah ditentukan dan dimaksudkan untuk menyatukan individu dengan Allah melalui Kristus. Kita diperbarui setiap minggu dalam doa komunitas dengan menghadiri dan berpartisipasi dalam Misa Kudus.

Kesimpulan

Setiap dari diri kita (sebagai individu) adalah bagian dari tubuh Kristus yang penting. Setiap orang memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam tubuh tersebut. Seperti halnya tangan atau kaki, tidak bisa hidup terpisah dari bagian lainnya, begitu juga kita tidak bisa hidup terpisah dari bagian lainnya, terlebih lagi dari bagian kepala, yaitu Kristus sendiri.

Pertanyaan Sharing

  1. Masa pandemi ini membuat banyak orang merasa terisolasi dan sendirian. Menurut pengalamanmu, bagaimanakah komunitas membantu kamu menghadapi situasi pandemi yang tidak enak seperti saat ini?
  2. Dalam bahan diatas ada ditulis bahwa komunitas menumbuhkan kasih yang lebih. Sharingkan perbuatan kasih yang pernah kamu berikan/terima dari anggota komunitasmu.
  3. Sharingkan pengalamanmu berdoa bersama secara virtual di dalam keluarga atau di dalam komunitas.
  4. Sharingkan pengalaman yang menarik ketika pertama kali kita menemukan komunitas CG AmoreDio atau komunitas lainnya.

Referensi

KGK 2683

Saksi-saksi yang sudah mendahului kita masuk Kerajaan Allah, terutama para “kudus” yang sudah diakui Gereja, turut serta dalam tradisi doa yang hidup dengan perantaraan contoh hidupnya, dengan menyumbangkan tulisan-tulisannya dan dengan doanya sekarang ini. Mereka memandang Allah, memuja Dia dan tanpa henti-hentinya memperhatikan mereka yang ditinggalkannya di dunia ini. Pada waktu masuk “ke dalam kegembiraan Tuhannya” kepada mereka “diberikan… tanggung jawab dalam perkara yang besar”. Doa syafaatnya adalah pelayanan yang tertinggi bagi rencana Allah. Kita dapat dan harus memohon mereka, supaya membela kita dan seluruh dunia.