Spiritual IgnasianChallenge Young Adults – Part 1


Intro

Pada bahan CG kali ini kita mau merefleksikan tentang bagaimana Spiritual Ignasian dapat mengembangkan iman kita terutama kepada kaum muda. Dan juga sebagai pengantar kita menuju retret yang didasari atas Spiritual Ignasian.

Sekaum muda memiliki dua tugas utama untuk dijalani. Salah satunya adalah kebutuhan untuk berbagi kehidupan dengan orang lain dan membangun hubungan yang berarti. Yang kedua adalah kebutuhan untuk menjadi produktif dalam beberapa hal yang signifikan biasanya melalui pekerjaan atau dengan menjadi orang tua. Di ranah iman, masa kaum muda juga merupakan tahap yang krusial. Ini adalah tahap dalam kehidupan ketika kebanyakan orang mulai mempertanyakan iman mereka dengan serius, atau berusaha untuk memperdalam dan mengintegrasikannya dengan sisa hidup mereka. Sesungguhnya terobosan paling dramatis St. Ignatius dalam kehidupan spiritualnya adalah pada masa kedewasaannya. Itu hanyalah awal dari perjalanan yang lebih panjang untuk memperdalam hubungan pribadinya dengan Tuhan, tapi juga merupakan saat kritis yang meletakkan fondasi bagi pengetahuan selanjutnya. Pada bagian ini, Pertama-tama kita akan melihat beberapa prinsip utama dalam Spiritualitas Ignasian: temukan Tuhan dalam segala hal (Finding God in All Things), pertemuan secara pribadi dengan Yesus Kristus (Meeting the Person of Jesus Christ), perenungan (Discernment), dan iman yang melakukan keadilan (A Faith that does justice). Kemudian pada part 2, di sesi CG minggu berikutnya, kita akan mengeksplorasi beberapa elemen dalam doa dan spiritualitas Ignasian: metode doa (Unique methods of prayer), keheningan (Silence), pendampingan spiritual (Spiritual accompaniment), dan dinamika pribadi-komunitarian yang unik (The personal-communitarian dynamic).

Prinsip-prinsip utama dalam Spritual Ignasian:

Finding God in all things

Kaum muda di zaman sekarang tumbuh dalam budaya yang hanya percaya kepada hal yang telah dibuktikan secara ilmiah atau secara filosofis. Budaya seperti itu sering menuntun kaum muda untuk mencoba menjalani iman, dan memang seluruh hidup mereka, hanya pada tingkat pertanyaan-pertanyaan yang rasional. Mereka mendapati diri mereka terikat dalam pertanyaan filosofis tentang Tuhan dan agama, yang menghalangi mereka untuk pindah ke tingkat kehidupan spiritual yang lebih mendalam, ke tingkat yang lebih menyentuh perasaan, dan penting bagi kehidupan spiritual mereka. Seringkali, hal ini juga paralel dalam kehidupan mereka dengan skeptisisme tertentu tentang dimensi ‘spiritual’ lainnya dalam kehidupan mereka, seperti kepercayaan dan cinta.

Tanpa meremehkan keabsahan untuk menemukan argumen rasional untuk pertanyaan seperti ‘Apakah Tuhan itu ada?’, Spiritualitas Ignasian mengajak penjelajahan yang lebih dalam tentang hubungan dengan Tuhan dan dengan seluruh aspek kehidupan kita. Penekanan Spiritualitas Ignasian pada kesadaran akan hadirat Allah dalam kejadian sehari-hari – ‘Godincidents’- membuka sebuah jendela tentang bagaimana Tuhan ‘campur tangan’ dalam perjalanan kehidupan seseorang. Ini juga mengundang seseorang untuk berhubungan dengan dunia dengan cara yang berbeda: bukan hanya menuntut bukti ilmiah, namun mengarah kepada ‘pengetahuan’ tertentu yang intuitif, mistis dan menonjol dari kenyataan spiritual.

Menuliskan perjalanan iman mereka adalah salah satu latihan yang paling memperkaya yang membantu kaum muda membuka mata mereka untuk melihat campur tangan Tuhan dalam kehidupan mereka. Betapa terkejutnya mereka melihat kehidupan mereka disertai dengan kehadiran Tuhan! Selain itu, refleksi diri juga merupakan bentuk doa yang sederhana namun mendalam yang membantu mereka terus menyadari kehadiran Allah terus-menerus dalam kehidupan mereka.

Meeting the Person of Jesus Christ

Remaja dan kaum muda cenderung memberontak melawan apapun yang dilarang oleh pihak berwenang. Mereka memberontak terhadap institusi Gereja, terus-menerus mempertanyakan ajarannya dan beberapa praktik yang tampaknya buatan atau munafik. Bagi kaum muda, semangat pemberontakan ini memungkinkan keterbukaan dan pencarian kebenaran yang lebih mendalam. Spiritualitas Ignasian mengajak kaum muda untuk menuju ke dalam inti dari iman kristiani. Ini mengajak mereka untuk bertemu secara pribadi dengan Yesus Kristus, untuk menemukan di dalam Dia karakter seorang pemimpi, seorang idealis, seseorang yang juga ingin mengetahui semuanya sampai ke akarnya. Yang terpenting, adalah dengan merenungkan kehidupan Kristus maka pengetahuan yang benar tentang Allah dapat diperoleh.

Dimensi pribadi dan relasional tentang agama ini sangat penting bagi kaum muda. Dalam hidup mereka, mereka akan berhubungan dengan orang lain, mereka ingin dimengerti, ingin diakui. Jadi, dengan merenungkan sosok Kristus, kaum muda bisa menghubungkan Kristus dengan cara mereka berhubungan dengan teman sebayanya. Dalam doa pribadi mereka dengan Tuhan, kita berbagi dengan Dia semua kesulitan dan semua hal yang menggembirakan yang mereka alami. Mereka mengetahui siapa dirinya sendiri dan kualitas apa yang kita bagikan ke orang-orang di sekitarnya. Dalam merenungkan kisah-kisah penyembuhan dalam kitab suci, mereka tersentuh dengan anugrah keselamatan Allah.

Kaum muda perlu didampingi tidak hanya untuk menemukan pribadi sejati Yesus Kristus, tetapi juga untuk mencintaiNya meskipun ajaranNya dapat memberikan rintangan besar yang harus dihadapi. Begitu mereka mengerti dan mencintaiNya, mereka akan kemudian mengikutiNya meski ada rintangan dunia yang harus dihadapi. Merenungkan Kristus pada tahap transisi dari kehidupan seorang siswa menuju ke kehidupan pekerja, sebagai pekerja profesional, kaum muda dapat dibantu dalam menghadapi tantangan sehari-hari dengan cara menjadikan Kristus sebagai titik referensi dan teladan. Semangat dan cita-cita mulia mereka, terkadang terhimpit oleh kekhawatiran dunia. Mereka juga menghadapi tantangan yang terus-menerus untuk setia menjalani nilai-nilai Kristen dengan jelas di tempat kerja dan di tempat di mana iman kurang dihargai. Dalam situasi seperti itu, harapan mereka perlu dihidupkan kembali oleh meditasi secara terus-menerus dan mengacu pada sosok Yesus Kristus. Antusiasme dan keinginan mereka sekarang perlu disalurkan untuk menanggapi Panggilan Kristus.

Discernment

Masa kaum muda adalah saat dimana keputusan penting seperti karir atau keputusan-keputusan hidup dibuat. Di dunia yang menawarkan begitu banyak pilihan, ini bukan tugas yang mudah. Beberapa kaum muda cenderung memilih secara tidak kritis, yang lain tidak tahu bagaimana memilih dan mengikuti arus bersama dengan apa pun yang ditawarkan kehidupan. Orang kaum muda tidak hanya menghadapi berbagai pilihan tapi juga berbagai pendapat mengenai pilihannya. Betapa mudahnya bagi kita untuk memilih apa pun yang paling sesuai dengan apa yang ditawarkan paling keras oleh media dan badan berpengaruh lainnya.

Namun, kaum muda, yang telah menemukan Spiritualitas Ignasian tidak lagi bertanya ‘Apa keputusan yang tepat?’ Mereka malah bertanya ‘Bagaimana saya bisa tahu apa yang Tuhan inginkan dari saya dalam keputusan ini?’ ‘Apakah ini berasal dari saya atau apakah ini adalah kehendak Tuhan?’ Spiritualitas Ignasian tidak hanya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan ini, namun juga memberikan pengetahuan yang mendalam tentang Discernment sehingga memberi pedoman nyata untuk kaum muda dalam proses pengambilan keputusan yang berdasarkan iman. Ada tiga aspek Discernment yang menarik bagi kaum muda.

Proses Discernment didasarkan pada Prinsip Spiritual Ignasian dapat membantu kaum muda menemukan titik acuan yang jelas dalam kehidupan mereka, sehingga menyelaraskan semua keputusan penting dalam satu tujuan. Kedua, pengetahuan tentang ‘consolation and desolation’ membantu kaum muda untuk lebih merefleksikan segala hal yang terjadi dalam kehidupan mereka dan semua hal yang mereka lakukan. Terakhir, pada saat mengambil keputusan kaum muda dapat menyatukan keseluruhan diri mereka:

Namun, Discernment bukanlah hal yang hanya di perlukan dalam mengambil keputusan-keputusan besar. Betapa berharganya jika ini dapat digunakan ke dalam kehidupan sehari-hari: bagaimana cara kita menggunakan waktu kita, gaya hidup yang kita pilih, bagaimana kita bereaksi terhadap suatu kejadian.

A Faith that does Justice

Sangatlah dikagumi akan antusiasme kaum muda dalam kegiatan pelayan-pelayanan seperti menjangkau: orang-orang sakit, orang miskin, atau bahkan kesadaran lingkungan hidup. Ini adalah proyek yang membuahkan hasil positif dan menunjukkan unsur terbaik dari kaum muda yaitu: kemurahan hati, dedikasi dan tidak mementingkan diri sendiri. Inisiatif semacam itu juga membantu kaum muda untuk saling bekerja sama, menemukan makna dalam kehidupan mereka, dan memecahkan masalah di dalam masyarakat. Hal-hal inisitatif tersebut adalah yang merupakan pintu gerbang untuk menemukan iman mereka.

Dengan demikian, kaum muda mudah tertarik pada Spiritualitas Ignasian yang sangat menekankan pada kasih Allah yang ditunjukkan dalam perbuatan, menjadi kontemplatif dalam bertindak, dengan iman yang memperjuankan keadilan. Ini adalah spiritualitas yang terus mendorong mereka untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Seringkali, kaum muda memilih proyek-proyek ini dengan motivasi yang beragam, namun dikemudian hari dapat membantu mereka menemukan ‘prinsip dan dasar’ Spritualitas Ignasian yang sejati dalam aktivitas semacam itu.

Pada tahap selanjutnya dari kaum muda, pilihan hidup mungkin tidak bisa memberikan banyak waktu bagi mereka untuk terlibat dalam pelayanan-pelayanan sukarela yang menantang, dan beban kehidupan sehari-hari pun mungkin akan mulai menggerogoti tekad untuk memperjuangkan keadilan. Memperjuangkan keadilan pada tahap ini, tidak hanya melibatkan aktivitas yang penuh antusiasme namun juga menyuarakan di depan umum tentang isu-isu yang hot pada saat tersebut atau menjadi pembela dari yang tertindas atau membuat pernyataan radikal melalui teladan hidup kita. Jika kaum muda tidak kuat berakar dalam iman, tindakan keadilan ini akan berangsur-angsur habis atau hanya menjadi aktivisme belaka. Keputusasaan, rasa puas diri atau bahkan rasa nyaman bisa membuat semangat itu menjadi padam.

Di sinilah, jika fondasi telah diletakkan dengan benar, Spiritualitas Ignasian datang untuk mendukung jiwa yang lelah. Ini menantang kaum muda untuk memperjuangkan yang lebih baik dan untuk menjawab pertanyaan ‘Apa yang saya lakukan untuk Tuhan?’ di dalam rutinitas kehidupan kita sehari-hari.

Questions:

  1. Pernahkan kalian melakukan salah satu dari prinsip-prinsip Spiritualitas Ignasian sebelumnya? Sharingkan pengalaman kalian!
  2. Jika belum pernah, Sharingkan apa yang kalian dapatkan dari masing-masing prinsip utama Spiritualitas Ignasian yang dijabarkan diatas?
  • Finding God in All Things
  • Meeting the Person of Jesus Christ
  • Discernment
  • A Faith that Does Justice
  1. Menurut kalian apakah tantangan kaum muda sekarang ini atau tantangan pribadi kalian yang menjadikan beban untuk kalian untuk terus dapat menumbuhkan iman kalian? Sharingkan!

Reference:

http://www.sjweb.info/documents/cis/pdfenglish/200811703en.pdf