Sesi 24 - Week of 19th May 2019

Santa Helena dan Salib Suci


Intro

Bagi kita umat Katolik, kayu salib bukanlah lambang kehinaan melainkan kemenangan karena rahmat keselamatan telah diberikan Allah Bapa lewat Putra-Nya yang wafat dan bangkit bagi kita.  Apakah kita lalu pernah bertanya apa yang kemudian terjadi dengan Salib Yesus? Dalam CG hari ini kita akan belajar tentang Santa Helena yang menemukan Salib Yesus dan maknanya bagi kita.

Bahan

Kisah Santa Helena

Helena berasal dari Drepanum, dekat Izmit, Turki. Ia menikah dengan seorang jendral Romawi yang kemudian berhasil menduduki tahkta Kekaisaran Romawi bagian Barat bernama Flavius Valerius Konstantinus, yang disebut juga Konstantinus Klorus. Helena pun melahirkan Konstantinus Agung, yang kemudian menjadi Kaisar Romawi yang lebih agung daripada ayahnya.

Pada masa itu, ada lima kaisar di Kekaisaran Romawi yang saling bersaing: Konstantinus, Maxentius, Licinius, Galerius dan Maximinus. Konstantinus memerintah di Gaul (Perancis), Britania (Inggris) dan Raetia (Swiss).  Pada tahun 312, Maxentius yang menguasai Italia menyerang Konstantinus. Dalam kegentingan ini, Konstantinus mengalami suatu penglihatan ajaib: sebuah salib tampak di langit dengan pancaran cahaya yang berkilau. Pada Salib ajaib itu terpampang tulisan Yunani ini: “EN-TOUTOI-NIKA” yang artinya “Dalam tanda ini engkau akan menang!”

Konstantinus yakin bahwa Tuhan menghendaki dia bersama pasukannya bertempur dengan memakai tanda itu. Segera ia memerintahkan seluruh pasukannya berperang di bawah panji Salib Suci. Konstantinus menang mutlak atas musuhnya Maxentius dan memasuki kota Roma dengan jaya. Konstantinus bersama pasukannya dielu-elukan oleh seluruh umat Kristiani yang sebelumnya dianiaya oleh bangsa Romawi.

Karena kemenangan ini, Konstantinus memberikan kebebasan kepada agama Kristiani, bahkan agama Kristiani diakui sebagai agama negara. Semua orang Kristiani yang masih mendekam di dalam penjara dibebaskan dan Konstantinus mendirikan banyak gereja, mengembalikan semua kekayaan gereja yang dijarah oleh penguasa Roma, dan menghadiahkan banyak bidang tanah kepada gereja.

Sekitar masa ini, Helena ibunya, masuk menjadi Kristen. Semangat Kristiani sejati memotivasi Helena. Seperti ditulis Eusebius dalam bukunya The Life of Constantine, Helena sangat memperhatikan kaum miskin yang tertindas. Kepada beberapa dia memberikan uang, kepada yang lain diberikan pakaian. Dia juga membebaskan para tahanan dan para pekerja di tambang. Orang-orang yang tertindas dibebaskan dan yang terbuang dibawa kembali. Walau banyak pelayanan yang dilakukan oleh Helena, dia tidak melupakan kehidupan doanya. Dia sering ke gereja dan memberikan sumbangan untuk gereja-gereja terpencil. Singkat kata, wanita yang sederhana ini sering terlihat berkumpul dengan jemaat lain dan menjalani hidup yang suci sebagai bentuk devosinya kepada Tuhan.

Helena kemudian melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk membersihkan daerah kubur Yesus yang saat itu diatasnya telah dibangun kuil untuk menyembah dewa-dewi Romawi (kuil Venus dibangun diatas Golgota dan kuil Jupiter dibangun diatas makam Yesus). Ia menerima wahyu bahwa ia akan menemukan kubur Yesus dan Salib-Nya. Tugas ini dilakukan dengan bantuan dari Macarius, Uskup Yerusalem saat itu. Orang-orang Yahudi menyembunyikan Salib Yesus di semacam sumur dan ditimbuni oleh batu-batu, agar orang Kristiani tidak dapat menghormati Salib itu. Hanya sedikit orang Yahudi yang mengetahui tempat Salib itu dikuburkan. Salah satunya bernama, Yudas, yang didorong oleh inspirasi Ilahi, menunjukkan kepada para penggali letak dari Salib itu. Yudas ini kemudian menjadi seorang Santo dengan nama Cyriacus.

Setelah bersusah payah menemukan Salib Yesus itu, ditemukanlah tiga buah salib di sebuah sumur dekat bukit Golgota di Yerusalem. Paku-pakunya pun masih ada. Kesulitan yang timbul ialah menentukan yang manakah Salib Yesus? Menurut salah satu tradisi, untuk menentukan yang mana dari salib itu adalah Salib Tuhan Yesus, maka konon Macarius memerintahkan ketiga salib itu untuk dibawa ke sisi tempat tidur seorang perempuan yang sakit parah dan hampir meninggal. Persentuhan dengan kedua salib pertama tidak memberikan akibat apapun kepada perempuan itu, sedangkan persentuhan dengan salib yang ketiga di mana diyakini sebagai Salib Kristus, mengakibatkan perempuan tersebut langsung sembuh. Helena pun mengenali salib yang ketiga ini sebagai Salib Kristus melalui satu mukjizat lain: yaitu dengan menyentuhkan Salib Kristus ini kepada seorang pria yang telah wafat dan ia dapat hidup kembali. Hal ini dituliskan dalam surat St. Paulinus kepada Severus, tertulis dalam Breviary di Paris. Namun, menurut tradisi lain oleh Santo Ambrosius, Salib Kristus dikenali di antara tiga salib itu sebab terdapat naskah yang masih terpaku disana (yang bertuliskan INRI).

Setelah penemuan ini, maka Helena dan Konstantinus membangun sebuah basilika yang megah di Kubur Yesus yang Kudus (sekarang menjadi Church of Holy Sepulchre). Tepat di tempat ditemukannya Salib itu, dibangun sebuah atrium basilika. Sebuah bagian dari Salib Kristus ini tetap berada di Yerusalem sedangkan bagian lainnya dengan paku-pakunya dikirim kembali ke Kaisar Konstantinus dan bagian inilah yang kemudian diletakkan di dalam patung Konstantinus yang berada di Konstantinopel.

Beberapa waktu kemudian, Helena pergi ke Betlehem untuk melihat tempat kelahiran Yesus dan membangun Church of the Nativity disana. Dia juga membangun Chapel of Ascension di bukit tempat Yesus naik ke Surga. Karena jasanya dalam penyebaran agama Kristiani dan pembangunan banyak gereja, Helena dianugerahi gelar Santa.

Lalu apa pentingnya Salib Suci Yesus bagi kita?

Santo Ambrosius menulis bahwa ketika Santa Helena menemukan Salib Suci ini, “dia bukan menyembah kayu salib tersebut, melainkan sang Raja yang tergantung disana. Dia ingin sekali menyentuh sang Pembawa Keselamatan Kekal.”

Referensi tertulis paling awal tentang Salib ini diperoleh dari St. Cyril dari Yerusalem dalam tulisannya Catechetical Lecture yang ditulis sekitar 20 tahun setelah Salib ini ditemukan oleh St. Helena. Ia menulis, “Dia sungguh disalib untuk dosa-dosa kita. Jika engkau tidak mengakuinya, tempat ini dimana kita sekarang berkumpul, Golgota, adalah saksinya. Dan seluruh dunia sekarang telah dipenuhi dengan potongan dari Salib Suci ini.” Segera setelah ditemukannya Salib Yesus ini, maka kayunya dipotong-potong menjadi relik dan disebarkan ke seluruh dunia. Hal ini kita ketahui dari tulisan-tulisan St. Ambrosius, St. Paulinus Nola, Sulpicius Severus, Rufinus, dst.

Awalnya Salib Suci ini sempat jatuh ke tangan bangsa Persia. Setelah kaisar Heraclius menang melawan bangsa Persia, sebagian dari Salib Suci ini dibawa kembali ke Yerusalem dan sebagian lagi ke Konstantinopel. Peristiwa ini diperingati pada tanggal 14 Sept. Beberapa tahun kemudian, Yerusalem jatuh ketangan bangsa Islam. Dalam satu peperangan melawan Sultan Saladin, para prajurit gereja (crusaders) membawa Salib Suci ini ke medan perang supaya mereka bisa menang, akan tetapi mereka kalah dan Salib Suci yang dibawa itu hilang tanpa jejak sampai sekarang.

Pada tanggal 14 Sept 1241, St. Louis dari Perancis membeli fragment dari Salib Suci ini dan juga relik lain seperti mahkota duri dan tombak. Fragmen ini lolos dari penghancuran di jaman revolusi dan masih disimpan di Paris. Banyak bagian disimpan di Santa Croce di Gerusalemme, Roma, dan di Notre Dame, Paris. Terdapat juga bagian Salib yang lain berserta dua buah paku yang diberikan oleh Ratu Anna Gonzaga kepada biara Saint-Germain-des-Prés.

Penyebaran bagian-bagian dari kayu Salib Yesus ini menyebabkan dibuatnya sejumlah besar salib-salib, sejak dari abad ke-4 dan seterusnya, dan banyak di antaranya masih ada sampai sekarang. Jumlah relik yang masih ada sampai sekarang dipercayai sekitar 1/10 dari Salib Suci yang asli.

Sejak abad awal inilah maka dimulai devosi untuk menghormati salib pada hari Jumat Agung, yang dimaksudkan bukan untuk menghormati kayu salib, tetapi untuk menghormati Yesus yang pernah tergantung di kayu salib itu. Pesta Salib Suci ditetapkan pada tanggal 14 Sept untuk memperingati ditemukannya Salib Suci oleh St Helena dan didirikannya Gereja Holy Sepulchre di Yerusalem oleh St Helena dan Konstantinus. Pada perayaan ini, kita memperingati perkataan St Fransiskus Asisi, Kami menyembah Engkau, ya Kristus dan memuji-Mu, sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia. Pesta ini mengingatkan kita akan karya penebusan Tuhan dan kebangkitanNya yang mengalahkan maut dan membuka pintu surga untuk kita.

Apa gunanya kita mengetahui kisah ini? Pertama, kita dapat mengetahui lokasi otentik bukit Golgota dan kubur Yesus, sebab dewasa ini di Yerusalem ada lokasi lain yang diprediksikan oleh sejumlah orang di abad ke-19, sebagai lokasi Golgota dan kubur Yesus. Namun biar bagaimanapun, prediksi baru tersebut tetaplah tidak cukup didukung oleh fakta historis.

Kedua, ditemukannya lokasi penyaliban Kristus dan kayu salib-Nya membuat kita semakin menyadari bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh pernah mengambil rupa manusia dan telah disalibkan untuk kita.

Ketiga, perayaan Salib Suci mengingatkan kita akan begitu besarnya makna Salib itu bagi kita umat-Nya. Salib itu disebut suci, karena Kristus Tuhan kita, pernah tergantung di sana saat menyerahkan nyawa-Nya demi menebus dosa-dosa kita. Sebab jika tidak demikian, maka salib tidak memiliki arti apapun bagi kita selain daripada dua palang kayu yang disatukan yang menjadi tempat penghukuman bagi para narapidana di zaman penjajahan Romawi di abad-abad pertama. Namun justru karena Kristus pernah disalibkan untuk kita, maka salib tidak lagi menjadi tanda keaiban, tapi sebaliknya menjadi tanda keajaiban kasih Allah yang menyelamatkan. Salib bukanlah tanda kelemahan Allah, namun sebaliknya, kekuatan-Nya. Sebab hanya kekuatan Allah-lah yang menjadikan Kristus tetap mengasihi dan mengampuni orang-orang yang menyalibkan-Nya. Dan hanya dengan kekuatan Allah-lah, Kristus dapat merendahkan diri dan mengosongkan diri-Nya sedemikian rupa demi menyelamatkan kita.

Kini dengan memandang kepada Salib Kristus itulah kita pun dikuatkan untuk terus mengasihi dan mengampuni sesama; dan juga untuk bertumbuh dalam kerendahan hati, sebab itulah jalan yang dipilih Allah untuk menghantar kita kepada keselamatan kekal. Betapa dalamnya makna Salib itu, sehingga layaklah Tanda Salib itu melekat di batin kita, dan tidak semata kita buat di awal dan akhir doa secara tergesa-gesa. Sadarilah ketika kita membuat Tanda Salib, kita memberikan diri kita kepada Tuhan, akal budi, jiwa, hati, tubuh, keinginan dan pikiran.

Pertanyaan Sharing

  1. Santa Helena adalah seorang ratu yang berkuasa dan kaya raya tetapi ia tidak memilih untuk dilayani melainkan ia yang melayani orang miskin. Sharingkan pengalamanmu ketika kamu memilih untuk melayani dan bukan sebaliknya. (Melayani disini tidak tertutup hanya untuk orang miskin, tapi bisa juga orang yang sakit, orang tua, orang yang membutuhkan bantuan, dst)
  2. Jika kamu pernah melihat relik Salib Suci, misalnya di gereja Holy Cross atau ketika berziarah ke Yerusalem atau gereja lain, sharingkan apa yang kamu rasakan/pikirkan ketika menghormati Salib Suci ini.Jika belum pernah melihat reliknya, bisa mensharingkan apa yang dirasakan atau dipikirkan ketika melihat Salib di gereja.
  3. Saat ini kita masih dalam masa perayaan Paskah. Sharingkan apa yang kamu rasakan ketika merayakan Paskah tahun ini.Apakah ada perubahan yang kamu rasakan? Jika ada, sharingkan perubahan itu. Jika kamu merasa tidak ada yang berubah, menurutmu mengapa itu terjadi?

Referensi