Sesi 51 - Week of 16th Mar 2015

Sacramentals Part 2: Scapulars


Intro

Pada sesi Desember tahun lalu, kita pernah membahas tentang sakramental, apa artinya, bagaimana penggunaannya dan persepsi yang kita dapat dari menggunakan sakramental. Pada sesi kali ini, kita akan membahas skapulir sebagai sakramental.

Scapulars in General

Skapulir berasal dari bahasa Latin Scapulae yang berarti shoulders atau bahu. Skapulir biasa terbuat dari kain, tetapi bisa terbuat dari bahan lainnya. Skapulir dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

Monastic Scapular (Skapulir Biara)

Skapulir Biara

Skapulir yang digunakan orang-orang suci sebagai bagian dari kebiasaan mereka.

Skapulir ini biasanya berukuran lebih besar dan biasanya digantung dari bahu sampai ke lutut.

Devotional Scapular (Skapulir Devosi)

Skapulir Devosi

Skapulir yang digunakan orang-orang yang setia kepada sebuah devosi tertentu.

Skapulir ini lebih kecil, terdiri dari 2 buah kain berukuran kecil yang dihubungkan oleh tali tipis atau pita. Itu biasanya menunjukkan sebuah keanggotaan kepada komunitas beragama tertentu yang menggunakan skapulir tersebut.

Skapulir juga dapat dibagi menjadi berbagai kategori menurut organisasi tertentu, beberapa contohnya adalah:

  1. Brown Scapular (Carmelite Order)
  2. Red Scapular (Christ’s Passion)
  3. White Scapular (Holy trinity)
  4. Black Scapular (Seven Sorrows of Mary)
  5. Blue Scapular ( Special Devotion Mary and her Immaculate Conception)

Pada sesi kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang Brown Scapular dan Blue Scapular, alasan penggunaan mereka, siapa yang menggunakan mereka dan apa fungsi penggunaannya.

Skapulir Biara (Kiri) dan Skapulir Devosi (Kanan)

The Brown Scapular

http://giftshop.rosaries.com/images/products/detail/scapular.1.jpg
Skapulir Coklat

Skapulir coklat merupakan skapulir kepada Our Lady of Mount Carmel. Skapulir ini adalah skapulir yang paling dikenal, dikarenakan karena penampakan Bunda Maria kepada St. Simon Stock, seorang Carmelite dari Inggris pada pertengahan abad ke-13.

Pada penampakan tersebut, Bunda Maria terlihat membawa skapulir coklat Ordo Karmel, lalu menyerahkannya kepada St. Simon sambil mengatakan, “This will be for you and for all Carmelites the privilege, that he who dies in this habit will be saved.” Kata kuncinya adalah “He who dies in this habit will be saved.” Dalam kata lain, janji Bunda kita adalah anggota Ordo Karmel yang setia menjaga sumpah dan hidupnya menurut aturan Ordo Karmel, akan wafat dalam keadaan suci. Janji ini seperti tidak sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan oleh anggota Ordo Karmel, yaitu keterikatan mereka kepada sumpah dan peraturan mereka untuk hidup dalam pembuangan, dedikasi untuk berdoa dan cinta kepada Tuhan dan sesama mereka.

Pada akhirnya, Ordo Karmel yang pertama hanya terdiri dari First Order (Imam dan Biara) dan Second Order (Suster), memperluas ke Third Order of Laity, yang berkomitmen untuk hidup diluar beberapa peraturan Ordo Karmel secara spiritual. Dipercaya bahwa janji Bunda Maria kepada St. Simon juga berlaku kepada anggota dari Third Order, selama orang awam khusus ini berkomitmen untuk berdoa dan berlaku baik, sebuah komitmen yang menandakan devosi kepada skapulir yang mereka gunakan.

Selain itu skapulir coklat juga digunakan oleh anggota persaudaraan (Confraternity) kepada skapulir coklat, yaitu kelompok beragama yang tergabung oleh karena kepercayaan yang sama dan bekerja sama untuk berbuat baik. Kelompok ini berjuang untuk kesempurnaan amal menurut semangat Ordo Karmel. Mereka juga mendapatkan kebaikan spiritualitas dari Ordo Karmel, salah satunya adalah janji Bunda Maria kepada St. Simon.

Harus diingat bahwa seorang awam tidak harus bergabung dengan persaudaraan tersebut untuk menerima berkat Ordo Karmel. Pada tahun 1996, disetujui oleh The Congregation for Divine Worship and The Discipline of the Sarcraments, bahwa gereja menyatakan siapa saja yang menerima skapulir coklat menjadi anggota dari Ordo Karmel dan berjanji untuk hidup menurut kehidupan spiritual Ordo Karmel.

Jadi, semua anggota Ordo Karmel bebas untuk percaya pada janji yang dibuat Bunda Maria kepada St. Simon. Akan tetapi, mereka harus berusaha untuk percaya kepada tuntutan amal dan cara kesempurnaan. Dalam kata lain, skapulir coklat bukanlah sebuah jimat pembawa keberuntungan atau benda takhyul pembawa “tiket ke Surga.” Melainkan menandakan sebuah komitmen khusus untuk hidup secara Kristiani dibawah perlindugan dari Our Lady of Mt. Carmel, yang akan menyelamatkan putra dan putri-Nya.

The Blue Scapular

http://www.catholicchapterhouse.com/media/catalog/product/cache/1/image/9df78eab33525d08d6e5fb8d27136e95/s/c/scapular-imm-concept.jpg
Skapulir Biru

Dipercaya bahwa skapulir biru pertama digunakan oleh Orsola Benincasa (1547 1618), pendiri The Order of Theatine Nuns, setelah penampakan Tuhan kepadanya. Yesus datang kepadanya dan menjanjikan berkat yang besar kepadanya, lalu ia meminta agar berkat tersebut juga diberikan kepada semua orang yang mengenakan skapulir biru sebagai tanda hormat kepada dia yang dikandung tanpa dosa. Yesus mengabulkan permintaannya, lalu ia-pun mulai menyebarkan skapulir-skapulir tersebut.

Sekelompok wanita kaya yang meninggalkan kehidupan materialistik mereka (Orsola Benincasa adalah salah satu dari mereka) adalah yang pertama mengenakan skapulir biru sebagai tanda hormat spesial kepada Bunda Maria. Pada tahun 1671 Paus Clement menyetujui pemberkatan dan pentahbisan skapulir biru.

Skapulir biru menandakan rasa cinta dan devosi seseorang kepada Bunda Maria dan itu adalah tanda kepercayaan kita kepada perantaaran dan kasih-Nya. Itu juga menandakan tanda bahwa orang yang mengenakannya untuk hidup seperti cara hidup Bunda Maria, bersih dari segala dosa dan dalam penghimpunan Yesus Kristus.

The Congregation of Marian Fathers of The Immaculate Conception mulai mengenakan skapulir biru segera  setelah mereka dibentuk oleh Beato Stanlius Papczynski (1637 1701). Venerable Casimir Wyszynkski (1700 1755), juga seorang anggota The Marian Fathers, pertama mendatangi The Theatine Fathers pada tahun 1733 dan meminta persetujuan untuk memberkati dan memakaikan mereka dengan skapulir biru, karena mereka adalah yang secara resmi memperkenalkan devosi tersebut. Pada tahun 1734, The Marians secara resmi menggunakan skapulir biru.

Pada tahun 1992, The Marians meminta dan diberikan persetujuan oleh The Theatine Fathers untuk memberkati dan memberikan skapulir tersebut. Sebuah indulgensi penuh diberikan pada saat kematian siapa saja yang mengenakan skapulir tersebut. The Marians juga diberikan izin untuk mengangkat imam atau diakon untuk memberkati dan memberikan skapulir biru. Sehingga The Marians mendorong penggunaan skapulir biru sebagai devosi kepada Bunda Maria selama lebih dari 3 abad.

Questions

  1. Sharingkan pengalaman kalian dengan skapulir atau sakramentali secara umum. Adakah hal yang mengesankan atau menarik perhatian kalian dengan hal tersebut?
  2. Apakah orang yang memakai skapulir ini pasti masuk Surga?

Closing Prayer

A Prayer to Our Lady of Mount Carmel

O most beautiful Flower of Mount Carmel, fruitful vine, splendour of Heaven, Blessed Mother of the Son of God, Immaculate Virgin, assist me in this my necessity. O Star of the Sea, help me and show me herein that you are my Mother.

O Holy Mary, Mother of God, Queen of Heaven and earth, I humbly beseech you from the bottom of my heart, to succour me in this my necessity. There are none that can withstand your power. O show me herein that you are my Mother.

O Mary, conceived without sin, pray for us that have recourse to thee. (3 times)

Sweet Mother, I place this cause in your hands. (3 times)

References

  • E. Gaitley, Michael (Fr.). “33 Days to Morning Glory.” Published 2011 by Marian Press.
  • http://saints.sqpn.com/venerable-ursula-benincasa/. “Venerable Ursula Benincasa.”
  • http://catholicism.about.com/od/tothevirginmary/qt/OL_Mount_Carmel.htm. “A Prayer to Our Lady of Mount Carmel.”
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Scapular. “Scapular.”