Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 7 - Week of 28th Oct 2018

Sacrament of the Eucharist: The Communion Rite


INTRO

Bagi kita umat Katolik, Misa sudah menjadi sesuatu hal yang sangat familiar bagi kita. Kita datang ke gereja, berdoa, melakukan ritual-ritual yang bahkan mungkin sudah kita ketahui sejak kita masih kecil. Tapi apakah kita sungguh-sungguh mengerti atau memahami tentang apa yang kita katakan dan lakukan pada saat misa? Kita akan memahami lebih jauh tentang misa, dan untuk sesi kali ini akan lebih diutamakan untuk membahas mengenai “Komuni”.

 

MAIN DISCUSSION

The Communion Rite (Komuni) terdiri dari:

The Lord’s Prayer (Doa Bapa Kami)

Pada saat ini, Imam akan mengajak kita untuk mengucapkan doa Bapa Kami, dengan mengatakan: “Atas petunjuk penyelamat kita, dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa…”

 

Q1. Menurut kalian, ajakan Imam dengan mengatakan “Atas Petunjuk penyelamat kita, dan menurut ajaran Ilahi, maka ‘beranilah’ kita berdoa…”. Mengapa kita harus ‘berani’ dalam mengucapkan doa Bapa Kami? (Lihat Markus 14:36, 1 Yoh 3:1, Gal 2:20)

Pada Jaman sebelum Yesus, manusia pada saat itu belum mengenal Allah sebagai Bapa. Tetapi kemudian Yesus yang mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan adalah ‘Bapa’.

Kita berani untuk mengatakan “Bapa Kami”, karena memang bahwa Tuhan telah datang untuk membangun relasi yang intim dengan kita, dia telah menyerahkan nyawa anak-Nya, sehingga kita bisa menyebut Tuhan adalah Bapa kita, karena Ia sungguh Bapa kita dengan rahmat Allah (by grace).

 

Baca KGK No:2777-2778:

2777 Di dalam liturgi Ekaristi Romawi  umat diundang, mendoakan Bapa kami dengan keberanian seorang anak. Liturgi-liturgi Timur menggunakan ungkapan-ungkapan yang serupa dengan itu: ‘’berani penuh kepercayaan” dan “jadikanlah kami layak”. Dari semak duri yang menyala disampaikan kepada Musa: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu” (Kel 3:5). Hanya Yesus  dapat melewati ambang pintu kekudusan Ilahi. Setelah Ia “selesai mengadakan penyucian dosa” (Ibr. 1:3), Ia membimbing kita ke depan hadirat Bapa: “Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku” (Ibr 2:13).

“Sebenarnya kita harus menyembunyikan diri dalam kesadaran bahwa kita hanyalah hamba belaka, makhluk dari tanah yang harus menjadi debu, apabila bukan perintah kekuasaan Bapa, apabila bukan Roh Putera-Nya sendiri mengajak kita untuk berseru: “Ya Abba, ya Bapa’ (Rm 8:15)… Bilamanakah satu makhluk yang fana berani menamakan Allah itu Bapa, kalau bukan kekuatan-kekuatan surga menghidupkan batin manusia?” (Petrus Krisologus, serm. 71).

2778 Kekuasaan Roh, yang menghantar kita kepada doa Tuhan, diuraikan dalam liturgi Timur dan Barat dalam istilah yang indah dan benar-benar Kristen, parrhesia, yang sama artinya dengan kejujuran yang terus-terang, kepercayaan seorang anak, keyakinan yang gembira, keberanian yang rendah hati,  dan kepastian bahwa dicintai Bdk. Ef 3:12; Ibr 3:6; 4:16; 10: 19; 1 Yoh 2:29;3:21;5:14..

 

The Fraction: Breaking of Bread (Pemecahan Hosti) & Lamb of God (Anak Domba Allah)

Sesaat sebelum kita akan menerima komuni, Imam akan memecahkan roti. Ritus ini diasosiasikan dengan persembahan di Perjanjian Baru ( Lihat Kis 2:42, 46; 20:7,11)

[table “” not found /]

 

Dalam doa Anak Domba Allah, mengingatkan kita di dalam Perjanjian Lama, dengan Anak Domba Paskah. (Lihat Yoh 1:29, Wahyu 5:6, 1 Kor 5:6-7, Wahyu 7:9-10) dan Yes 53:7-12 (Mengisahkan dalam Perjanjian Lama bahwa Yesus penebus dosa digambarkan sebagai “Domba yang dikurbankan”)

[table “” not found /]

 

Kematian Yesus di kayu salib juga dapat diasosiasikan sebagai kurban domba Paskah.

[table “” not found /]

 

Q2. Dari ayat-ayat ini, mengapa sangat penting, untuk menyebut Yesus sebagai “Anak Domba Allah” di dalam misa?

Bahwa dalam setiap kali kita mengikuti misa, kita diajak untuk menyadari bahwa ini benar-benar Yesus sebagai anak Domba Paskah yang dikurbankan dengan Tubuh dan Darah Yesus sendiri.

 

Holy Communion (Komuni)

Komuni diawali dengan selebran mengangkat tinggi hosti dan piala anggur yang telah dikonsekrasikan sambil mengucapkan “Blessed are those called to the supper of the Lamb.” (“Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya”. Dalam doa ini kita menyerukan seruan dari malaikat di dalam kitab Wahyu yang mengundang kita untuk berpartisipasi dalam perjamuan besar (a great heavenly banquet).

[table “” not found /]

 

Dalam bagian misa ini, Imam menggunakan bahasa yang sama dengan undangan malaikat ke dalam perjamuan kawin Anak Domba. Seberapa luar biasa perayaan Ekaristi sebagai perjamuan kawin.

Dalam bagian misa ini, saat kita maju kearah altar untuk menerima tubuh dan darah Kristus bisa disamakan dengan layaknya pasangan pengantin istri yang maju kealtar untuk bertemu dengan pasangan pengantin suami; dimana kita adalah istri dan Tuhan adalah Suami.

Dalam misa, Imam mengajak kita untuk memberi perhatian penuh kepada Tuhan – untuk menyatukan pikiran, harapan dan emosi atau perasaan kita kepada Tuhan. Namun, kita sering distracted dalam misa. Pikiran kita melayang-melayang dan ketika kita sadar, kita sudah melewati perayaan ekaristi dengan tidak memberi focus penuh kepada Tuhan.

 

Q3. Sharingkan, Bagaimana perayaan ekaristi yang kita ikuti, mempunyai peran yang signifikan dalam hidup kamu? Atau adakah pengalaman dimana kamu mengalami pengalaman yang unik dalam mengikuti perayaan ekaristi?

Q4. Hal apa yang bisa kamu praktekan untuk bisa mengikuti misa Perayaan Ekaristi dengan lebih hikmat. Sharingkan!

 

Referensi:

Diambil dari Video dan Guide Book “A Biblical Walk Through The Mass” by Edward Sri.

www.ekaristi.org

www.biblestudyforcatholics.com

id.wikipedia.org/wiki/Misa