Sesi 3 - Week of 30 Aug 2021

Pelayanan Dalam Komunitas


Pengantar

Di kitab Kejadian, Tuhan menciptakan manusia dan berkata “tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja”. Manusia ditakdirkan untuk hidup dalam komunitas dengan satu sama lain dan dengan Tuhan. Ini bukan sesuatu yang ditambahkan pada sifat manusia, tetapi merupakan unsur dasar dari sifat manusia. Kita tidak dapat bertumbuh dengan hidup terisolasi dan hanya fokus pada diri sendiri. Dalam hidup berkomunitas, setiap orang mempunyai peranan yang berbeda-beda dan saling melengkapi. Inilah yang membuat komunitas tersebut dan setiap anggotanya dapat berkembang. Dalam CG hari ini kita akan membahas tentang bagaimana kita melayani di dalam komunitas.

Pelayanan Dalam Komunitas

Gereja Katolik memahami bahwa komunitas adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan adalah hadiah dari Allah. Setiap orang Kristiani dipanggil untuk ikut membangun kehidupan sosial, ekonomi, dan politik yang sesuai dengan rencana Allah. Seperti tertulis di KGK 1878-1879, manusia berkembang lewat kehidupan berkomunitas.

1878 – Semua manusia dipanggil ke tujuan yang sama: kepada Allah. Ada kemiripan antara kesatuan Pribadi-pribadi ilahi dan sikap persaudaraan, menurutnya manusia harus hidup dalam kebenaran dan kasih antara yang satu dan yang lain.. Kasih kepada sesama tidak dapat dipisahkan dari kasih kepada Allah.

1879 – Pribadi manusia membutuhkan kehidupan sosial. Ini tidak merupakan suatu pelengkap baginya tetapi suatu tuntutan kodratnya. Melalui pertemuan dengan orang lain, melalui pelayanan timbal balik, dan melalui dialog dengan saudara dan saudarinya, manusia mengembangkan bakat-bakatnya dan dapat menjalankan panggilannya.

Anggota-anggota dalam sebuah komunitas biasanya mempunyai banyak kesamaan. Anggotanya mungkin memiliki sejarah yang sama dan rasa identitas bersama. Mereka terikat bersama oleh struktur, budaya, politik, ekonomi, dan mengekspresikan kehidupan bersama mereka di organisasi masing-masing. Jadi, komunitas itu tidak terbatas hanya di dalam kehidupan gereja, melainkan juga dalam komunitas lain seperti contohnya RT/RW, toastmaster, klub main bola, klub main games, dll.

Akan tetapi, sebuah komunitas tidak dapat bertahan begitu saja melainkan membutuhkan kerja sama dari seluruh anggota untuk dapat berkembang. Setiap dari kita dipanggil untuk ikut membangun komunitas dengan cara dan kadar yang sesuai. Keunikan yang dibawa oleh masing-masing anggota membuat komunitas itu menjadi hidup dan bertumbuh karena setiap anggotanya saling melengkapi dan saling mendukung agar dapat maju bersama.

Roma 12: 4-8

12:4 – Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,

12:5 – demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

12:6 – Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

12:7 – Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

12:8 – jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Orang Katolik awam bisa ditemukan di semua jenis pekerjaan dan panggilan. Di sana kita semua dipanggil oleh Allah untuk bertumbuh dalam kekudusan dan untuk berkontribusi pada kesucian dunia dengan menjalankan tugas-tugas yang telah dipercayakan kepada kita.

Dasar dari peranan kaum awam dalam pelayanan di Gereja adalah Kitab Suci dan ajaran Gereja; mulai dari surat-surat Santo Paulus sampai ke dokumen Konsili Vatikan II dan yang lebih baru. As sharers in the role of Christ as priest, prophet, and king, the laity have their work cut out for them in the life and activity of the Church. Their activity is so necessary within the Church communities that without it the apostolate of the pastors is often unable to achieve its full effectiveness. (AA 10)

“Karena berperan-serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja, kaum awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja. Di dalam jemaat-jemaat gerejawi kegiatan mereka sedemikian perlu, sehingga tanpa kegiatan itu kerasulan para gembala sendiri kebanyakan tidak dapat membuahkan hasil yang sepenuhnya.” (AA10)

Sekarang ini di paroki, sekolah, lembaga Gereja, dan lembaga keuskupan, awam melayani di berbagai bidang pelayanan yang tidak memerlukan Sakramen Imamat, melainkan cukup didasarkan atas Sakramen Baptis dan Sakramen Krisma, dan bahkan Sakramen Perkawinan. Awam juga bisa merasa terpanggil untuk bekerja sama dengan imam dalam pelayanan kepada masyarakat gerejani.

Pelayanan ini dapat dilakukan dalam bentuk yang berbeda-beda, menurut kasih karunia dan karisma yang Tuhan telah berikan kepada kita, misalnya: pelayanan luar biasa Komuni Kudus, pembaca, pemazmur dan anggota paduan suara, katekis, anggota dewan pastoral, pengunjung orang sakit dan miskin, dan mereka yang melayani dalam program seperti persiapan sakramen, pelayanan kaum muda, termasuk pelayanan dengan orang-orang cacat, amal dan keadilan sosial.

Melayani Seperti Yesus

Pelayanan Kristiani adalah pelayanan yang meneladan Kristus, yang datang sebagai hamba untuk semua orang dan mengatakan bahwa kita harus melakukan hal yang sama (Markus 10:41-45). Kenyataan bahwa pelayanan adalah jembatan antara masyarakat dan kepentingan umum terlihat dalam tindakan pelayanan Yesus dalam Perjamuan Terakhir di Yoh 13:1-15 dimana Yesus mencuci kaki para murid. Kita dipanggil untuk meniru teladan pelayanan Yesus yang penuh kasih dan rendah hati, apapun bentuk pelayanan yang kita lakukan.

Yesus tetap mengasihi murid-murid-Nya walaupun Ia tahu ada murid yang akan mengkhianati-Nya, ada yang akan meninggalkan Dia dan ada yang akan menyangkal Dia. Yesus tetap mau melayani mereka. Kasih adalah dasar utama pelayanan Yesus. Dia juga ingin agar murid-murid-Nya rela melayani dengan kerendahan hati. Sebagai pengikut Kristus yang setia, pasti kita ingin mengikuti teladan Yesus. Kita sering berdoa :”Tolonglah kami ya Tuhan, supaya kami mengikuti teladan-Mu”. Memang hal itulah yang dikehendaki Yesus bagi kita semua. Kasih Allah memberikan teladan bahwa siapa yang akan menjadi pemimpin umat manusia adalah dengan merendahkan diri bahkan mau rela mengorbankan diri sendiri dan mau rela menanggung segala beban penderitaan kehidupan manusia.

Kesimpulan

Kita dipanggil untuk berkomunitas dengan sesama kita, sama seperti Tri-tunggal Maha Kudus yang merupakan sebuah komunitas dari 3 pribadi Ilahi. Panggilan ini bukanlah sebuah tantangan atau cobaan untuk kita, melainkan sebuah anugrah sehingga kita di dalam pelayanan, bersama-sama dengan orang lain, dapat bertumbuh, berkembang dan menjadi semakin dekat dengan Allah. Kita semua diajak untuk melayani seperti Yesus dengan penuh kasih.

Pertanyaan Sharing

  1. Sharingkan pengalamanmu dilayani oleh orang lain. Hal apa yang dapat kamu syukuri dari pengalaman ini?
  2. Sharingkan pelayanan yang pernah kamu lakukan di komunitas (baik dalam gereja atau di luar). Mengapa kamu memilih pelayanan itu dan apa yang kamu dapatkan setelah melakukan pelayanan ini?
  3. Sharingkan tantangan yang kamu pernah alami ketika berusaha melayani dengan penuh kasih dan rendah hati.

Referensi