Sesi 17 - Week of 5 Jan 2020

Mercy in Action


Intro

Selamat Tahun Baru!
Semoga di tahun yang baru kita semua dapat semakin bertumbuh di dalam iman dan cinta kasih. Di awal tahun baru ini, kita mendalami tentang karya-karya belas kasih. Secara khusus, kita akan mendalami tentang landasan karya belas kasih, dan jenis-jenis karya belas kasih pada CG kali ini.

Materi

Santo Yohanes Paulus II di dalam ensikliknya “Dives in misericordia” menyatakan bahwa “Yesus Kristus mengajarkan bahwa manusia tidak hanya menerima dan mengalami kemurahan Allah, tetapi bahwa ia juga dipanggil ‘untuk mempraktikkan belas kasih’ kepada orang lain.”

Apa itu belas kasih (mercy)?

Mercy dalam bahasa latin misericordia berasal dari dua kata miserere (“pity” or “misery”) dan cor (“heart”). Berdasarkan maknanya dalam bahasa latin, misericordia, mercy berarti “having a pain in your heart for the pains of others, and taking pains to do something about their pain.”

Belas kasih adalah kasih ketika berhadapan dengan penderitaan, saat kasih bertemu dengan orang yang miskin, lemah, dan hancur — yang paling hina menurut injil Matius 25:40. Secara khusus, belas kasih adalah dua gerakan yang terjadi di dalam diri kita ketika kita melihat seseorang (atau sesuatu) menderita.

Yang pertama adalah gerakan emosional yang kita rasakan di dalam hati kita terutama terhadap penderitaan yang begitu mendalam. Yang kedua adalah gerakan aksi dan tindakan. Dengan kata lain, saat kita melihat orang lain yang menderita dan merasakan penderitaannya, kita menemukan diri kita berusaha melakukan sesuatu untuk meringankan penderitaannya.

Landasan belas kasih (The Foundation of Mercy)

Belas kasih adalah bentuk kasih kepada sesama. Apa dasar dari kasih kepada sesama? Kasih kepada Tuhan. Ya, mengasihi Tuhan lebih utama dari mengasihi sesama, dan kasih kepada Tuhan inilah yang menjadi landasan kasih kita kepada sesama. Begitu pula dengan belas kasih, belas kasih kepada Tuhan melandasi belas kasih kita kepada sesama.

Di saat kita meringankan penderitaan sesama (yang adalah anggota tubuh mistik Kristus), saat itulah kita juga meringankan penderitaan Yesus (yang adalah kepala dari tubuh mistik Kristus).

Di dalam Injil Matius 25:31-46, Yesus mengundang kita untuk memberikan belas kasih kepada-Nya. Di dalam Sabda Bahagia (Beatitudes), Yesus menjanjikan: “Blessed are the merciful, for they shall obtain mercy.” (Matius 5: 1-12)

Di dalam ensikliknya “Dives in Misericordia”, Santo Yohans Paulus II mengingatkan kita semua tentang belas kasih sejati. Kita sering melihat belas kasihan sebagai relasi ketimpangan (inequality) antara pemberi dan penerima. Si pemberi sering dipandang sebagai yang “lebih tinggi” daripada penerima. Pandangan ini sangat berbahaya karena dapat mengarah kepada belas kasih yang meremehkan dan merendahkan sang penerima.

Santo Yohanes Paulus II menekankan bahwa belas kasih sejati terletak kepada kesadaran si pemberi bahwa dia juga penerima belas kasih sama seperti yang lain. Si pemberi juga menyadari bahwa dia juga memerlukan belas kasih dari orang yang seharusnya diberi belas kasihan. Tindakan belas kasih bukanlah tindakan sepihak, melainkan tindakan bilateral.

“In reciprocal relationships between persons merciful love is never a unilateral act or process. Even in the cases in which everything would seem to indicate that only one party is giving and offering, and the other only receiving and taking (for example, in the case of a physician giving treatment, a teacher teaching, parents supporting and bringing up their children, a benefactor helping the needy), in reality the one who gives is always also a beneficiary. In any case, he too can easily find himself in the position of the one who receives, who obtains a benefit, who experiences merciful love; he too can find himself the object of mercy.

We must also continually purify all our actions and all our intentions in which mercy is understood and practiced in a unilateral way, as a good done to others. An act of merciful love is only really such when we are deeply convinced at the moment that we perform it that we are at the same time receiving mercy from the people who are accepting it from us. If this bilateral and reciprocal quality is absent, our actions are not yet true acts of mercy, nor has there yet been fully completed in us that conversion to which Christ has shown us the way by His words and example, even to the cross, nor are we yet sharing fully in the magnificent source of merciful love that has been revealed to us by Him.”

– Dives in Misericordia –

Di dalam melakukan belas kasih, kecuali kita dapat mencapai kualitas timbal balik (bilateral, reciprocal) ini, melihat diri kita juga sebagai penerima, serta menunjukkannya lewat sikap dan disposisi batin kita — tindakan kita belumlah mencapai belas kasih sejati. Belas kasih sejati mengubah dan menyatukan si pemberi dan penerima.

Ada tiga cara mengkategorikan karya belas kasih:

  1. Tiga tingkatan belas kasih (The Three Degrees of Mercy)
  2. Kategori berdasarkan tradisi
  3. Kategori berdasarkan kitab suci

Tiga tingkatan belas kasih (The Three Degrees of Mercy)

Tiga tingkatan belas kasih berasal dari pesan devosi kerahiman ilahi yang dinyatakan kepada Santa Faustina. Yesus berpesan kepada Santa Faustina:

“I am giving you three ways of exercising mercy toward your neighbor: the first — by deed, the second — by word, the third — by prayer. In these three degrees is contained the fullness of mercy. By this means a soul glorifies and pays reverence to My mercy.”

Santa Faustina sendiri memberi penjelasan tentang tiga tingkatan ini:
Pertama: perbuatan belas kasih, apa pun jenisnya. Kedua: ucapan belas kasih, yaitu belas kasih dengan kata-kata, bila kita tak dapat mewujudkannya dengan perbuatan. Ketiga: doa. Kita selalu dapat menunjukkan belas kasih dengan doa. Doa kita dapat menjangkau ke tempat yang tidak dapat kita jangkau secara fisik. Dalam tiga tingkatan belas kasih ini terkandung kepenuhan belas kasih.

Kategori berdasarkan tradisi

Cara yang kedua membagi karya belas kasih berdasarkan tradisi yaitu: karya belas kasih jasmani, dan karya belas kasih rohani. Ada tujuh karya belas kasih jasmani, dan tujuh karya belas kasih rohani.

Karya-karya belas kasih jasmani:

  1. memberi makan kepada yang lapar (feed the hungry)
  2. memberi minum kepada yang haus (give drink to the thirsty)
  3. mengenakan pakaian kepada yang telanjang (clothe the naked)
  4. memberi tumpangan kepada tunawisma (shelter the homeless)
  5. melawat orang sakit (comfort the sick)
  6. mengunjungi orang tahanan (visit the imprisoned)
  7. menguburkan orang mati (bury the dead)

Karya-karya Belas Kasih Rohani:

  1. mengajar orang yang belum tahu (instruct the ignorant)
  2. menasihati orang yang ragu-ragu (counsel the doubtful)
  3. menegur pendosa (admonish sinners)
  4. menanggung dengan sabar orang yang menyusahkan (bear wrongs patiently)
  5. mengampuni orang yang menyakiti (forgive offenses willingly)
  6. menghibur orang yang menderita (comfort the afflicted)
  7. mendoakan mereka yang hidup dan mati (pray for the living and the dead)

Katekismus Gereja Katolik juga kurang lebih menggunakan kategorisasi ini. Mari kita baca Katekismus Gereja Katolik 2447:

Karya-karya belas kasihan adalah perbuatan cinta kasih, yang dengannya kita membantu sesama kita dalam kebutuhan jasmani dan rohaninya. Mengajar, memberi nasihat, menghibur, membesarkan hati, serta mengampuni dan menanggung dengan sabar hati adalah karya-karya belas kasihan di bidang rohani. Karya-karya belas kasihan di bidang jasmani terutama: memberi makan kepada yang lapar, memberi tumpangan kepada tunawisma, mengenakan pakaian kepada yang telanjang, mengunjungi orang miskin dan orang tahanan dan menguburkan orang mati. Dari semua karya itu, memberi derma kepada orang miskin adalah satu dari kesaksian utama cinta kasih kepada sesama; ia juga merupakan satu perbuatan keadilan yang berkenan kepada Allah:

“Barang siapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barang siapa mempunyai makanan, hendaklah ia juga berbuat demikian” (Luk 3:11). “Akan tetapi berikan isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu” (Luk 11:41). “Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: ‘Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” (Yak 2:15-16).

Kategori berdasarkan kitab suci

Pembagian kategori ini mencakup lima kategori yang disebutkan di dalam Injil Matius 25:31-46:

  1. Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum (I was hungry and you gave me food, I was thirsty and you gave me drink)
  2. Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan (I was a stranger and you welcomed me)
  3. Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian (I was naked and you clothed me)
  4. Aku sakit, kamu melawat Aku (I was sick and you visited me)
  5. Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku (I was in prison and you came to me)

Kita tahu bahwa kitab suci selalu berhubungan dengan tradisi. Jika kita melihat kata-kata Yesus di atas, semua karya belas kasih jasmani dan rohani tercakup di dalam kata-kata Yesus ini.

Kitab SuciTradisi
"Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum" ~Mat 25:351. Memberi makan kepada yang lapar
2. Memberi minum kepada yang haus
"Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan"
~Mat 25:35
1. Memberi tumpangan kepada tunawisma
2. Menguburkan orang mati
3. Menanggung dengan sabar orang yang menyusahkan
4. Mengampuni orang yang menyakiti
"Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian"
~Mat 25:36
1. Mengenakan pakaian kepada yang telanjang
2. Mengajar orang yang belum tahu
3. Menasihati orang yang ragu-ragu
4. Menghibur orang yang menderita
"Aku sakit, kamu melawat Aku"
~Mat 25:36
1. Melawat orang sakit
"Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku."
~Mat 25:36
1. Mengunjungi orang tahanan
2. Menegur pendosa
3. Mendoakan mereka yang hidup dan mati

Yesus mengundang kita untuk memberikan belas kasih kepada-Nya lewat sesama. Marilah kita semakin giat melakukan karya belas kasih dan mohon rahmat Tuhan agar kita dapat mencapai belas kasih sejati. Semoga karya kita semakin dimurnikan dan kita semakin menyadari rahmat belas kasih yang Tuhan telah berikan untuk kita.

Di CG minggu depan kita akan membahas lebih dalam tentang karya belas kasih rohani.

Pertanyaan Sharing

  1. Sharingkan salah satu karya belas kasih yang paling berkesan yang kamu lakukan di tahun 2019.
  2. Dengan mengetahui landasan karya belas kasih, menurutmu pandangan dan pemahaman apa yang kamu dapatkan saat kamu melakukan karya belas kasih. Sharingkan.
  3. Apakah ada karya belas kasih yang ingin kamu lakukan secara rutin di tahun 2020? Contoh mengajar yang belum tahu (join MM), mengunjungi orang sakit (join legio maria, pelado), menghibur orang yang menderita (lewat nyanyian), mendoakan orang yang hidup dan mati (join prayer), welcome stranger (join warden). Sharingkan rencanamu.

Referensi