Sesi 48 - Week of 6 November 2022

Karunia Roh Kudus


Intro

Apakah kalian dapat menyebutkan apa saja karunia Roh Kudus? Mengapa Allah memberikan karunia-karunia tersebut kepada kita? Apakah kalian memiliki karunia-karunia tersebut? Dan, apakah yang harus kita lakukan terhadap karunia-karunia tersebut?

Roh Kudus sebagai Pribadi Allah yang Nyata Namun Misterius

Karunia Roh Kudus membawa perubahan-perubahan dalam diri orang yang menerimanya. Beberapa contoh perubahan-perubahan yang terjadi setelah menerima karunia Roh Kudus:

  • Semangat yang berapi-api dalam menjadi saksi Kristus: Hal ini dapat dilihat dari kehidupan Gereja perdana setelah peristiwa Pentakosta.
  • Intimasi: Berdoa kepada Tuhan menjadi sebuah hal yang sangat alami seperti bernafas. Roh Kudus memampukan kita untuk memanggil Tuhan sebagai Bapa kita.
  • Bentuk cinta kasih yang baru: Kasih adalah buah Roh yang pertama (Galatia 5:22). Roh Kudus memampukan kita untuk mencintai seperti Kristus. Roh Kudus adalah sumber dari Agape (unconditional love).
  • Kebijaksanaan: Hal ini dapat dilihat dari kisah hidup para santo-santa, contohnya seseorang yang sederhana seperti Mother Teresa dapat begitu memahami kehendak Tuhan.

Ada karunia-karunia Roh Kudus yang diterima oleh semua orang yang sudah dibaptis; ada pula karunia-karunia yang diberikan Tuhan kepada orang-orang tertentu saja di mana Tuhan berkenan menyatakannya. Karunia-karunia yang kita semua terima saat kita dibaptis adalah sanctifying gift, sedangkan karunia-karunia yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja adalah hierarchical dan charismatic gift. Untuk sesi CG pada hari ini, kita akan membahas tentang sanctifying gift yang adalah karunia-karunia yang membuat kita menjadi seperti Kristus dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan Allah Tritunggal Maha Kudus.

Ada tujuh sanctifying gift, yaitu: karunia takut akan Tuhan, keperkasaan, kesalehan, nasihat, pengenalan, pengertian, dan kebijaksanaan. Sanctifying gift ini dapat dibaca di kitab Yesaya 11:2-3.

Yes 11:2 – Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan;

Yes 11:3 – ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
Mari kita bahas karunia-karunia ini satu per satu.

Karunia Takut akan Tuhan (Fear of the Lord)

Takut akan Tuhan adalah takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dirinya akan terpisah dari Tuhan untuk selamanya di neraka (servile fear). Ketakutan pada tahap ini membantu seseorang untuk membawanya kepada pertobatan awal. Namun, dengan bertumbuhnya iman, maka takut akan penghukuman Tuhan akan berubah menjadi takut akan menyedihkan hati Tuhan, yang didasarkan atas kasih (filial fear), seperti anak yang tidak ingin menyedihkan hati bapanya.

Karunia Roh Kudus ini membuat kita sadar bahwa satu-satunya yang memisahkan kita dari Tuhan adalah dosa. Oleh karena itu, manifestasi dari karunia ini adalah kesedihan karena dosa, yang diikuti dengan kebencian akan dosa. Orang yang membenci dosa tidak hanya menghindari dosa berat, namun juga ia tidak mau melakukan dosa ringan. Ia akan menjauhi hal-hal yang dapat membuat dia berbuat dosa. Meskipun demikian, ia tetap saja jatuh di dalam dosa dan ini membuatnya sadar bahwa hanya Tuhan yang dapat membantunya. Sikap seperti inilah yang menuntunnya kepada kerendahan hati. Jika kita belajar dari kesalahan kita bahwa yang sering memisahkan diri kita dari Tuhan adalah godaan duniawi, maka kita belajar untuk membatasi diri dari kenikmatan duniawi. Inilah yang disebut sebagai kebajikan penguasaan diri (temperance). Marilah kita menilik ke dalam hati kita dan melihat apakah kita sudah memiliki rasa takut akan Tuhan: sudahkah kita membenci dosa, dan berusaha untuk menjauhinya?

Karunia Keperkasaan (Fortitude)

Karunia keperkasaan adalah keberanian untuk mengejar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghalangi kita untuk kebaikan tersebut. Keberanian untuk mencapai misi yang diberikan oleh Tuhan ini bukan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri namun bersandar pada kekuatan Tuhan. Dengan karunia keperkasaan, kita dapat berkata seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp 4:13). Juga, “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rom 8:31)

Orang yang dipenuhi dengan karunia keperkasaan bukannya tidak pernah merasa takut, tetapi mereka dapat mengatasi ketakutannya karena mereka percaya pada Allah yang dapat melakukan segalanya. Bunda Teresa yang berani melaksanakan kehendak Allah untuk melayani orang-orang miskin di tengah-tengah pelayanannya sebagai guru adalah contoh bagaimana karunia keperkasaan menjadi nyata. Karunia Roh Kudus ini juga dinyatakan oleh para martir. Sekilas mungkin saja kita berpikir, “tetapi aku tidak mempunyai tingkat keberanian seperti para martir dan para orang kudus itu…”. Tetapi, benarkah bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mempunyai kesempatan untuk menerapkan karunia keperkasaan ini?

Dalam keseharian kita, kita juga dituntut untuk siap mati terhadap keinginan diri sendiri, dan berjuang dalam kekudusan yang merupakan tantangan yang sungguh berat. Roh Kudus memberikan kekuatan sehingga dapat memberikan keberanian untuk terus melakukan karya kerasulan walaupun ada banyak kekurangan, keberanian untuk menanggung sakit penyakit dan penderitaan, keberanian untuk mengutamakan orang lain dibandingkan diri sendiri, ataupun keberanian untuk mewartakan Kristus dan Gereja-Nya di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dengan pandangan relativisme dan keacuhan terhadap hal- hal rohani.

Karunia keperkasaan diperoleh dengan kerendahan hati, yaitu dengan bertekun dalam doa dan sakramen. Sakramen Penguatan memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi tentara Kristus; Sakramen Ekaristi memberikan makanan spiritual yang akan menguatkan kita dalam perjuangan rohani; Sakramen Tobat memberikan kekuatan pada kita untuk melawan godaan; Sakramen Perminyakan memberikan kekuatan kepada kita dalam perlawanan terakhir.

Karunia Kesalehan (Piety)

Karunia kesalehan adalah karunia Roh Kudus yang membentuk hubungan kita dengan Allah seperti hubungan seorang anak dengan bapanya; dan pada saat yang bersamaan, membentuk hubungan persaudaraan yang baik dengan sesama. Karunia ini menyempurnakan karunia keadilan, yaitu keadilan kepada Allah (melalui agama) dan keadilan kepada sesama. Dengan hubungan kasih khusus dengan Allah, kita dapat mengerjakan apa yang diminta oleh Allah dengan segera tanpa mempertanyakannya karena kita percaya bahwa Allah mengetahui yang terbaik bagi kita. St. Theresia Kanak-kanak Yesus mempunyai karunia ini secara nyata, karena dia menempatkan dirinya sebagai seorang anak yang mau melakukan apa saja untuk Bapa-nya. Kuncinya mudah: melakukan hal-hal yang kecil dan sederhana, dengan kasih yang besar kepada Allah.

Karunia kesalehan akan membuat kita memberikan penghormatan kepada Bunda Maria, para malaikat, para kudus, Gereja, sakramen, karena mereka semua itu berkaitan dengan Allah. Selain itu, kita lebih tergerak untuk membaca Kitab Suci dengan penuh hormat dan kasih, karena Kitab Suci merupakan surat cinta dari Allah kepada manusia. Dalam hubungannya dengan sesama, karunia kesalehan dapat menempatkan sesama sebagai saudara dan saudari di dalam Kristus, karena Allah mengasihi seluruh umat manusia dan menginginkan agar mereka juga mendapatkan keselamatan. Mereka yang saleh ini akan menjadi lebih bermurah hati kepada sesama dan bersedia memberikan dirinya demi kebaikan bersama.

Karunia Nasihat (Counsel)

Mazmur 32:8 mengatakan, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.” Allah menunjukkan jalan kepada kita melalui karunia Roh Kudus-Nya, yaitu karunia nasihat. Karunia ini memberikan petunjuk jalan mana yang harus ditempuh untuk dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Karunia nasihat memampukan kita untuk mempunyai intuisi akan jalan mana yang harus diambil sesuai dengan apa yang diinginkan Allah.

Yang terpenting sehubungan dengan karunia nasihat adalah kesediaan dan kerjasama kita dalam melaksanakan dorongan Roh Kudus. Kita tidak boleh menempatkan penghalang sehingga Roh Kudus tidak dapat bekerja secara bebas. Penghalang karunia Roh Kudus ini dapat berasal dari diri kita sendiri, seperti keterikatan pada pertimbangan kita sendiri, tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dan juga kurangnya kerendahan hati. Kita perlu belajar dari teladan Bunda Maria yang memiliki kesediaan penuh untuk bekerjasama mewujudkan karya Allah dalam hidupnya, dengan mengatakan, “Terjadilah padaku, Tuhan, menurut perkataan-Mu” (lih. Luk 1:38).

Karunia ini diperlukan bagi orang-orang yang memberikan bimbingan rohani, sehingga mereka dapat memberikan petunjuk sesuai dengan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka.

Karunia Pengenalan (Knowledge)

Karunia pengenalan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk menilai ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan Sang Pencipta. Kebijaksanaan 13:1-3 menggambarkan karunia ini dengan indahnya:

13:1 – “Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.

13:2 – Sebaliknya, mereka mengganggap sebagai allah yang menguasai jagat raya ialah api atau angin ataupun udara kencang, lagipula lingkaran bintang-bintang atau air yang bergelora ataupun penerang-penerang yang ada di langit.

13:3 – Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya.”

Dengan kata lain, karunia pengenalan akan Allah memberikan kepada kita, pengertian akan makna dari ciptaan dengan mengacu kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan. Dengan karunia pengenalan akan Allah, seseorang dapat memberikan makna akan hal-hal sederhana yang dilakukannya setiap hari, dengan mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan pengkudusannya. Artinya, semua pekerjaan, jika dilakukan dengan jujur, bersungguh-sungguh, dan dengan motivasi untuk mengasihi Allah, dapat menjadi cara bagi kita untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kacamata Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai tiap-tiap ciptaan-Nya itu.

Karunia Pengertian (Understanding)

Karunia pengertian adalah adalah karunia yang memungkinkan seseorang untuk mengerti kedalaman misteri iman. Karunia ini seumpama sinar yang menerangi akal budi kita, sehingga kita dapat mengerti apa yang sebenarnya diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan ia berkata, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.” (Mzm 119:34) Karunia pengertian memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga.

Dengan karunia ini, kita dapat terdorong untuk mengarahkan seluruh hidup kita ke Surga. Kita akan mengusahakan segala pikiran, perkataan dan perbuatan kita agar selaras dengan kehendak dan perintah Tuhan. Kita akan terdorong untuk terus mencari dan memahami apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita dan berjuang dengan sekuat tenaga untuk melaksanakannya.

Karunia Kebijaksanaan (Wisdom)

Karunia kebijaksanaan adalah karunia yang memungkinkan manusia untuk mengalami pengetahuan akan Tuhan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia ini bukan hanya merupakan pengetahuan belaka, namun merupakan suatu pengalaman ilahi yang diperoleh melalui kasih. Roh Kudus mengisi jiwa orang-orang yang sederhana dan penuh kasih dengan karunia ini, sehingga seolah-olah mereka memakai kacamata ilahi dalam melihat segalanya. Orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat, mempunyai perspektif yang jelas akan kehidupan, melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya dengan baik tanpa adanya kepahitan, dan dapat bersukacita di dalam penderitaan.

Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terfokus kepada Tuhan, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (1Kor 3:8)

Kesimpulan

Kita harus berusaha sungguh-sungguh agar kita jangan sampai mengabaikan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Karya hakiki Roh Kudus adalah menampilkan kembali kehidupan, penderitaan, kematian, dan kebangkitan Kristus dalam diri kita masing-masing dan dalam diri kita bersama-sama sebagai Gereja. Apabila kita mengabaikan Roh Kudus, maka kita juga mengabaikan Kristus.

Semoga seluruh akal budi, keinginan, dan perasaan kita dikuasai dengan karunia-karunia Roh Kudus, dan dengan demikian, kita dapat menuju kepada kesempurnaan hidup kristiani, yang dengan bebas menyediakan keseluruhan diri kita untuk mengemban misi yang diberikan oleh Tuhan dalam kehidupan kita. Karena itu, mari kita memohon kepada Tuhan agar memberikan kita kerendahan hati, sehingga kita dapat bertumbuh dalam kasih, dan kita semakin dapat menanggapi inspirasi Roh Kudus yang terjadi dalam kehidupan kita.

Pertanyaan sharing

  1. Pernahkan kalian menjumpai orang-orang yang penuh dengan karunia Roh Kudus? Sharingkan apa yang bisa kalian lihat dan contoh dari orang tersebut!
  2. Sharingkan bagaimana karunia-karunia di atas berperan dalam hidupmu (berikan contoh peristiwa yang baru-baru ini kalian alami).
  3. Sharingkan bagaimana kamu menggunakan karunia-karunia ini untuk menolong orang lain dan/atau untuk melayani di Gereja/komunitas.

Referensi