Sesi 13 - Week of 3rd Dec 2017

Infancy of Jesus


Hi kawan-kawan AmoreDIO, di sesi kali ini, kita bakal bahas tentang Kanak-kanak Yesus.

Apakah disini ada yang pernah dengar tentang Devosi kepada Kanak-kanak Yesus?

Infant of Jesus

Devosi kepada Kanak-kanak Yesus dipraktikkan di banyak negara yang didominasi oleh kekristenan (Katolik), namun kurang dikenal di Indonesia.

Devosi tidak sama dengan novena, devosi adalah suatu afeksi terhadap suatu Misteri Ilahi. Namun biasanya, dalam perkembangan devosi, tercipta Novena yg didoakan pada waktu-waktu khusus. Kita dapat berdevosi tanpa bernovena. Inti devosi adalah meneladan, dan inti novena adalah perenungan (Novena kepada Kanak-kanak Yesus terlampir di akhir materi).

Devosi kepada kanak-kanak Yesus bersumber pada misteri iman dalam 12 tahun masa-masa awal kehidupan Tuhan Yesus Kristus sebagai seorang kanak-kanak di Nazaret, yang kisahnya ditulis dalam Injil Matius (bab 1-3) dan Lukas (bab 1-2), meskipun tidak begitu terperinci dan hanya terdiri dari kisah kabar sukacita (berita tentang Maria mengandung Yesus secara ajaib oleh St.Perawan Maria), kelahiran, penyunatan dan persembahan di Kenisah, kehidupan tersembunyi di Nazaret, hingga pengajaran di Bait Allah Yerusalem.

Ide dasar devosi ini dapat dikatakan seperti ini: Maria sebagai ibu Yesus tentulah sangat berdevosi (baca:memiliki kasih sayang dan kekaguman yg besar) pada Kanak-kanak Yesus, maka dari itu kita sebagai putra-putri Maria, juga layak menunjukkan kasih yang sama kepada Kanak-kanak Yesus. Tentu saja Yesus saat ini bukan lagi Kanak-kanak, namun yg ditekankan dari devosi ini adalah afeksi kita pada Misteri Inkarnasi yang sangat dalam yaitu: Allah yang Mahakuasa yang demi kasihNya pada kita, rela menjadi seorang anak kecil yang lemah, sungguh sebuah cermin kerendahan hati. Gambar Kanak-kanak Yesus ingin mengarahkan kita pada misteri ini. Kecil namun berkuasa.

Pertanyaan sharing: Menurut kalian, apakah kesan yang kalian dapat dari ayat alkitab yang menceritakan tentang masa kanak-kanak Yesus? Apakah yang membuat ayat-ayat tersebut istimewa?

Kita telah melihat di dalam cerita Yesus, ketika Dia berlama-lama di bait Allah, karena pengetahuan-Nya yang membuatnya tahu harus terlibat dengan urusan Bapa-Nya. Terbukti, ahli-ahli taurat di bait Allah terheran-heran dengan kearifan dan pengetahuan-Nya, yang sekaligus menyatakan kemampuan-Nya yang luar biasa. Ketika Dia mendengarkan dan bertanya kepada tetua, dia juga menunjukkan sikap yang sangat menghargai, seperti seorang murid yang taat terhadap gurunya.

Perlu diingat, bahwa kisah Masa Kanak-kanak Yesus bukan reportase kelahiran Yesus, melainkan sebagai renungan mengenai arti dan nilai pribadi Yesus dalam hubungan dengan iman Kristen. Seperti yang kita tahu, bahwa dalam seluruh Perjanjian Baru, hanya ada dua pengarang yang menaruh perhatian kepada kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus, yaitu Matius dan Lukas. Mereka tidak bermaksud untuk membuat reportase kelahiran Yesus, melainkan mau menampilkan nilai kejadian itu, dengan bahan dan cara yang terdapat dalam tradisi jemaat pada waktu itu.

Menurut Raymond E. Brown, salah satu pesan pokok yang mau disampaikan oleh Matius dan Lukas adalah bahwa mereka bermaksud untuk “menjembatani” Kitab Suci Yahudi (Perjanjian Lama) kepada kisah pelayanan Yesus. Kisah Masa Kanak-kanak Yesus banyak mengambil cerita dan motif Perjanjian Lama karena mereka merasa tidak mungkin memahami Yesus tanpa persiapan semacam itu. Jika Yesus dipahami dalam terang Perjanjian Lama, maka pemahaman akan Yesus menjadi lebih bermakna.

Keluarga kudus dari Nazaret

KGK 533

Kehidupan yang tersembunyi di Nasaret memungkinkan setiap orang, supaya berada bersama Yesus dalam kegiatan sehari-hari:

“Rumah di Nasaret adalah sebuah sekolah, di mana orang mulai mengerti kehidupan Kristus. Itulah sekolah Injil… Pertama-tama ia mengajarkan keheningan. Semoga hiduplah di dalam kita penghargaan yang besar terhadap keheningan… sikap roh yang mengagumkan dan yang perlu ini… Di sini kita belajar, betapa pentingnya kehidupan di rumah. Nasaret memperingatkan kita akan apa sebenarnya keluarga, akan kebersamaannya dalam cinta, akan martabatnya, akan keindahannya yang gemilang, akan kekudusannya, dan haknya yang tidak dapat diganggu gugat… Akhirnya kita belajar di sini aturan bekerja dengan penuh ketertiban. O mimbar Nasaret, rumah putera pengrajin. Di sini ingin saya kenal dan rayakan hukum pekerjaan manusiawi yang keras, tetapi membebaskan… Akhirnya saya ingin menyampaikan berkat kepada para pekerja di seluruh dunia dan menunjukkan kepada mereka contoh luhur saudara ilahinya” (Paulus VI, pidato 5 Januari 1964 di Nasaret).

Kanak Yesus mengingatkan kita akan kehidupan-Nya yang tersembunyi di Nasaret. Kanak Yesus menampilkan sisi manusiawi Yesus. Karena itu setiap orang yang memandang Kanak Yesus itu dimungkinkan untuk mengidentifikasikan diri dengan Yesus dalam kegiatan sehari-hari. Jadi, devosi kepada Kanak Yesus menekankan solidaritas Yesus kepada kita manusia dalam segala kegiatan kita.

Pertanyaan sharing: Seberapa pentingkah devosi dalam keseharian kalian? Mengapa?

Dalam perkembangannya, devosi ini banyak dipraktikkan oleh Bapa-bapa Gereja dan juga santo-santa yang terkenal seperti St.Fransiskus Asisi, St.Antonius dari Padua dan St. Theresia dari Lisieux.

St Fransiskus dari Asisi

St. Fransiskus Asisi menyatakan bahwa kelahiran Yesus adalah pesta segala pesta, karena pada saat itulah Allah merendahkan diriNya menjadi anak yang hina dina.

St. Antonius dari Padua karena devosinya yg begitu besar pada Misteri Inkarnasi ini sering digambarkan dalam pose memeluk seorang Anak Kecil.

 

St.Theresia dari Lisieux semasa hidupnya menambahkan gelar kebangsawanan “dari Kanak-kanak Yesus” pada nama biaranya hingga namanya menjadi Thérèse de l’Infant Jesus (Theresia dari Kanak-kanak Yesus) sebagai penghormatan atas kerendahan hati Allah Putra yang walaupun sungguh berkuasa namun rela menjadi anak kecil. Berdasarkan devosi ini, St.Theresia juga mengembangkan “Jalan kanak2 rohani” yaitu kita mencontoh bayi Yesus yang rela bergantung penuh pada kasih orang tua dan pemeliharaan Bapa Surgawi.

Seringkali devosi ini mendapat tentangan dari banyak pihak yang menganggap Yesus bukanlah seorang bayi lemah lagi, sehingga kebaktian kepada masa kanak-kanakNya sangat tidak tepat. Tapi yang harus diingat, faktanya bahwa Allah memasuki dunia untuk menjalankan karya keselamatan, sebagai seorang manusia sejati yang tumbuh dari seorang bayi mungil dan terus berkembang menjadi seorang kanak-kanak yang menakjubkan.

St.Theresia dari Lisieux

Masa muda Yesus dilewati dengan meninggalkan Yerusalem dan bersama-sama pulang kembali ke Nazaret bersama orang tuanya, Yesus “taat kepada orang tua-Nya” (Lukas 2:51). Dia memenuhi kewajibannya kepada orang tua-Nya di dunia sebagai ketaatannya terhadap perintah yang ke-4, suatu bagian yang mendasar dari ketaatan yang penuh terhadap perintah Musa yang juga diturunkan kepada kita. Lebih daripada itu, “Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52).

Seperti kata St.Paulus, Allah yang mahakuasa mengosongkan diriNya dan mengambil rupa sebagai seorang manusia melalui misteri inkarnasi, yang diawali dalam fase kelahiran dan kanak-kanakNya. Oleh karena itu, masa kanak-kanakNya yang kudus juga disembah dan dihormati, disamping penghormatan kepada misteri wafat dan kebangkitanNya, karena yang awal tentunya memungkinkan terjadinya yang selanjutnya.

Devosi kepada kanak-kanak Yesus merupakan penghormatan yang nyata kepada misteri inkarnasi Allah yang menjadi pintu dan awal karya keselamatan dunia.

Pertanyaan sharing: Pernahkah kalian merenungkan betapa Allah sangat mengasihi kita tidak peduli seberapa besar dosa kita, hingga memberikan Anak-Nya yang tunggal pada kita?

FYI: Devosi ini bisa diikuti di gereja St. Peter & Paul setiap Kamis sebelum misa jam 5:30 sore.

Novena Kanak-kanak Yesus dari Praha

(9 hari berturut‐turut atau 9 jam berturut‐turut)

“Yesus terkasih, Kanak-kanak Kudus dari Praha, betapa Engkau mengasihi kami dengan lemah lembut. Sukacita-Mu yang terbesar adalah tinggal di antara kami dan melimpahkan berkat-Mu atas kami. Meski aku tak pantas mendapatkan pertolongan-Mu, aku merasa terpikat kepada-Mu oleh kasih, sebab Engkau baik hati dan penuh belas kasihan.

Begitu banyak yang berpaling kepada-Mu dengan penuh kepercayaan telah menerima dan mendapati permohonanpermohonan mereka dikabulkan. Pandanglah aku sementara aku datang di hadapan-Mu, membuka hatiku kepada-Mu dengan doa-doa dan pengharapan. Aku haturkan kepada-Mu secara istimewa permohonan ini, yang aku percayakan kepada Hatimu yang penuh belas kasih:

(sebutkan permohonan)

Merajalah atasku, ya Kanak-kanak Yesus terkasih, dan lakukanlah kepadaku dan kepada milik kepunyaanku seturut kehendak-Mu yang kudus, sebab aku tahu bahwa dalam kebijaksanaan dan kasih ilahi-Mu, Engkau akan mengatur segala sesuatunya demi yang terbaik. Janganlah kiranya Engkau menarik tangan-Mu daripadaku, melainkan lindungilah dan berkatilah aku selamanya.

Aku berdoa kepada-Mu, ya Kanak-kanak Yesus yang mahakuasa dan pengasih, demi masa kanak-kanak-Mu yang kudus, dalam nama BundaMu Maria yang Tersuci, yang merawat-Mu dengan kelemah lembutan begitu rupa, dan dengan penghormatan mendalam kepada St Yosef yang menggendong-Mu dalam pelukannya, sudi tolonglah aku dalam kesulitanku. Ijinkanlah aku mengecap bahagia sejati bersama Engkau, ya Kanak-kanak Kudus terkasih, sekarang dan dalam keabadian, dan aku akan mengucap syukur kepada-Mu untuk selamalamanya dengan segenap hatiku. Amin.”

References