Sesi 11 - Week of 12th Nov 2017

Ignatian Spirituality Challenge Young Adults – Part 2


Intro

Masih ingatkah kalian pada bahan CG Minggu lalu. Sebelumnya kita membahas mengenai Prinsip utama dari Spiritualitas Ignasian yaitu: temukan Tuhan dalam segala hal (Finding God in All Things); pertemuan secara pribadi dengan Yesus Kristus (Meeting the Person of Jesus Christ), perenungan (Discernment), dan iman yang melakukan keadilan (A Faith that does justice).

Pada kali ini kita akan mengeksplorasi beberapa elemen dalam doa dan Spiritualitas Ignasian: keheningan (Silence), metode doa (Unique methods of prayer), pendampingan spiritual (Spiritual accompaniment), dan dinamika pribadi-komunitarian yang unik (The personal-communitarian dynamic).

Beberapa elemen dalam doa dan Spiritualitas Ignasian:

Silence

Pada masa dimana kaum muda sedang mengalami transisi dari studi ke pekerjaan, mereka mengalami perubahan hidup yang dramatis. Identitas mereka berubah dengan gaya hidup yang berbeda, dan mereka dihadapi untuk mengambil keputusan yang sangat penting, penuh dengan tanggung jawab dan kehidupan mereka tiba-tiba dipenuhi dengan aktivitas yang meminta tuntutan yang begitu banyak. Di dunia yang sibuk inilah kaum muda mulai dapat menghargai karakteristik keheningan dalam retret Ignasian.

Ketika mereka dihadapkan kepada keheningan, mereka cenderung mundur, tidak dapat membayangkan bagaimana mereka bisa beradaptasi disaat mereka terbiasa dengan keramaian. Namun, ketika mereka berani mencoba retret Ignasian, mereka merasa haus akan kesunyian dan akan tumbuh kesadaran untuk kembali kepada keheningan tidak hanya dalam satu peristiwa tapi juga dalam keseharian di saat-saat mereka berdoa. Mereka menyadari kebutuhan akan keheningan di dalam hidup mereka, terutama di dunia dimana kita bergerak cepat dan penuh tekanan. Inilah ruang bagi mereka untuk lebih memahami keinginan diri sendiri dan suara Tuhan di dalam diri mereka.

Ini adalah karakteristik yang juga perlu ditumbuh menjadi ‘Personal Attitude’: keheningan batin diantara kebisingan kehidupan mereka. Keheningan batin inilah yang penting untuk membantu kaum muda agar tetap fokus pada prinsip mereka di tengah kesibukannya saat menghadapi keputusan penting dan dalam perjuangan sehari-hari mereka.

Unique Methods of Prayer

Santo Ignasius sangat revolusioner dalam metode doa yang dia usulkan. Dia menghargai dan menghidupi semua bentuk doa – dari yang bentuk doa seperti doa-doa devosi hingga kontemplasi imajinatif yang paling orisinil. Dia juga memiliki banyak pengetahuan dan pedoman tentang aspek doa. Dua aspek yang paling menarik dan menantang bagi kaum muda adalah pentingnya sikap tubuh selama berdoa dan penekanan pada ketekunan dalam waktu berdoa.

Menggunakan imajinasi adalah salah satu kemampuan yang dikembangkan pada masa remaja, dan bagi banyak orang tetap merupakan aspek yang menarik dalam berpikir. Namun, hanya sedikit yang berpikir bahwa itu bisa digunakan dengan kuat dalam berdoa. Banyak yang ragu mencoba hal ini karena khawatir imajinasi itu tidak diperbolehkan. Tetapi, setelah mengetahui akan cara berdoa dengan menggunakan imajinasi, dunia baru akan terbuka bagi mereka dan mulai menbangun hubungan secara pribadi dengan Tuhan. Belum pernah sebelumnya peristiwa di dalam Kitab Suci dapat berbicara begitu langsung dengan kehidupan mereka!

Dua metode doa yang kaum muda di dunia saat ini merasa menemukan tantangan tapi bermanfaat adalah Ignatian Meditation and Repetition. Di dalam dunia yang terus berubah, dua metode doa ini adalah sebuah tantangan yang mengajak untuk berhenti diam dan memikirkan sesuatu yang telah terjadi sampai memahami semua maknanya. Dalam hal ‘repetition’ itu adalah saat untuk meninjau kembali poin-poin dalam doa yang dipenuhi dengan ‘consolation or desolation’, untuk terus menggali lebih dalam maknanya. Kedua metode diatas selain memberikan nilai-nilai doa, juga menanamkan disiplin dari ‘being or staying with’ – yang merupakan kualitas yang sangat penting dalam kehidupan kaum muda. Kaum muda sekarang perlu belajar bagaimana menikmati peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada saat-saat ini, membangun hubungan dengan orang lain dan mengalami pengalaman yang sangat berarti sampai sebelum peralihan kepada pengalaman-pengalaman lainnya.

A companion on the journey of faith

Penekanannya dalam Latihan Rohani adalah saat mendampingi orang sesuai dengan level perkembangan iman mereka. Ini mencerminkan pernyertaan Tuhan secara pribadi dengan setiap manusia. Di dunia dimana kaum muda sedang berjuang melawan anonymity (lack of outstanding), arahan spiritual memiliki peran penting dalam memberi perhatian pribadi pada seseorang, karena mereka didengarkan sebagai seorang pribadi yang unik. Hal ini mengarah pada pemahaman diri sehingga membantu mereka mengembangkan rasa identitas yang lebih jelas. Ini tidak hanya terjadi pada tingkat pribadi tapi juga pada tingkat spiritual. Dalam Latihan Rohani, seseorang menentukan untuk mencari tahu sendiri, apa yang Tuhan inginkan dari mereka sendiri.

Visi dan misi universal Santo Ignasius untuk arahan spiritual adalah untuk membantu jiwa menuju keselamatan demi kemuliaan Allah yang lebih besar. Dengan demikian seorang pendamping spiritual diperlukan agar kaum muda tetap fokus pada kemajuan dan tidak terbawa untuk hidup hanya untuk pemenuhan diri sendiri. Pengarahan spiritual diperlukan untuk membantu seseorang menjadi dewasa secara iman dari yang masih kekanak-kanakan yang memiliki pandangan akan sosok yang salah tentang Tuhan. Ini juga menyediakan saat yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam dan juga akan gagasan teologis yang dihadapi oleh banyak kaum muda. Ini adalah ruang di mana kaum muda juga dapat merenungkan tentang pertanyaan moral dalam kehidupan, untuk mencapai keputusan yang benar bagi mereka sesuai dengan ajaran Gereja. Yang terpenting, adalah untuk menemukan panggilan pribadi mereka terhadap panggilan Kristus, itulah misi pribadi mereka. Dalam Discernment, pendamping spiritual dapat membimbing kaum muda sepanjang prosesnya, menghilangkan ketakutan dan keraguan dan membantu mereka menafsirkan pergumulan di dalam diri mereka.

Personal yet Communitarian

Spiritualitas Ignasian sering disalahpahami dengan sifatnya yang sangat pribadi. Penekanannya pada hubungan personal setiap individu dengan Tuhan khususnya dalam Latihan Rohani terkadang salah ditafsirkan sebagai mengarah kepada agama yang lebih individual. Tapi dimensi komunitarian Spiritualitas Ignatian juga merupakan elemen penting. Hal ini terlihat dalam berbagai bentuk komunitas keluarga Ignasian di seluruh dunia.

Bagi kaum muda, terutama di dunia kita saat ini, rasa memiliki komunitas sangat penting. Persahabatan sejati yang lahir dari pengalaman seperti pelayanan sukarela, retret, live-ins adalah hubungan yang terus menyertai kaum muda sepanjang hidup mereka. Persahabatan semacam itu didasarkan pada sharing iman dan penyertaan pendamping informal yang sungguh-sungguh mencari Tuhan dalam kehidupan mereka. Pengalaman sebuah komunitas adalah pengalaman hidup utama yang mendasari kaum muda dan membantu mereka untuk berkembang di bidang lain dalam kehidupan mereka. Komunitas semacam itu perlu menjadi ‘discerning communities’ yang membantu seseorang untuk dapat terus mencari kehendak Tuhan dalam kehidupan mereka pribadi.

Pengalaman berkomunitas juga penting untuk memberi makna pada arti sebenarnya dari Gereja. Bagi kaum muda yang tidak terlalu terlibat di dalam parokinya, terutama saat mereka pindah dari kota asal mereka untuk bekerja atau memulai sebuah keluarga. Memiliki sebuah komunitas iman dapat memberi mereka pengalaman serupa dengan Gereja perdana. Namun, pengalaman ini dapat membantu mereka membuka diri terhadap pengalaman Gereja yang lebih luas. Dalam pengalaman komunitas local kehidupan Kristiani, kita akan menghadapi tantangan terus-menerus untuk memiliki sebuah komunitas yang tidak tertutup hanya kepada lingkungan sendiri tetapi terbuka terhadap masyarakat setempat, dan kemudian kepada komunitas dunia.

Conclusion

Dalam perjalanan iman, masa muda merupakan saat dimana mereka mengalami saat konsolidasi dan pendalaman hubungan pribadi dengan Kristus. Dalam bahan CG mengenai Spiritual Ignasian minggu lalu dan minggu ini, telah ditunjukkan beberapa elemen dalam Spiritualitas Ignasian yang memenuhi kebutuhan dan keinginan kaum muda terutama dalam pencarian mereka untuk memperdalam hubungan mereka dengan orang lain dan melayani di dunia. Bahan ini juga menunjukkan unsur-unsur dalam spiritualitas yang menantang kaum muda untuk menjadi murid Kristus yang lebih berkomitmen. Ini jelas menunjukkan bahwa Spiritualitas Ignasian memang merupakan harta untuk dibawa ke lebih banyak kaum muda.

Questions:

  1. Dari beberapa elemen doa yang dijelaskan diatas, apakah kalian pernah melakukan sebelumnya? Contohnya, silence? Atau meditasi? Apakah kalian memiliki pembimbing spiritual? Atau pernah mengikuti retret yang dikhususkan untuk Spiritualitas Ignasian sebelumnya? Sharingkan!
  2. Menurut kalian, apa tantangan yang akan kalian hadapi jika kalian melakukan cara-cara doa yang disebutkan diatas? Sharingkan!
  3. Apa yang kalian harapkan untuk bisa membangun hubungan pribadi yang lebih mendalam kepada Tuhan? Atau cara apa yang akan kalian lakukan untuk dapat memperdalam hubungan relasi kalian kepada Tuhan?
  4. Seperti diterangkan diatas bahwa kita untuk terbuka terhadap komunitas lain, apakah kalian pernah mengalami atau menjalani komunitas lainnya selain Amore Dio, dan sharingkan pengalaman perkembangan ima kalian di komunitas lain tersebut.

Reference:

http://www.sjweb.info/documents/cis/pdfenglish/200811703en.pdf