Sesi 7 - Week of 4 October 2021

How to Pray: A Catholic Guide


Intro

Kita pasti punya beribu-ribu alasan untuk tidak berdoa: anak lagi teriak-teriak di rumah, perlu kerjain tugas sekolah, atau perlu OT sampai subuh. Sering kita lupa untuk berdoa di tengah kesibukan. Kewajiban untuk berdoa seolah-olah menjadi suatu borgol di tangan kita tetapi justru ketika kita berdoa kita akan mendapatkan kebebasan sejati, dan kebebasan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang saat ini.

Pada CG hari ini kita akan bersama-sama belajar hal apa yang membuat kita susah berdoa. Kita akan belajar bersama betapa pentingnya kehidupan doa dan bagaimana kita bisa memperbarui kehidupan doa kita dengan Tuhan.

Overcoming Common Myths

Sebenarnya doa itu apa sih? Menurut KGK 2567: Sebelum manusia memanggil Tuhan, Tuhan memanggil manusia. Juga apabila manusia melupakan Penciptanya atau menyembunyikan diri dari hadapan-Nya, juga apabila ia mengikuti berhalanya atau mempersalahkan Allah, bahwa Ia telah melupakannya, namun Allah yang hidup dan benar tanpa jemu-jemunya memanggil setiap manusia untuk suatu pertemuan penuh rahasia dengan-Nya di dalam doa.

Dalam doa gerak cinta kasih Allah yang setia ini pertama-tama datang dari Dia; gerak manusia selalu merupakan jawaban. Sejauh Allah mewahyukan Diri dan menyanggupkan manusia mengenal dirinya sendiri, doa kelihatan sebagai satu sapaan timbal balik, sebagai peristiwa perjanjian, yang melalui kata dan tindakan, mengikutsertakan hati. Ia menyata dalam perjalanan seluruh sejarah keselamatan.

Jika doa merupakan jawaban manusia atas panggilan Tuhan, lalu mengapa kita sering mendengar banyak alasan yang dipakai untuk tidak berdoa? Mari sekarang kita bahas beberapa alasan ini. Renungkan pernyataan yang benar di bawah dan coba gali akar masalah yang membuatmu susah berdoa sehingga kamu bisa mencari solusinya. Dan jika lain kali ada teman atau anggota keluargamu menggunakan alasan yang sama, kamu siap untuk menjelaskan kepada mereka.

Mitos: “Aku tidak perlu berdoa secara khusus. Tuhan tahu kalau aku mencintai-Nya.”

Pernyataan Yang Benar: Kehidupan doa adalah bagian penting dalam hidup umat Kristiani.

Doa adalah “satu hubungan yang hidup dan pribadi dengan Allah yang hidup dan benar” (KGK 2558). Sama seperti jika kamu mencintai seseorang: orang tuamu, pasanganmu atau anakmu, kamu pasti akan mengungkapkan rasa sayangmu kepada mereka, dan jika kamu terus tidak mengungkapkannya, lama-kelamaan rasa sayang itu akan terpendam. Sama dengan iman, jika kita tidak berdoa, lama-kelamaan hubungan kita dengan Tuhan akan semakin menjauh dan iman kita melemah.

Mitos: “Aku gak punya waktu untuk berdoa!”

Pernyataan Yang Benar: Doa itu kompatibel dengan kehidupan sehari-hari kita.

Kita memang butuh menyisihkan sedikit waktu hening setiap hari untuk berdoa dan hal ini bukanlah sesuatu yang sulit – kita hanya perlu memulai dengan 5-10 menit setiap harinya. Kita harus mengikutsertakan doa sebagai bagian dari kesibukan kita sehari-hari, maka kita akan menemukan Tuhan dalam semua aktivitas kita sehari-hari. Carilah Dia!

No photo description available.

Mitos: “Imanku belum cukup, sehingga doaku tidak dikabulkan.”

Pernyataan Yang Benar: Bahkan iman terkecil pun akan berkembang melalui doa.

St. Paulus berkata di Roma 8:26, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Dan menurut KGK 741: “Roh Kudus yang melaksanakan karya Allah adalah pelatih doa.”

Layaknya iman, Tuhan akan menuntun kehidupan doa kita. Dia tidak peduli seberapa besar imanmu, Ia hanya mau kita belajar dan memulai berdoa setiap hari. Dengan Guru seperti itu, bagaimana kita bisa gagal berdoa? CG minggu depan akan membahas bagaimana agar doa kita dikabulkan.

Mitos: “Aku pernah coba belajar berdoa, tetapi masih tidak ‘mengerti’. Berdoa itu susah.”

Pernyataan Yang Benar: Belajar berdoa itu sederhana.

Dasar-dasar doa itu sangat sederhana. Selama berabad-abad, beraneka ragam orang telah sukses belajar bagaimana berdoa, tentu saja kamu juga bisa! Mari kita bersama-sama belajar lagi cara berdoa.

Komitmen

Jika kamu sungguh-sungguh serius mau membangun kehidupan doa yang baik, kamu harus berkomitmen penuh untuk mengikuti Kristus, yang artinya kamu mengasihi Dia, bersedia melakukan kehendak-Nya dan bersedia untuk diubah oleh-Nya. Kita tahu mengikuti Kristus tidak mudah dan ini adalah perjalanan sepanjang hidup, bukan hanya terjadi pada saat kita dibaptis, jadi kita juga harus sering-sering memperbarui komitmen kita ini..

Contoh komitmen: Aku berjanji untuk menyediakan waktu hening minimal 5 menit setiap harinya untuk berdoa.

Mohon bantuan Tuhan

Iman adalah pemberian dari Tuhan, bukan hasil dari kerja keras kita. Untuk mengembangkan iman, kita tidak dapat melakukannya sendirian dan karena itu kita perlu membangun relasi dengan Sang Pemberi lewat doa.

Ada satu doa yang sederhana tapi sangat dalam maknanya yang dapat kita contoh, diambil dari Injil Markus, doa seorang ayah yang mendatangi Yesus untuk memohon kesembuhan bagi anaknya:

Markus 9:24 Segera ayah anak itu berteriak: “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”

Sekarang mari kita hening sejenak, kita ucapkan doa di atas di dalam hati kita dengan perlahan dan sambil diresapi setiap katanya. (hening 1 menit)

Kamu baru saja berdoa dengan satu kalimat ini. Kamu menyadari bahwa kamu membutuhkan Tuhan karena imanmu belum sempurna, kamu mau kehendak-Nya terjadi di dalam hidupmu dan kamu meminta Tuhan membantumu untuk mewujudkannya. Satu kalimat doa ini membawa kita masuk ke dalam sikap doa yang benar.

Sikap doa

Mempunyai sikap doa yang benar adalah sangat penting. Kita harus berdoa dengan rendah hati dan penuh iman, percaya sepenuhnya kepada Tuhan sebagai satu-satunya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita. Dengan pemikiran seperti ini, kita menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam berdoa dan bukan hanya sekadarnya. Ingat kembali cerita di Kitab Suci tentang doa orang Farisi dan pemungut cukai. Si orang Farisi terus memuji dirinya sendiri sepanjang berdoa, dan bahkan memandang rendah kepada si pemungut cukai. Doa orang Farisi ini jauh dari benar.

Selain itu, kita juga perlu mempunyai sikap yang tekun dan gigih (perseverance). Sikap ini kita perlukan supaya kita tidak berhenti berdoa bahkan jika doa kita seakan-akan tidak ada hasilnya atau tidak mendapat jawaban seperti yang kita inginkan. Kita berdoa karena kita mengasihi Tuhan dan bukan karena kita menginginkan sesuatu dari Tuhan.

Godaan terbesar ketika kita baru mulai belajar berdoa adalah seperti tertulis di KGK 2753:
Dalam perjuangan doa kita harus menghadapi pendapat-pendapat yang keliru, sikap-sikap mental modern, dan pengalaman kegagalan kita. Pantaslah melawan godaan-godaan ini, yang menyangsikan manfaat dan kemungkinan doa, dengan kerendahan hati, dengan kepercayaan, dan dengan ketabahan.

Latihlah sikap doa yang benar ini setiap hari karena semakin sering kita latih, kita akan menjadi semakin fasih. Ketika fondasi kita sudah benar dan kuat, berdoa menjadi sangat mudah dan sesuatu yang kita lakukan secara otomatis.

Bangun kebiasaan berdoa

Sisipkan kebiasaan untuk berdoa singkat di antara kesibukanmu sepanjang hari. Buatlah doa menjadi bagian dari rutinitas harianmu, beberapa detik / menit ketika kamu di perjalanan, sebelum kamu memulai suatu tugas penting atau sebelum makan, dsb sehingga tanpa terasa kamu sudah membawa seluruh kegiatanmu sepanjang hari itu di dalam doa.

Selain itu biasakan juga untuk menyadari kehadiran Tuhan setiap saat. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan Dia dapat hadir dalam berbagai cara dan bentuk. Ketika kita mempunyai relasi yang dekat dengan Tuhan, akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk mengenali kehadiran Tuhan dalam hidup kita.

Mulai dengan hal yang mudah

Ketika kamu mulai belajar sesuatu, biasakan mulai dengan hal yang mudah sehingga pelajaran itu terlihat gampang untuk dimengerti dan kamu melakukannya dengan hati yang gembira. Begitu juga ketika kamu mulai belajar berdoa. Mulailah dengan melakukan 4 langkah di atas, bangun fondasi yang kuat, sebelum kamu mulai masuk ke tingkat yang lebih sulit. Mulai dari 5 menit, lalu meningkat ke 10 menit, 15 menit, dst.

Untuk langkah awal, kamu bisa mulai dengan doa-doa yang sudah sering digunakan di Gereja, misalnya rosario. Ketika kehidupan doamu sudah berkembang, kamu mungkin mau mencoba teknik berdoa yang lebih dalam misalnya dengan melakukan meditasi, atau dengan menulis jurnal, dsb.

Kesimpulan

Sebagai umat Kristiani, berdoa itu bukanlah sebuah pilihan lagi. Berdoa merupakan bagian dari diri kita. Membangun relasi dengan Sang Pencipta adalah fondasi yang sangat penting dalam hidup kita. Kita tidak perlu memulai kehidupan doa kita dengan bentuk doa yang sulit, yang berjam-jam, dengan bahasa-bahasa lain, tapi cukup kita mulai dengan sesuatu yang sederhana, yaitu datang kepada Tuhan dengan sikap rendah hati, penuh iman dan ketabahan.

Sharing

  1. Sharingkan bagaimana rutinitas doamu setiap harinya.
  2. Sharingkan kesulitan di dalam kehidupan doamu.
  3. Berikan pendapatmu akan pernyataan ini : doa pasti dijawab Tuhan.

Reference