Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 76 – Week of 26th Nov 2015

Galatians 4:1-32 – No Longer a Slave, but a Son


Intro

Dalam pembahasan hari ini, kita akan membahas tentang Galatia 4.

Bacaan

Tak ada lagi perhambaan

[table “” not found /]

Ingatlah akan hubungan kita yang semula

[table “” not found /]

Hagar dan Sara

[table “” not found /]

Pembahasan

Panduan fasil: minta satu atau dua orang untuk meringkas Galatia 4 ini.
  1. Baca ayat 1-11
    Mengapa Santo Paulus mengatakan bahwa orang Israel diterima menjadi anak hanya melalui Yesus (ayat 5) walaupun sejak sebelum Yesus mereka disebut anak Allah?

    Sebelum inkarnasi, keputraan (sonship) bangsa Israel adalah keputraan ciptaan, yang berarti Allah yang adalah Bapa menciptakan, mencintai, dan menguasai mereka.Sedangkan, penerimaan sebagai anak melalui Yesus adalah keputraan surgawi, yang merupakan sifat dasar relasi Yesus dengan Allah Bapa. Keputraan ini melebihi dari apa yang dahulu dimiliki Adam dan Hawa. Keputraan inilah yang membawa manusia kepada relasi dengan Allah Tritunggal.
  2. Pada ayat 6, bagaimana roh kudus membuktikan bahwa relasi seseorang dengan Allah telah berubah dari hamba menjadi anak?

    Roh kudus mengerjakan karya yang ajaib di dalam hati kita. Dia memampukan kita untuk mengerti, baik secara intelektual dan emosional, bahwa Allah adalah Bapa kita, yang mencintai kita, dan bahwa kita adalah milik-Nya selamanya. Hal ini berbeda dengan cara berpikir hamba terhadap tuannya atau seorang anak dengan penjaganya. Santo Paulus menunjukkan karya roh kudus ini yang memampukan kita memanggil Allah “ya Abba! Ya Bapa!”. Kasih yang ditanamkan roh kudus ke dalam hati kita inilah yang memampukan kita untuk pertama-tama mengarahkan diri kita kepada Tuhan saat kita menghadapi masa-masa sulit.Baca ayat 8-11Pada ayat 8, “… memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah” merujuk kepada penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang-orang Galatia sebelum menjadi pengikut Kristus. Mereka menyembah dewa-dewi, elemen-elemen di alam, patung-patung dari batu dan logam mulia. Penyembahan ini timbul dari rasa takut, bukan kasih, kepada allah yang tidak memiliki kekuatan dan kasih pada penyembahnya. Hal inilah yang membelenggu mereka.
  3. Pada ayat 9, hal penting apa yang ingin ditekankan oleh Santo Paulus tentang kehidupan kristiani?

    “… sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah…”Santo Paulus mau menekankan inisiatif Allah dalam hubungan kita dengan Allah. Santo Paulus benar-benar memahami bahwa untuk dapat mengenal Allah, Allah sendiri yang lebih dahulu menjangkau kita.
  4. Baca ayat 12-204. Menurut pendapatmu, apa yang dimaksud oleh Santo Paulus “jadilah sama seperti aku, sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu” di ayat ke 12?

    Santo Paulus ingin menggarisbawahi bahwa Injil telah meruntuhkan tembok pemisah antara bangsa yahudi dan non-yahudi. Baik Santo Paulus maupun bangsa non-yahudi dibenarkan oleh iman, bukan hukum dan adat yahudi. Santo Paulus mendesak mereka untuk meniru dia. Dalam hal ini Santo Paulus menjadi sama seperti bangsa non-yahudi karena dia tidak mencari kebenaran dari hukum dan warisan adat yahudi.
  5. Pada ayat 13-16, Santo Paulus mengingat kembali saat dia pertama kali memberitakan Injil ke Galatia. Bagaimana hubungan Santo Paulus dengan orang-orang di Galatia saat itu?

    Orang-orang di Galatia menerima kabar gembira dari Santo Paulus. Santo Paulus menginginkan orang-orang Galatia untuk mengingat kembali peristiwa tersebut. Santo Paulus percaya bahwa hal tersebut dapat membuat mereka kembali mempercayai pesan Santo Paulus, walaupun bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh judaizer.
  6. Pada ayat 17, mengapa mereka (judaizer ) tertarik dengan orang-orang non-yahudi dan mau meyakinkan mereka bahwa tanpa sunat mereka dikucilkan dari umat Allah?

    Mereka ingin agar orang-orang non-yahudi bergantung kepada judaizer untuk petunjuk-petunjuk tentang hukum-hukum. Santo Paulus menunjukkan bahwa hal tersebut bukanlah inti sumber kebenaran.Baca ayat 21-27Pada ayat 24, Santo Paulus mau menunjukkan bahwa Hagar dan Sarah tidak hanya dua orang dalam hidup Abraham, namun mereka juga mengkiaskan dua perjanjian. Hagar merepresentasikan perjanjian untuk anak-anak hamba, sedangkan Sarah merepresentasikan perjanjian untuk anak-anak merdeka.
  7. Pada ayat 29, apa yang dimaksud Santo Paulus dengan “tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut roh, demikian juga sekarang ini”?

    Orang yahudi ingin menekan orang non-yahudi untuk menuruti dan mengikuti mereka. Mereka sangat persuasif karena mereka memiliki sejarah yang panjang sebagai bangsa pilihan Allah (dapat dikatakan bahwa mereka adalah saudara tua dari orang-orang non-yahudi). Hal inilah yang dianalogikan dengan penganiayaan yang serupa dengan saat Ismael menganiaya Ishak.
  8. Pertanyaan sharing: Santo Paulus menginginkan jemaat di Galatia untuk beranjak dari pengalaman kehidupan baru di dalam Kristus menuju kepada kedewasaan iman. Bagaimana perbedaan kedewasaan iman Kristiani dengan pengalaman saat permulaan berelasi dengan Allah?

Referensi

http://www.BibleStudyCatholics.com/

Jeff Cavins’ Talk on Session 6 – Galatians 4:1-32: No Longer a Slave, but a Son