Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 72 – Week of 19th Oct 2015

Galatians 2 – The Threat of Compromise


Intro

Dalam pembahasan hari ini, kita akan melihat bagaimana Paulus mendapatkan persetujuan dari para ketua jemaat di Yerusalem, dan bagaimana dia di kemudian hari mengkritik Petrus karena tindakan Petrus yang munafik. Di akhir sesi, kita diingatkan kembali bahwa keselamatan itu datang dari iman akan Yesus Kristus dan bukan dari semata-mata mengikuti hukum.

Bacaan

[table “” not found /]

Pertanyaan

  1. Setelah 14 tahun, Paulus kembali ke Yerusalem dengan membawa murid-muridnya, Barnabas dan Titus. Mengapa Paulus kembali ke Yerusalem dan permasalahan apa yang dia hadapi disana? (lihat ayat 1-10)
    Paulus menerima suatu pernyataan (revelation) yang membuat dia kembali ke Yerusalem. Dia menjelaskan kepada orang-orang terpandang di Yerusalem (para ketua jemaat) bahwa dia telah mengajarkan Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi. Dan para ketua pun menyetujui tindakan Paulus dan mendukungnya.Akan tetapi ada sekumpulan orang Yahudi yang ingin memaksakan Paulus dan pengikutnya untuk tunduk kepada hukum orang Yahudi. (Hukum yang dimaksud disini adalah yang berhubungan dengan tata cara Yahudi atau disebut ‘ceremonial law’, seperti contohnya disunat). Bagi bangsa Yahudi, dengan disunat mereka menjadi umat pilihan Allah dan akan mendapatkan keselamatan (hal ini berasal dari perjanjian antara Allah dengan Abraham).

    Akan tetapi, bagi Paulus, mengikuti hukum Taurat sudah tidak penting lagi begitu seseorang mengimani Yesus Kristus sebagai sang Juru Selamat. Oleh karena itu, Paulus berpegang kukuh pada prinsipnya bahwa orang-orang Kristiani dari bangsa non- Yahudi tidak perlu mengikuti hukum Taurat Yahudi ini, seperti muridnya Titus dari bangsa non-Yahudi yang tidak perlu disunat.

  2. Menurut kalian, mengapa para ketua jemaat mendukung Paulus? (lihat ayat 7-9)

    Mereka melihat bahwa Paulus mengajarkan Injil yang sejati, sama seperti yang diajarkan oleh Petrus. Tidak hanya mengajarkan, tetapi Paulus juga menerapkannya dalam hidupnya. Memang ini yang harus dilakukan – pesan Injil haruslah diajarkan dan dihidupi – tidak bisa hanya teori.
  3. Konflik apa yang terjadi antara Petrus dengan Paulus di Antiokhia? Mengapa Paulus harus mengkritik Petrus di depan umum? (lihat ayat 11-16)
    Paulus melihat Petrus bersikap munafik. Ingat kembali bahwa Petrus adalah salah satu dari ketua jemaat yang mengakui/mendukung Paulus (ayat 9 – Kefas = Petrus). Ketika berada di Antiokhia, awalnya Petrus mau makan bersama-sama dengan orang non-Yahudi. (Menurut hukum Yahudi, orang Yahudi tidak boleh makan bersama dengan orang non-Yahudi karena dianggap tidak bersih). Akan tetapi, begitu ada kumpulan orang dari Yerusalem datang ke Antiokhia, Petrus mulai memisahkan dirinya dari orang-orang non-Yahudi. Paulus melihat tindakan Petrus ini sebagai ancaman atas kebenaran Injil dan kesatuan Gereja, dimana keselamatan akan diberikan kepada siapa saja (baik Yahudi maupun non-Yahudi) yang percaya kepada Yesus Kristus, bukan yang patuh pada hukum.

    Paulus harus mengkritik Petrus di depan umum karena posisi Petrus yang pada saat itu adalah pemimpin Gereja sehingga tindakan Petrus mempunyai dampak yang luas. Petrus bisa mempengaruhi banyak orang dengan tindakannya (bahkan dalam bacaan dikatakan Barnabas pun jadi terpengaruh). Ingat kembali bahwa yang dikritik Paulus disini adalah tindakan Petrus yang munafik, bukan apa yang Petrus ajarkan. Untuk mengajarkan suatu kebenaran adalah lebih mudah dibanding dengan menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan nyata.

  4. Kita tahu bahwa Tuhan tidak memilih orang-orang yang suci dan sempurna untuk menjadi pemimpin Gereja. Hanya dengan rahmat dan kasih karunia Tuhan, seorang pemimpin dapat mengajarkan kebenaran dan menerapkannya dalam tindakan nyata. Tindakan dari seorang pemimpin dapat mempengaruhi masyarakat luas, bahkan seluruh dunia. Refleksikan sejenak pernyataan ini. Kita memiliki Paus Fransiskus saat ini. Sharingkan bagaimana perkataan dan tindakannya telah menginspirasi kamu.
  5. Ketika dikritik oleh Paulus, Petrus tidak membantah karena ia tahu ia telah bertindak salah. Menurut Santo Agustinus, “Dia yang dikritik adalah lebih mulia untuk dihormati dan lebih susah untuk diikuti dibandingkan dengan orang yang memberikan kritik.” Sharingkan pendapatmu tentang pernyataan ini.

    Pendapat bisa bermacam-macam tetapi intinya disini adalah kerendahan hati (humility) untuk memberikan diri dikritik/dikoreksi supaya menjadi benar. Kerendahan hati adalah suatu sifat yang harus dilatih (tidak datang dengan sendirinya).
  6. Baca kembali ayat 17-21. Apa yang ingin Paulus tekankan sehubungan dengan hukum Taurat dan hidup dalam Kristus dalam bacaan ini?

    Paulus menekankan bahwa keselamatan tidak datang dengan mengikuti hukum Taurat, yang mengharuskan seseorang untuk mengikuti semua hukum itu dengan sempurna (satu pelanggaran saja akan membawa kematian). Oleh karena itu, Paulus mengatakan bahwa ia telah mati di dalam hukum dan hidup kembali di dalam Kristus. Keselamatan adalah karunia dari Tuhan, bukan karena kita layak, tetapi justru karena kita tidak layak namun Kristus, karena kasih-Nya yang besar, telah memilih untuk menebus dosa kita dan masuk tinggal dalam diri kita.
  7. KGK 1394 Seperti halnya makanan jasmani perlu untuk mengembalikan lagi kekuatan yang sudah terpakai, demikianlah Ekaristi memperkuat cinta yang terancam menjadi lumpuh dalam kehidupan sehari-hari. Cinta yang dihidupkan kembali ini menghapus dosa ringan

    Bdk. Konsili Trente: DS 1638

    Kalau Kristus menyerahkan Diri kepada kita, Ia menghidupkan cinta kita dan memberi kita kekuatan, supaya memutuskan hubungan dengan kecenderungan yang tidak teratur kepada makhluk-makhluk dan membuat kita berakar di dalam Dia.

    “Karena Kristus telah wafat untuk kita karena cinta, maka setiap kali kita merayakan peringatan akan kematian-Nya, kita mohon pada saat persembahan, agar cinta itu diberi kepada kita oleh kedatangan Roh Kudus. Kita mohon dengan rendah hati, supaya berkat cinta, yang dengannya Kristus rela wafat untuk kita, kita pun setelah menerima rahmat Roh Kudus, memandang dunia sebagai disalibkan untuk kita dan kita sebagai disalibkan untuk dunia…. Marilah kita, karena kita telah menerima cinta itu secara cuma-cuma, mati untuk dosa dan hidup untuk Allah”

    Fulgensius dari Ruspe, Fab. 28,16-19

    Baca kembali ayat 19-20 dan KGK 1394 di atas. Sharingkan bagaimana kehadiran Yesus dalam hidupmu (khususnya secara nyata ketika kamu menerima Ekaristi) memberikanmu semangat ketika menghadapi masalah dan kekuatan dalam menghadapi godaan untuk berbuat dosa.
  8. Di ayat 10, para ketua jemaat mengingatkan Paulus untuk melayani orang-orang miskin. Gereja memang sangat menekankan pentingnya melayani orang-orang miskin, terlantar dan yang dikucilkan, karena Yesus sendiri yang memberikan teladan ini. Iman kita kepada Yesus membawa kita untuk mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Sharingkan pelayanan yang kamu lakukan baru-baru ini. Apa yang mendorongmu melakukan pelayanan itu dan apa yang kamu rasakan setelahnya?

Referensi

http://www.BibleStudyCatholics.com/

Jeff Cavins’ Talk on Session 3 – Galatians 2: The Threat of Compromise

Download the PDF File