Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Sesi 32 - Week of 1st July 2018

Burden of Talent


Intro

Pada CG kita kali ini, kita akan membahas tentang talenta.

“Who you are is God’s gift to you. Who you become is your gift to God.” – Hans Urs von Balthasar

Apa yang terpikir saat membaca kutipan di atas? Tuhan memberi kita masing-masing talenta, karunia, kesempatan dan peluang. Semua pemberian ini cuma-cuma (gratis), namun ada tanggung jawab yang harus kita pikul untuk setiap karunia tersebut.

Bahan

Mari kita baca bersama-sama tentang perumpamaan Talenta.

[table “” not found /]

(fasil dapat memberi waktu anggota CG membaca ulang bacaan di atas)

Dari bacaan ini kita dapat memperenungkan beberapa hal berikut ini:

Talenta adalah ukuran timbangan pada jaman Yesus, kira-kira beratnya sekitar 33 kg. Talenta digunakan untuk mengukur emas atau perak pada jaman tersebut sebagai satuan mata uang. Sebagai gambaran, harga emas saat ini (Mei 2018) sekitar USD 41.892,00 per kg. Jadi satu talenta emas bernilai sekitar USD 1,38 juta. Sebagai satuan mata uang saat itu, satu talenta bernilai sekitar 6.000 denarius (denarius adalah koin perak mata uang Romawi pada jaman Yesus). Satu denarius adalah upah harian pekerja pada saat itu. Jadi, nilai satu talenta kira-kira setara dengan upah harian pekerja selama 20 tahun (asumsi 300 hari kerja setahun). Bayangkan betapa besar nilai sebuah talenta.

Talenta diberikan menurut kesanggupannya (ayat 15). Hamba yang sanggup mengolah lima talenta diberi lima talenta, yang sanggup mengolah dua talenta diberi dua talenta, dan yang sanggup mengolah satu talenta diberi satu talenta.

Apa yang dilakukan hamba-hamba setelah menerima talenta? Hamba pertama dan kedua mengolah talenta tersebut, sedangkan hamba ketiga mengubur talenta yang dipercayakan kepadanya. Hamba ketiga mengubur talenta tersebut karena takut kehilangan talenta tersebut (ayat 25). Mungkin takut itu hanyalah alasan karena hamba tersebut malas mengolah talenta yang dipercayakan kepadanya. Hamba ini juga mungkin tidak mengenal Tuannya dengan baik karena dia tidak memahami keinginan Tuannya (berbeda dengan hamba yang pertama dan kedua yang melakukan apa yang dikehendaki Tuannya). Kita seringkali melakukan hal yang sama seperti hamba yang ketiga dengan mengubur atau bahkan melupakan talenta-talenta yang dipercayakan kepada kita.

Sekarang kita melihat dari sisi Tuan pemberi talenta,

  1. Sang Tuan memberi talenta menurut kesanggupan dan kemampuan kita dalam mengolah talenta tersebut.
  2. Saat si Empunya talenta pulang dan melakukan perhitungan dengan hamba-hamba-Nya, Dia memuji hamba pertama dan kedua, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”. Talenta mereka tidak diambil, mereka bahkan diberi tanggung jawab dan talenta yang lebih banyak (hamba pertama mendapat tambahan talenta dari hamba ketiga) serta masuk kedalam kebahagiaan Tuannya.
  3. Sang Tuan mengambil talenta hamba ketiga yang tidak diolah serta menghukum hamba tersebut.

Jadi kita harus mengolah setiap talenta yang dipercayakan Tuhan kepada kita, dan disaat akhir hidup kita Tuhan akan meminta pertanggung jawaban kita atas semua talenta yang Dia percayakan kepada kita.

Talenta-talenta yang Tuhan percayakan kepada kita dapat berupa karunia-karunia, bakat, atau kesempatan-kesempatan yang datang kepada kita. Talenta adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita, dan dipercayakan kepada kita untuk tujuan tertentu. Tugas kita adalah untuk menemukan, mengolah serta mengembangkannya. Supaya kita dapat menemukan, mengolah, serta mengembangkannya sesuai dengan kehendak Tuhan, kita harus sering berkomunikasi dengan Tuhan lewat berdoa. Talenta sangat berkaitan erat dengan panggilan hidup kita. Tuhan memampukan dan mempersenjatai kita dalam menjalankan hidup sesuai panggilan kita.

Ingat, bahwa karunia (gift) diberikan Tuhan untuk membangun diri sendiri dan Gereja. Karena itu berkomunitas di dalam lingkungan Gereja merupakan cara yang baik untuk mengembangkan dan mengolah talenta-talenta yang kita miliki.

Sharing

  1. Dari ketiga hamba di dalam bacaan di atas, hamba yang mana yang lebih mencerminkan dirimu? Sharingkan
Petunjuk fasil: Fasil mengingatkan bahwa kita mempunyai tanggung jawab untuk semua talenta yang kita miliki.
  1. Apakah ada talenta yang ingin kamu miliki (namun kamu tidak memilikinya saat ini)? Sharingkan
  2. Tuhan memberikan talenta bukan untuk dimiliki saja, tetapi talenta tersebut diberikan untuk sebuah tujuan tertentu. Talenta apa yang kamu miliki saat ini? Apa yang sudah kamu lakukan dengan talenta yang kamu miliki?
  3. Apakah ada talenta yang selama ini kamu kubur / abaikan / lupakan? Jika pada saat akhir hidup kita, Tuhan bertanya kepadamu, “Apakah yang kamu lakukan dengan talenta “…” (yg kamu abaikan) yang Kuberikan kepadamu?” Apa jawabanmu? Sharingkan
  4. Usaha-usaha apakah yang sudah kamu lakukan untuk mengembangkan talenta yang kamu miliki?

    Petunjuk fasil: Fasil dapat memperkenalkan ministry-ministry yang ada di Amoredio dan KKIS sebagai wadah untuk mengembangkan talenta. Misalnya:

    • Talenta menulis dikembangkan di Material Ministry
    • Talenta mengajar dikembangkan di Material Ministry
    • Talenta berdebat dikembangkan di Material Ministry
    • Talenta menyanyi dikembangkan di PW Ministry
    • Talenta bermain musik dikembangkan di PW Ministry
    • Talenta hospitality dikembangkan di Membership Ministry
    • Talenta desain dikembangkan di Creative Ministry
    • Dan lain-lain

“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Matius 25:23

Referensi

What a Waste Series: Burden of Talent. Bulldog Catholic Homily Study.

https://bulldogcatholic.org/111917-waste-burden-talent/

PDF Link

CG_Sess 32_Burden of Talent