Sesi 47 - Week of 30 Oct 2022

Burden of Talent


Persiapan Fasil

1. Berdoa Rosario untuk keberlangsungan CG masing-masing

Intro

Pada CG kita kali ini, kita akan membahas tentang talenta.

“Who you are is God’s gift to you. Who you become is your gift to God.” – Hans Urs von Balthasar

Apa yang terpikir saat membaca kutipan di atas?

Tuhan memberi kita masing-masing talenta, karunia, kesempatan dan peluang. Semua pemberian ini cuma-cuma (gratis), namun ada tanggung jawab yang harus kita pikul untuk setiap karunia tersebut.

Bahan

Mari kita baca bersama-sama tentang perumpamaan Talenta dibawah ini :

Mat 25:14 – “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Mat 25:15 – Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Mat 25:16 – Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.

Mat 25:17 – Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.

Mat 25:18 – Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Mat 25:19 – Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.

Mat 25:20 – Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.

Mat 25:21 – Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Mat 25:22 – Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.

Mat 25:23 – Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Mat 25:24 – Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

Mat 25:25 – Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Mat 25:26 – Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

Mat 25:27 – Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.

Mat 25:28 – Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.

Mat 25:29 – Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Mat 25:30 – Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Dari bacaan ini kita dapat merenungkan beberapa hal berikut ini:

Talenta adalah ukuran timbangan pada zaman Yesus, kira-kira beratnya sekitar 33 kg. Talenta digunakan untuk mengukur emas atau perak pada zaman tersebut sebagai satuan mata uang. Sebagai gambaran, harga emas sekitar USD 55.140,00 per kg. Jadi satu talenta emas bernilai sekitar USD 1,82 juta. Sebagai satuan mata uang saat itu, satu talenta bernilai sekitar 6.000 denarius (denarius adalah koin perak mata uang Romawi pada zaman Yesus). Satu denarius adalah upah harian pekerja pada saat itu. Jadi, nilai satu talenta kira-kira setara dengan upah harian pekerja selama 20 tahun (asumsi 300 hari kerja setahun). Bayangkan betapa besar nilai sebuah talenta.

Talenta diberikan menurut kesanggupannya (ayat 15). Hamba yang sanggup mengolah lima talenta diberi lima talenta, yang sanggup mengolah dua talenta diberi dua talenta, dan yang sanggup mengolah satu talenta diberi satu talenta.

Apa yang dilakukan hamba-hamba setelah menerima talenta? Hamba pertama dan kedua mengolah talenta tersebut, sedangkan hamba ketiga mengubur talenta yang dipercayakan kepadanya. Hamba ketiga mengubur talenta tersebut karena takut kehilangan talenta tersebut (ayat 25). Mungkin takut itu hanyalah alasan karena hamba tersebut malas mengolah talenta yang dipercayakan kepadanya. Hamba ini juga mungkin tidak mengenal Tuannya dengan baik karena dia tidak memahami keinginan Tuannya (berbeda dengan hamba yang pertama dan kedua yang melakukan apa yang dikehendaki Tuannya). Kita seringkali melakukan hal yang sama seperti hamba yang ketiga dengan mengubur atau bahkan melupakan talenta-talenta yang dipercayakan kepada kita.

Sekarang kita melihat dari sisi Tuan, si pemberi talenta,

  1. Sang Tuan memberi talenta menurut kesanggupan dan kemampuan kita dalam mengolah talenta tersebut.
  2. Saat si Empunya talenta pulang dan melakukan perhitungan dengan hamba-hamba-Nya, Dia memuji hamba pertama dan kedua, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”. Talenta mereka tidak diambil, mereka bahkan diberi tanggung jawab dan talenta yang lebih banyak (hamba pertama mendapat tambahan talenta dari hamba ketiga) serta masuk kedalam kebahagiaan Tuannya.
  3. Sang Tuan mengambil talenta hamba ketiga yang tidak diolah serta menghukum hamba tersebut.

Jadi kita harus mengolah setiap talenta yang dipercayakan Tuhan kepada kita, dan disaat akhir hidup kita Tuhan akan meminta pertanggung jawaban kita atas semua talenta yang Dia percayakan kepada kita.

Talenta-talenta yang Tuhan percayakan kepada kita dapat berupa karunia-karunia, bakat, atau kesempatan-kesempatan yang datang kepada kita. Talenta adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita, dan dipercayakan kepada kita untuk tujuan tertentu. Tugas kita adalah untuk menemukan, mengolah serta mengembangkannya. Supaya kita dapat menemukan, mengolah, serta mengembangkannya sesuai dengan kehendak Tuhan, kita harus sering berkomunikasi dengan Tuhan lewat berdoa. Talenta sangat berkaitan erat dengan panggilan hidup kita. Tuhan memampukan dan mempersenjatai kita dalam menjalankan hidup sesuai panggilan kita.

Ingat, bahwa karunia (gift) diberikan Tuhan untuk membangun diri sendiri dan Gereja. Karena itu berkomunitas di dalam lingkungan Gereja merupakan cara yang baik untuk mengembangkan dan mengolah talenta-talenta yang kita miliki.

Sharing Questions

  1. Dari ketiga hamba di dalam bacaan di atas, menurutmu hamba yang mana yang lebih mencerminkan dirimu? Sharingkan!
  2. Tuhan memberikan talenta bukan untuk dimiliki saja, tetapi talenta tersebut diberikan untuk sebuah tujuan tertentu. Talenta apa yang kamu miliki saat ini? Apa yang sudah kamu lakukan dengan talenta yang kamu miliki?
  3. Apakah ada talenta yang selama ini kamu kubur / abaikan / lupakan? Jika pada saat akhir hidup kita, Tuhan bertanya kepadamu, “Apakah yang kamu lakukan dengan talenta (yang kamu abaikan) yang Kuberikan kepadamu?” Apa jawabanmu? Sharingkan!

Referensi