Facilitator?
(error)
Jawaban untuk fasil akan ditampilkan

Bible Sharing dengan Lectio Divina


Intro

Pada CG kali ini kita mau merenungkan dan mensharingkan dari bacaan injil, Markus 8:27-35 dengan cara Lectio
Divina. Bacaan diambil dari Bacaan injil hari Minggu, Tanggal 16 September 2018. Hari Minggu biasa ke XXIV.

Apakah itu Lectio Divina?

Lectio Divina bukan sebuah katekese, bukan juga pengajaran, tetapi adalah sebuah doa, sebuah pertemuan pribadi dengan Tuhan dalam kitab suci. Kata lectio divina itu sendiri berarti pembacaan ilahi (sacred reading). Lectio divina adalah cara berdoa dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci untuk mencapai persatuan dengan Tuhan Allah Tritunggal. Di samping itu, dengan berdoa sambil merenungkan Sabda-Nya, kita dapat semakin memahami dan meresapkan Sabda Tuhan dan misteri kasih Allah yang dinyatakan melalui Kristus Putera-Nya. Melalui Lectio divina, kita diajak untuk membaca, merenungkan, mendengarkan, dan akhirnya berdoa ataupun menyanyikan pujian yang berdasarkan sabda Tuhan, di dalam hati kita. Penghayatan sabda Tuhan ini akan membawa kita kepada kesadaran akan kehadiran Allah yang membimbing kita dalam segala kegiatan kita sepanjang hari.

Santo Agustinus berkata: “Doa kita adalah kata yang kita ucapkan kepada Allah. Ketika kita membaca Alkitab, Allah berbicara kepada kita, ketika kita berdoa, kita berbicara kepada Allah.” Lectio Divina terdiri dari empat hal:

  • Lectio (Reading)

Membaca di sini bukan sekedar membaca tulisan, melainkan juga membuka keseluruhan diri kita terhadap Sabda yang menyelamatkan. Kita membiarkan Kristus, Sang Sabda, untuk berbicara kepada kita, dan menguatkan kita, sebab maksud kita membaca bukan sekedar untuk pengetahuan tetapi untuk perubahan dan perbaikan diri kita. Maka saat kita sudah menentukan bacaan yang akan kita renungkan (misalnya bacaan Injil hari itu, atau bacaan dari Ibadat Harian), kita dapat membacanya dengan kesadaran bahwa ayat-ayat tersebut sungguh ditujukan oleh Tuhan kepada kita.

  • Meditatio (Reflect)

Meditatio adalah pengulangan dari kata-kata ataupun frasa dari perikop yang kita baca, yang menarik perhatian kita. Ini bukan pelatihan pemikiran intelektual di mana kita menelaah teksnya, tetapi kita menyerahkan diri kita kepada pimpinan Allah, pada saat kita mengulangi dan merenungkan kata-kata atau frasa tersebut di dalam hati. Dengan pengulangan tersebut, Sabda itu akan menembus batin kita sampai kita dapat menjadi satu dengan teks itu. Kita mengingatnya sebagai sapaan Allah kepada kita.

  • Oratio (Prayer)

Doa adalah tanggapan hati kita terhadap sapaan Tuhan. Setelah dipenuhi oleh Sabda yang menyelamatkan, maka kita memberi tanggapan. Maka seperti kata St. Cyprian, “Melalui Kitab Suci, Tuhan berbicara kepada kita, dan melalui doa kita berbicara kepada Tuhan.” Maka dalam lectio divina ini, kita mengalami komunikasi dua arah, sebab kita berdoa dengan merenungkan Sabda-Nya, dan kemudian kita menanggapinya, baik dengan ungkapan syukur, jika kita menemukan pertolongan dan peneguhan; pertobatan, jika kita menemukan teguran; ataupun pujian kepada Tuhan, jika kita menemukan pernyataan kebaikan dan kebesaran-Nya.

  • Contemplatio (Contemplation)

Saat kita dengan setia melakukan tahapan-tahapan ini, akan ada saatnya kita mengalami kedekatan dengan Allah, di mana kita berada dalam hadirat Allah yang memang selalu hadir dalam hidup kita. Kesadaran kontemplatif akan kehadiran Allah yang tak terputus ini adalah sebuah karunia dari Tuhan. Ini bukan hasil dari usaha kita ataupun penghargaan atas usaha kita. St. Teresa menggambarkan keadaan ini sebagai doa persatuan dengan Allah/ prayer of union di mana kita “memberikan diri kita secara total kepada Allah, menyerahkan sepenuhnya kehendak kita kepada kehendak-Nya.”

 

Untuk masuk dalam Lectio Divina, fasil untuk mengingatkan anggota CG untuk membuat suasana doa dan dalam keadaan
hening,

(Fasil untuk membacakan langkah-langkah kepada anggota CG):

Langkah-langkah lectio divina adalah sebagai berikut:

  1. Ambillah sikap doa, bawalah diri kita dalam hadirat Allah. Resapkanlah kehadiran Tuhan di dalam hati kita. Mohonlah agar Tuhan sendiri memimpin dan mengubah hidup kita melalui bacaan Kitab Suci hari itu.
  2. Mohonlah kepada Roh Kudus untuk membantu kita memahami perikop itu dengan pengertian yang benar.
  3. Perikop Kitab Suci tersebut akan dibacakan secara perlahan dan dengan seksama. Jika mungkin ulangi lagi 1 sampai 2 kali.
  4. Renungkan untuk beberapa menit, jika ada yang mengena atau menyentuh dalam hati akan satu kata atau ayat atau hal-hal yang disampaikan dalam perikop tersebut dan tanyakanlah kepada diri kita sendiri, “Apakah yang diajarkan oleh Allah melalui perikop ini kepadaku?” Bisa juga dengan membayangkan jika kita berada dalam situasi dari perikop tersebut, atau menempatkan diri kita seperti Tuhan berkata-kata langsung kepada diri kita.
  5. Tutuplah doa dengan satu atau lebih resolusi/keputusan praktis yang akan kita lakukan, dengan menerapkan
    pokok-pokok ajaran yang disampaikan dalam perikop tersebut di dalam hidup dan keadaan kita sekarang ini.

Markus 8:27-35

[table “” not found /]

Setelah selesai membaca. Masing-masing bisa membaca sekali lagi dalam hati untuk menangkap ayat mana yang mengena dalam bacaan ini.

(Fasil bisa memberi waktu untuk anggota untuk membaca perikop tersebut untuk dibaca kembali dalam hati dan
direnungkan masing-masing)

Pertanyaan Sharing dari hasil renungan:

  1. Dari bacaan tadi, ayat mana yang mengena untuk kalian dan mengapa? Sharingkan!
  2. “Who do say that I am? Siapakah aku ini?”. Dari ayat ini, menurut kalian, Siapakah Yesus di dalam hidupmu?
    Sharingkan!
  3. “Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” Apakah kalian mengalami situasi mungkin dalam mengambil suatu keputusan atau dalam kehidupan sehari-hari kalian, kalian berikir dalam situasi kalian pada saat itu, apa yang akan Tuhan pikirkan? Sharingkan!
  4. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” Apa tantangan yang kalian pernah alami selama ini dalam mengikuti Yesus? Sharingkan!

 

Referensi:

Lectio Divina