Sesi 29 - Week of 4th August 2014

Apologetic Week Introduction: God’s Promises + Salvation


Intro

Di dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu saja kita pernah mengalami perasaan canggung, apalagi jika pengalaman ini disebabkan karena seseorang mempertanyakan sesuatu tentang iman kita. Misalnya seperti : koq salibmu ada Tuhan Yesusnya sih? Tuhan Yesus itu kan sudah bangkit, koq masi ada disalib? Atau jika kita dipertanyakan : orang Katolik itu penyembah berhala, liat saja mereka sering berdoa didepan patung dan gambar. Malah banyak orang yang membawa jimat, seperti rosario dan scapular.
Apakah yang kita lakukan, jika berada disituasi itu? Ya, banyak dari kita hanya bisa tersenyum diam, atau dengan malasnya menghidari dengan memberikan jawaban : Ah gak tau lah, tanya saja sama Paus.

Di dalam sesi kita kali ini (dan juga sesi-sesi apologetik lainnya), kita mau belajar bagaimana kita bisa menjawab dan dengan rasa penuh hormat menjelaskan tentang iman Katolik kita.

The meaning of Apologetics

Kata “Apologetics” / “Apologetik” berasal dari suku kata bahasa Yunani “apologia”. Di dalam bahasa Yunani kuno, arti apologia adalah pembelaan secara formal atas sebuah kepercayaan; atau sebuah penjelasan atau argumen atas sebuah filosofi atau agama.
Kata apologia dipakai beberapa kali di dalam Perjanjian Baru, termasuk di dalam Injil, dimana kata ini digunakan untuk menjelaskan kebenaran Gereja kepada orang-orang yang tidak percaya.

Salah satu contohnya adalah ketika Paulus yang ditangkap, berdiri di depan tribun di Yerusalem :
” Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu sebagai pembelaan diri [apologia].” (Kis 22:1)
Juga didalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi, ia menyatakan bahwa salah satu tugasnya adalah mempertahankan Injil (defense of the Gospel).

Tidak terlupa pula, bagaimana St. Petrus menyampaikan pesannya kepada kita melalu suratnya :
(15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, (16) dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. (1 Petrus 3:15-16)

Catholic apologetics adalah pembelaan dan penjelasan atas ajaran, kepercayaan dan sikap-sikap geraja Katolik. Tujuannya adalah untuk menghilangkan keragu-raguan, memberikan pencerahan atas kesalahpahaman dan akhirnya untuk memenangkan hati dan jiwa-jiwa untuk Yesus Kristus. Apologetics adalah sebuah aktivitias untuk menolong dan menjawab orang-orang yang bertanya-tanya „mengapa aku harus menjadi orang Katolik?“.
Kita melakukan dan memulainya melalui pikiran, akal budi, dan akhirnya bisa mencapai hati orang-orang tersebut.

The Dos and Don’ts of Apologetics

Semua orang Katolik harus mempunyai dasar pengetahuan akan apologetic, karena mereka akan bertemu dengan pertanyaan-pertanyaan akan iman mereka. Ketika hal itu terjadi, mereka harus selalu ingat akan apa yang „apologetics“ bisa dan tidak bisa lakukan:

  1. Apologetic should remove objections or false ideas about Catholicism.
    Misalnya, jika kita ditanya : mengapa orang Katolik worship/memuja Bunda Maria? Seorang apologist harus bisa menjelaskan bahwa kita orang Katolik tidaklah memuja Bunda Maria, tetapi kita hanya memuja Allah Bapa. Mejelaskan tentang sikap dan kehidupan Bunda Maria dalam hidup Yesus dan kesertaannya dalam Gereja, juga amat sangat membantu menghapus kesalahpahaman tersebut.
  2. Apologetics present reasoned evidence for Catholic doctrine
    Doktrin seperti Trinitas, Inkarnasi dan keberadaan Tuhan dalam Ekaristi, bukan lah sesuatu yang bisa kita buktikan secara logika atau scientific. Tetapi sebuah argumen yang bagus bisa menjadi masuk akal dan juga tidak bertentangan dengan logika. Salah satu contoh yang diberikan St. Thomas Aquinas adalah tentang keberadaan Tuhan. Mereka secara logika menunjukan bahwa lebih masuk akal untuk mempercayai bahwa adanya Pencipta yang maha Kuasa, yang membentuk dan mendesign alam semesta, dibandingkan untuk mempercayai bahwa semuanya ini terbentuk atas dasar ketidaksengajaan belaka.
  3. Apologetics should prepare the heart for conversion through an appeal to the intellect
    Ingatlah, tujuan apologetik bukan untuk menunjukan kepintaran dan kecerdasan kita, tetapi untuk mengundang orang-orang kedalam hubungan cinta kasih dengan Tuhan, melalui Yesus Kristus. Di dalam situasi menghadapi orang Protestan yang anti Katolik, ingatlah selalu kalau tujuan kita adalah memberikan undangan kepada mereka untuk bisa mengalami secara penuh dengan Gereja yang dibentuk Tuhan Yesus sendiri.
  4. Apologetics cannot always demonstrate the truth of the Catholic Faith
    Sebagaimana pun baik dan hebatnya argumen apologetic, kita harus ingat bahwa argumen tersebut juga mempunyai batasan. Hal seperti transubtansi (perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Yesus) tidak bisa dibuktikan seperti halnya eksistensi gravitasi. Seorang apologist haruslah menaruh hormat dan pengertian terhadap batasan-batasan tersebut. Selalu ingat bahwa iman adalah sebuah anugrah dari Tuhan.
  5. Likewise, the apologist cannot force, by sheer reason, people to believe.
    Manusia bukanlah mesin yang bisa memproses informasi dan merubahnya menjadi sebuah keputusan yang sempurna. Seorang apologist yang baik harus bisa menghargai hakekat dan kehendak bebas/free will dari tiap orang, ketika iya berhadapan dengan orang yang mempertanyakan iman katoliknya. Mempertahankan iman bukanlah tentang „memenangkan argumen“, tetapi tentang „mengungkapkan kebenaran“.
  6. The apologist does not win souls that is the work of the Holy Spirit
    Ketika merasakan keberhasilan, seorang apologist bisa mendapatkan godaan untuk sombong dan besar hati. Kita harus selalu ingat, bahwa kerendahan hati amat sangat diperlukan didalam berapology. Semua argumen dan perkerjaan apologist haruslah berdasarkan kepada anugrah Tuhan. Oleh karena itu, berdoa dan refleksi diri secara terus menerus, adalah kunci dari aktivitas apologetik.

Sekarang, kita akan masuk ke pertanyaan-pertanyaan apologetics mengenai keselamatan.
Jawaban dan penjelasan dari fasil diambil hanya dari sumber-sumber pengajaran iman katolik.

Questions for discussion (God’s promises : Salvation) :

  1. Tuhan menjanjikan kita kehidupan yang kekal (di dalam Surga). Apakah yang bisa membuat kita layak memperoleh tempat di dalam Surga? List down dan berikan argumen kalian.
  2. Apakah Anda sudah terselamatkan? (Have you been saved?)
    Sharingkan penjelasan kalian dan berikan alasannya.
  3. “Indulgences are nothing more than a permission to sin. It is a money-making exercise through which Catholics think they can buy their way into heaven!” Sharingkan penjelasan kalian, ketika dihadapi pernyataan seperti ini.

Reference : ignatiusinsight.com, catholic.com