ADN – Golden Rules of Life (19th July 2019)


Pembicara: Kak Rika Agustina

Sharing singkat latar belakang dari Kak Rika, sebelum aktif dalam pelayanan, waktu masih sma sering berpikir mau bunuh diri, tapi ga berani minum baygon. Lalu, sekitar umur 17 tahun, mendapat pengalaman pribadi dekat dengan Yesus, lalu jatuh cinta dengan Yesus dan terpanggil untuk menjadi missionaris.

Pada tahun ’88, di Jakarta ada pertemuan anak muda di Semanggi, gedung Granada dan mulai
berkembang dari situ.

Tema untuk ADN kita adalah “Golden Rules of Life”.

Dimana ada Kardinal-kardinal kumpul hanya untuk membahas tentang anak muda. Karena, generasi anak muda adalah generasi yg luar biasa. “Christus Vivit” (Christ is Alive’) adalah surat apostolik Pope Francis untuk semua orang muda dunia dan seluruh umat Allah yang merupakan hasil dari Sinode Oktober.

Roh kudus itu dinamis, dimana perlu bergerak ketika ada ketidakadilan, ketika ada kesuam-suam kukuan. Karena anak muda punya critical spirit, karena anak muda itu mampu, punya harapan yang luar biasa. Jadi, kali anak muda sudah bergerak, tidak ada yang tidak mungkin.

Pope Francis berkata “a young person should always have a critical spirit”. Karena belakangan ini, banyak orang katolik pergi ke gereja, tapi setelah pulang seperti habis dari rumah duka. Padahal pergi ke gereja untuk bertemu Yesus, tetapi kog tidak ada efeknya.

“Do not observe life from a Balcony”

Jangan melihat hidup ini dari jauh, tapi masuk langsung kedalam dinamika dunia. Jangan hanya melihat dari zona nyaman kalian.

“Don’t confuse happiness with an armchair or live your life behind a screen”

Punya gadget canggih, tapi kebahagian kita cuma segitu doank. Kalau bisa, kalau lagi galau atau gelisah bisa di cari dari internet. Tetapi kita tidak mendapatkan kebahagiaan yang abadi.

“Abandoned vehicle”

Jangan seperti mobil rongsokan. Hidup kita masih banyak yang bisa kita explore dan bisa lakukan di dalam hidup kita. ‘Kamu bukan mobil rongsokan’. Banyak anak-anak muda yang hidupnya kayak begini, gak kemana-mana dan gak berfungsi. Padahal kita adalah anak-anak Allah, yang ditebus dengan darah anak domba.

“Parked cars”

Energimu itu lagi ‘peak-peak’nya ato lagi puncak-puncaknya, kondisinya sedang prima. Jangan diparkir hidupmu.

“Anaesthetized life”

Jangan hidup seperti orang yang terbius / kebal / mati rasa. Tidak punya rasa kepekaan. Atau mungkin teman-teman karena luka batin, karena kegagalan, mungkin pernag dikhianati, mungkin pernah ditolak. Mungkin merasa kalau hidupnya seperti di dalam kotak, kesana mentok, kesini mentok. Atau hidup seperti zombie, tidak ada joy.

“Tourist”

Jangan hidup seperti turis. Pope Francis bilang untuk jangan melihat dunia ini seperti turis. Hanya melihat, tetapi tidak stay, tidak hidup di dalam dinamika kehidupan, hanya seperti itu.

“Young mummies”

Jangan menjadi ‘mumi-mumi’ yang muda. Gereja hanya jadi kayak museum. Tidak bergerak dan melakukan apapun.

 

Pope Francis said “Make a ruckus! Live! Give yourself over to the best of life! Open the door of the cage, go out and fly! Please, don’t take early retirement.”Jangan pensiun dini, karena kalian penuh dengan vitalitas yang luar biasa yang Pope Francis tawarkan.

Pope Francis mengharapkan dalam pola hidup kita, jika kita adalah hadiah untuk dunia, gereja, menjadi lifestyle dari kehidupan kita. Anak menjadi hadiah untuk ortu, ortu menjadi hadiah untuk anak. Menjadi hadiah untuk satu sama lain. Amore Dio jadi hadiah untuk teman-teman, teman-teman jadi hadiah untuk teman-teman Amore Dio yang lain, sehingga yang lain biar bisa merasakan hadirat Tuhan.

Jika ini menjadi gaya hidup kita, bukan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya buat diri sendiri, tetapi untuk orang lain bisa merasakan hadirat Tuhan. Perlu dilakukan perubahan.

Ada suatu film singkat, dimana ada orang buta duduk dipinggir jalan dengan sebuah papan yang bertuliskan “I am blind, I can’t see.” Dan ada seseorang yang memperhatikan orang buta tersebut selama beberapa lama, tapi tidak banyak yang memberi sedekah kepada orang buta tersebut. Namun kemudian orang tersebut mendekati orang buta tersebut dan mengganti papan tulisan nya dengan “Today is a beautiful day, but I can’t see it.” Tidak berapa lama, orang-orang yang melewati orang buta tersebut kemudian memberi sedekah kepada orang buta tersebut, karena tersentuh dengan melihat tulisan tersebut.

Mat 5:1Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah
murid-murid-Nya kepada-Nya.
Mat 5:2Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
Mat 5:3"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan
Sorga.
Mat 5:4Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Mat 5:5Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Mat 5:6Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Mat 5:7Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Mat 5:8Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Mat 5:9Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Mat 5:10Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga.
Mat 5:11Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan
segala yang jahat.
Mat 5:12Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah
dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Waktu Pope Francis berbicara dengan anak-anak muda di Argentina, bilang bahwa tidak harus hapal 1 bible, tapi ada 2 perikop penting yang kita perlu hapal, yaitu Matius 5 dan Matius 25. Setiap kita masing-masing pasti pengen happy. Pengan nikah karena ingin bahagia. Pengen kerja karena ingin bahagia. Pengen sukses karena kita ingin bahagia. Dan Allah menciptakan kita untuk bahagia, karena Allah itu bahagia. Rencana Tuhan atas kita itu untuk happy.

Slogan happiness: “The beauty of life does not depend on how happy you are, but how happy others can be because of you.
Happiness is not a destination, it is a journey
Happiness is not tomorrow, it is now
Happiness is not dependency, it is a decision
Happiness is who you are, not what you have.” ~ Anonymous

Kira-kira apakah kita sudah menjadi kebahagian belum untuk orang lain, buat orang yang kita cintai, buat keluarga, buat anak-anak, buat pasangan, buat teman. Bahaya kalau kehadiran kita membuat orang sengsara, artinya kita jauh dari rencana Allah buat kita.

Happines is not a destination, it is a journey. Tidak usah cepat-cepat atau terburu-buru.
Happines is not tomorrow, it is now. Cek masing-masing apakah kita happy?
Happiness is not dependency, it is a decision. Saya baru bahagia kalau saya punya 5 rumah, kalau masih 2 saya belum bahagia. Karena ini, karena itu. Kita bahagia bukan karena ini, atau karena itu, karena itu bukan rencana Allah. Tapi happiness itu adalah sebuah decision atau power untuk mau membuat hidup kita happy. Happiness is who you are, not what you have. Karena orang yang punya segalanya, belom tentu happy.

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat 5:3)

Sejak kapan org miskin happy? Tapi Yesus berkata justru yang miskin yang happy. Kita harus merubah pola pikir / mindset kita. Artinya, less is more. Miskin dihadapan Allah ataupun yang miskin beneran. Bishop Barron pernah berkata bahwa materi yang semakin banyak yang malah membebani kita. Tidak pernah puas, tidak bisa tidur dengan tenang. Bahkan walaupun secara 8 biasa-biasa aja, tapi lebih merasakan sukacita, lebih damai sejahtera dan punya power.

Santo Ignatius Loyola kasih clue yang bisa membantu kita, yaitu untuk kita boleh ‘cuek’, tapi ‘cuek yng kudus’ atau ‘cuek yang suci’. ‘Holy indifference’. Kita perlu melatih diri untuk bersikap acuh terhadap semua yang diciptakan. Artinya, kita tidak mengarahkan hati kepada kesehatan daripada sakit. Kita tidak mengarahkan pada kekayaan daripada kemiskinan. Kepada kehormatan daripada ketidakhormatan. Kepada hidup panjang daripada hidup
pendek.

Hidup yg lepas bebas, tidak dibebani, tidak ditentukan dengan uang. Jangan buat kekayaan menentukan sikap hati kalian. Kebahagiaan kita mungkin sudab ditentukan oleh seseorang atau sesuatu hal. Maka, cueklah yang kudus. Jadikan Allah sebagai pusat hidup kita.

*Ignatius really means it when he says that we need to be “indifferent to all created things.” In his Principle and Foundation at the beginning of the Spiritual Exercises, he says “we ought not to seek health rather than sickness, wealth rather than poverty, honor rather than dishonor, a long life rather than a short one.”*

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (Mat 5:4)

Kita berdukacita karena kita merasakan empati atau kasih terhadap orang lain. Sharing Kak Rika waktu dia pelayanan ke Makassar untuk acara Pria Sejati / Wanita Bijak dan diundang untuk sharing disitu. Lalu pada acara tersebut, ada ibu-ibu yang mendekati dia dan cerita pada saat ibu tersebut sedang mendoakan orang dan orang tersebut adalah orang yang keluarganya kena korban bom di Surabaya.

Pada saat ibu tersebut sedang mendoakan orang itu, dia bisa sampai merasakan dukacita kesedihan dari orang yang didoakan. Keluar dari diri sendiri rasa empati, sampai kita bisa merasakan dukacita dari orang tersebut. Mungkin tidak bisa happy, karena self-centered, kita gak bisa ikut merakan kesedihan yang dialami oleh orang lain.

Roma 12:15 “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!”

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. (Mat 5:5)

Bagaimana sikap atau reaksi kita untuk bersikap dalam kelemah-lembutan dan rendah hati. Jika ada orang marah, kita bisa berekasi dengan lemah lembut dan happy. Seperti kata Yesus, jika kita ditampar pipi kanan, berilah pipi kiri kita. Pengendalian diri adalah buah roh kudus. Bisakah kita me-manage sikap hati kita.

Sharing Kak Rika, pembelajaran yang pahit. Di keluarga Kak Rika, punya adik laki-laki yang suka main fisik dengan adik perempuan yang lebih kecil. Pada waktu masa kecil, suatu ketika pada saat Kak Rika sedang dikamar membaca renungan dan nyanyi lagu Yesus. Tiba-tiba dia mendengar adik perempuannya yang kecil teriak, kemudian lama-lama menangis semakin kencang. Dan pada saat Kak Rika keluar kamar, dia melihat adik perempuannya lagi menangis di pojokan dan sedang dipukulin sama adiknya laki-laki.

Lalu saat itu Kak Rika bilang kepada adiknya yang laki-laki, dengan lembut, ‘Tidak baik anak-anak laki mukulin anak perempuan.’ Tapi adiknya yang laki-laki malah meludahi dia kemuka. Rasanya sakit hati sekali. Tapi saya terus balik pergi ke kamar. Dan ketika itu, Kak Rika teringat bahwa Yesus juga pernah mengalami yang seperti itu, dan saya pun merasakan sukacita. Dengan merubah pola pikir dan bersikap dengan kelembutan.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (Mat 5:6)

Kita ga cuma lapar dan haus akan firman tuhan, tetapi juga juga akan kebenaran. Apakah dalam hati kita ada critical spirit atau kegelisahan yang berusaha mencari kebenaran. Mzm 85:11 ‘Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.’ Tidak akan ada kebahagiaan dan damai sejahtera ketika terjadi ketidak-adilan. Entah di dalam keluarga, kerjaan, dimanapun. Dimana ada keadilan, ada kesejahteraa . Dimana ada kesejahteraan, ada keadilan. Kalau kita tidak ‘fight’ untuk keadilan, kita tidak bisa mendapatkan kedamaian.

Kak Rika sharing tentang video ‘Mata Najwa’ di Melbourne, mengenai Yenny Wahid Foundation. Disana ditanyakan kepada forum, jika kalian memilih seorang pemimpin, kalian mau memilih pemimpin yang muslim tapi korup, atau memilih pemimpin yang non-muslim tapi non-korup. Dan banyak yang memilih pemimpin yang non-muslim tapi non-korup. Anak muda pasti lapar dan haus akan kebenaran, karena kalau tidak ada kebenaran, tidak ada kedamaian.

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (Mat 5:7).

Murah hati dan suka menolong. Kalau diminta melayani, tapi gak rewel. Tapi itu artinya hatinya lagi ‘distretch’. Memberi, menolong, melayani, tapi happy, juga soal forgiveness. Lakukanlah kepada orang lain apa yang kamu harap orang lain lakukan kepada kamu. Doa ‘Bapa Kami’, Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Terkadang kita hitung-hitungan, berat mana, atau win-win solution, kalau mind-set nya masih seperti

itu, harus dirubah. Kalau sudah berubah, bisa melepas hal itu, kita bisa happy. Sharing Kak Rika, di Indo ada komunitas ibu-ibu single, yang cantik-cantik tapi sudah punya anak. Lalu diminta untuk sharing kasih kesaksian di komunitas tersebut. Dia sempat berpikir bahwa dia sendiri single, tidak punya anak, mau sharing apa. Tapi, kemudian terpikir bahwa dia sendiri adalah produk dari single parent.

Lalu di dalam komunitas itu, ada seorang ibu yang mensharingkan kisah hidupnya kepada Kak Rika. Ibu itu punya suami seorang Kristen. Pada suatu hari, Ibu itu ditinggal pergi sama suaminya tanpa kabar apapun. Setelah beberapa lama, dia mendengar kabar kalau bapak dari suaminya meninggal dunia dan bapaknya seorang Katolik. Dia lalu menerima telepon dari suaminya, menanyakan tata cara perayaan misa untuk orang meninggal secara katolik. Namun Ibu itu tetap membantu suaminya mengatur dari misa requiem, rumah duka, dll sampai selesai. Tapi tidak pernah sekalipun dia menanyakan kepada suaminya.

Setelah beberapa waktu, Ibu itu menerima telepon lagi dari suaminya untuk makan malem bareng. Dan kemudian makan malam bareng dengan anak-anak mereka. Dan dalam proses itu, dia tidak pernah menanyakan kenapa atau menyinggung soal hal tersebut. Sampai kemudian suami nya mulai datang menginap di rumahnya. Lalu bahkan mulai memindahkan barang-barang suami ke rumah ibu tersebut. Dan dia tidak menanyakan atau menyinggung soal apapun.

Ternyata, disitu adalah proses Tuhan sedang merubah suami dari ibu tersebut. Walaupun pengalaman itu sakit, tapi ‘worth it’. Dan dia mengampuni suaminya, dia terima suaminya seterima-terimanya dan itu membuat hidup dia happy.

Pertanyaan sharing:

1. Untuk yang datang ADN kemaren, sharingkan poin-poin apa yang kamu dapatkan dari Kak Rika!
2. Dan untuk teman-teman yang tidak bisa datang ADN kemaren, dari membaca rangkuman ADN diatas,
apakah poin yang kalian dapatkan dan sharingkan!
3. Sharingkan pengalaman kalian dalam bersikap seperti dalam sabda bahagia dari Mat 5:3-7!
4. Sejauh mana kalian merasakan kebahagiaan dalam hidup kalian masing-masing atau tantangan /
hambatan yang kalian alami dan menurut kalian bagian atau hal apa yang masih bisa kalian lakukan
untuk bisa meningkatkan kebahagiaan kalian. Sharingkan!

Reference

http://m.vatican.va/content/francescomobile/en/apost_exhortations/documents/papa-francesco_esortazione-ap_20190325_christus-vivit.html

Kristus Hidup! Sintesis dari Seruan Apostolik Pasca-Sinode tentang Orang Muda