CGSession 9week of 22 Aug 2010 Wisdom of Patience Kesabaran


 Week of 22 Aug 2010

Sesi 9: Wisdom of Patience (Kesabaran)

PW

Past work : (Sesi 8: Cara Pandang yang Bijaksana untuk Hidup)

Renungkan dan tuliskan rencana-rencana anda di masa depan dan libatkan lah rencana-rencana tersebut kepada Tuhan. Sharingkan minggu depan.

 

Yakobus 5:7-12

 (7) Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.

(8) Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!

(9) Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

(10) Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

(11) Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

(12) Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.

 

Question & Sharing:

Alasan untuk bersabar (Yakobus 5:7-9)

1.     Menurut ayat 7, sikap apakah yang harus kita miliki dalam menghadapi tantangan? Sampai kapan?

 

2.     Early Rain and Late rain

Bagi petani, hujan (baik dalam kuantitas maupun frekuensi ) amat penting dalam menentukan berhasil/tidaknya panennya. Di Israel, “early shower/hujan awal” yang disebut hujan yoreh turun secara periodic selama bulan October dan November, hujan ini melunakkan tanah yang telah menjadi keras dan kering sepanjang musim panas sehingga petani dapat membajak dan menanam tanamannya. Hujan yang lebih deras (~70% dari curah hujan tahunan) terjadi sepanjang musim dingin. Dan akhirnya, “late rain” atau “malkosh” terjadi di bulan April/May menentukan akhir pertumbuhan dan memungkinkan gandum untuk dipanen. Interupsi dari cycle “early and late rain” bisa menghambat pertumbuhan dari tanaman atau menyebabkannya menjadi membusuk.

a.Berdasarkan informasi di atas dan ayat 7-8, bagaimana Yakobus menggunakan perumpamaan petani untuk menjelaskan arti dari kesabaran?

  

b. Apakah dasar sehingga Yakobus mengatakan bahwa kita bisa bersabar seperti petani? (Apakah yang menyebabkan kita bisa bertahan dan bersabar seperti petani?)

3.    Ayat 8 “meneguhkan hatimu” .Pikirkan/sharingkan tentang arti dari kata “meneguhkan/establish”. Note: meneguhkan merupakan kata aktif, kenapa Yakobus memilih kata ini?

4. Baca CCC1808, apakah pengertian “fortitude=ketabahan menurut CCC1808, dan bagaimanakah fortitude membantu kita dalam menghadapi tantangan / stiuasi yang sulit? Sharing

CCC1808 :Keberanian adalah kebajikan moral yang membuat tabah dalam kesulitan dan tekun dalam mengejar yang baik. Ia meneguhkan kebulatan tekad, supaya melawan godaan dan supaya mengatasi halangan-halangan dalam kehidupan moral. Kebajikan keberanian memungkinkan untuk mengalahkan ketakutan,juga ketakutan terhadap kematian dan untuk menghadapi segala percobaan dan penghambatan. Ia juga membuat orang reIa untuk mengurbankan kehidupan sendiri bagi suatu hal yang benar. "Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku" (Mzm 118:14). "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yoh 16:33).

5.    Menurut ayat 9, bersungut-sungut juga merupakan suatu bentuk menghakimi. Orang Israel dikatakan sering bersungut-sungut/mengeluh terhadap Tuhan ketika mereka tidak sabar menunggu bantuanNYA atau tidak mengerti perbuatan Tuhan. Keluh kesah mereka adalah bukti bahwa mereka telah mengambil kesimpulan/telah menghakimi bahwa Tuhan telah melupakan dan memperlakukan mereka dengan buruk. Yakobus telah mengatakan bahwa tidak seorangpun diantara kita yang bisa menjadi hakim, karena hanya ada satu hakim.

Apakah yang disampaikan di ayat 9 dan bagaimana kah itu membantu kita untuk bersabar /menahan diri dan tidak mengeluh?

6.       Yakobus mengatakan kita harus menuruti teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan, Baca Yesaya 50:4-10. Apakah yang bisa dipelajari dari bacaan tersebut?

7.    Baca Yesaya 40:27-31, kenapa Yakobus mengatakan (Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia).  Apakah harapan yang dijanjikan kepada mereka yg bersabar dalam penderitaan?

8.    Sharingkan pengalaman anda dimana anda ditantang untuk bersabar ? (hal apa yg membuat anda bisa bersabar, sharingkan tips anda)

9.  Baca CCC2155 dan bandingkan dengan ayat 12., Apakah inti dari ayat/chapter tersebut?

2155: Kekudusan nama Allah menuntut bahwa orang tidak memakainya untuk hal-hal yang tidak penting. Orang juga tidak boleh mengucapkan sumpah, kalau berdasarkan situasi ia dapat diartikan sebagai persetujuan pada kekuasaan, yang menuntutnya secara tidak sah. Kalau sumpah dikehendaki oleh wewenang negara yang tidak sah, ia dapat ditolak. Ia harus ditolak, kalau ia dituntut untuk maksud-maksud yang bertentangan dengan martabat manusia atau dengan persekutuan Gereja.

Work:

ayat 12: Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak.;

memerlukan kewaspadaan/kehati-hatian dalam berbicara. Latih/praktekanlah ayat 12 ini dalam seminggu ke depan. Karena dengan itu orang lain akan tahu dan percaya terhadap perkataan anda.

 

Referensi: Kebajikan pokok (cardinal) The cardinal virtues (CCC1805-1808)

 

1805: Empat kebajikan merupakan poros kehidupan moral. Karena itu orang menamakan mereka kebajikan "kardinal" [cardo berarti poros]; semua yang lain berada di sekeliling mereka. Mereka adalah kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan penguasaan diri. "Kalau seorang mengasihi kebenaran, maka kebajikan adalah hasil jerih payah kebijaksanaan. Sebab ia mengajarkan menahan diri dan berhati-hati, keadilan dan kebenaran" (Keb 8:7). Kebajikan-kebajikan ini juga dipuji dalam banyak teks Kitab Suci dengan nama-nama yang lain.

 

1806: Kebijaksanaan adalah kebajikan yang membuat budi praktis rela, supaya dalam tiap situasi mengerti kebaikan yang benar dan memilih sarana yang tepat untuk mencapainya. "Orang yang bijak memperhatikan langkahnya" (Ams 14:15). "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa" (1 Ptr 4:7). "Kebijaksanaan ialah akal budi benar sebagai dasar untuk bertindak", demikian santo Tomas menulis (s.th. 2-2,47,2,sc) mengikuti Aristoteles. Ia tidak mempunyai hubungan dengan rasa malu atau rasa takut, dengan lidah bercabang atau berpura-pura. Orang menamakan dia "auriga virtutum" [pengemudi kebajikan]; ia mengemudikan kebajikan lain, karena ia memberi kepada mereka peraturan dan ukuran. Kebijaksanaan langsung mengatur keputusan hati nurani. Manusia bijak menentukan dan mengatur tingkah lakunya sesuai dengan keputusan ini. Berkat kebajikan ini kita menerapkan prinsip-prinsip moral tanpa keliru atas situasi tertentu dan mengatasi keragu-raguan tentang yang baik yang harus dilakukan dan yang buruk yang harus dielakkan PRUDENCE

 

1807: Keadilan sebagai kebajikan moral adalah kehendak yang tetap dan teguh untuk memberi kepada Allah dan sesama, apa yang menjadi hak mereka. Keadilan terhadap Allah dinamakan orang "kebajikan penghormatan kepada Allah" [virtus religionis]. Keadilan terhadap manusia mengatur, supaya menghormati hak setiap orang dan membentuk dalam hubungan antar manusia, harmoni yang memajukan kejujuran terhadap pribadi-pribadi dan kesejahteraan bersama. Manusia yang adil yang sering dibicarakan Kitab Suci, menonjol karena kejujuran pikirannya dan ketepatan tingkah lakunya terhadap sesama. "Janganlah engkau membeIa orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran" (Im 19:15). "Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, karma juga mempunyai tuan di surga" (Kol 4:1). JUSTICE

 

1808: Keberanian adalah kebajikan moral yang membuat tabah dalam kesulitan dan tekun dalam mengejar yang baik. Ia meneguhkan kebulatan tekad, supaya melawan godaan dan supaya mengatasi halangan-halangan dalam kehidupan moral. Kebajikan keberanian memungkinkan untuk mengalahkan ketakutan,juga ketakutan terhadap kematian dan untuk menghadapi segala percobaan dan penghambatan. Ia juga membuat orang reIa untuk mengurbankan kehidupan sendiri bagi suatu hal yang benar. "Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku" (Mzm 118:14). "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yoh 16:33). Fortitude

 

1809: Penguasaan diri adalah kebajikan moral yang mengekang kecenderungan kepada berbagai macam kenikmatan dan yang membuat kita mempergunakan benda-benda duniawi dengan ukuran yang tepat. Ia menjamin penguasaan kehendak atas kecenderungan dan tidak membiarkan kecenderungan melampaui batas-batas yang patut dihormati. Manusia yang menguasai diri mengarahkan kehendak inderawi-nya kepada yang baik, mempertahankan kemampuan sehat untuk menilai, dan berpegang pada kata-kata: "Jangan mengikuti setiap kecenderungan walaupun engkau mampu, dan jangan engkau mengikuti hawa nafsumu" (Sir 5:2) Bdk. Sir 37:27-31.. Kebajikan penguasaan diri sering dipuji dalam Perjanjian Lama: "Jangan dikuasai oleh keinginan-keinginanmu, tetapi kuasailah segala nafsumu" (Sir 18:30). Dalam Perjanjian Baru ia dinamakan "kebijaksanaan" atau "ketenangan". Kita harus hidup "bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia sekarang ini" (Tit 2:12). Temperance