Sesi 39 - Week of 14 Aug 2022

7 Steps of Vocational Discernment


Intro

Salah satu tantangan besar dalam hidup kita adalah menemukan tempat dan tujuan kita di dalam masyarakat dan di dalam Gereja. Pernah gak sih sobat Amoredio berpikir seperti ini: Duh, bener gak sih aku ini kerja sebagai akuntan? Atau mungkin aku harusnya jadi tukang masak aja ya? Ato jadi youtuber aja?

Atau mungkin teman-teman sering galau ketika dihadapkan dengan pilihan seperti: aku nih dipanggil untuk hidup dalam pernikahan atau nggak ya? Pengennya sih menikah, tapi kalo ga dapet-dapet pasangannya, ya sudah deh nanti baru pilih hidup menjadi seorang religius.

Jika teman-teman sedang mencari panggilan hidup kalian dan mungkin berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti diatas, 7 langkah dibawah ini dapat membantu kalian dalam discernment akan rancangan Allah Bapa terhadap hidup kita. Dibawah ini kita akan menggunakan contoh discernment akan pilihan hidup membiara/religius.

1. Prayer

Tuhan, apakah yang harus kuperbuat ? (Kis 22:10).

Panggilan hidup bukanlah sesuatu yang bisa kamu ciptakan, tapi itu adalah sebuah harta karun yang harus kamu cari. Panggilan hidup bukanlah rencana yang kamu siapkan untuk hidupmu, melainkan seperti sebuah proyek yang diberikan Allah untuk kamu jalani. Jadi yang utama bukanlah keputusan apa yang kamu ambil, tetapi hadiah apa yang kamu dapatkan dari sang pencipta.

Untuk dapat mengenal apa yang Tuhan inginkan dari kita, kita harus berdoa. Ini lah yang dilakukan oleh Samuel (Yes 3:10), Ezekiel (Ez 2:1), Yesus (Lk 3:21), Saul/Paulus (Acts 9:11), dan masih banyak lagi. Di dalam doa, kita dapat bertemu dengan Yesus Kristus dan mengalami cinta kasihnya. Semakin kita dekat dengan Allah, Roh Kudus akan membuat pendengaran kita menjadi lebih tajam dan memberikan kita keberanian yang lebih untuk menjawab panggilan-Nya.

Kita harus ingat, kalau tidaklah cukup untuk ingat akan Allah dan berdoa sekali-sekali saja. Sangatlah penting untuk mendedikasikan waktu khusus untuk berdoa. Doa adalah langkah pertama dalam tiap proses pencarian panggilan kita dan doa juga adalah sebuah latihan rohani yang akan menemani kita dalam setiap langkah pencarian berikutnya.

Ketika kita menjalani langkah ini, kita sebenarnya mengatakan: “I love Jesus Christ.” “I want to find God’s will for me.” “I want to carry out His project”.

2. Understanding

Maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup (Yer 20:9).

Untuk dapat menemukan apa yang Tuhan inginkan dari diri kita, kita harus membuat situasi dan kondisi yang tenang, karena keributan dunia akan selalu mengganggu dan menghalangi. Beberapa latihan yang dapat membantu kita:

  • Lakukanlah observasi terhadap perasaanmu, pikiranmu, kekhawatiranmu, keinginanmu.
  • Dengarkan orang-orang yang dekat denganmu, yang mendengarkan kesusahan kamu, dan juga orang-orang yang mengkritikmu.
  • Lihat pula orang-orang disekitarmu. Apa yang dapat kamu rasakan atas penderitaan mereka, kesedihan mereka, kesakitan mereka?
  • Lihat juga masa lalumu. Ingat kembali kejadian di mana Roh Kudus pernah memimpin kamu dalam mengambil sebuah keputusan. Ingat kembali kejadian penting dalam hidupmu. Ingat kembali orang-orang yang penting dalam kehidupanmu. Kenapa mereka itu penting?
  • Waspadalah selalu dalam keseharianmu. Refleksikan hal ini: Bagaimana kamu akan menghabiskan waktumu hari ini? Apa yang akan membuatmu bahagia hari ini? Bagaimana relasimu kepada Tuhan saat ini?
  • Berpikirlah akan masa depanmu. Bayangkan lah dirimu sendiri di 10 tahun mendatang, seperti apakah dia? Apa yang kamu rasakan ketika berpikir akan kemungkinan untuk hidup religius? Ingat kalau hidup hanya sekali saja, bagaimanakah kamu mau melewatinya?
  • Minta bantuan dari pembimbing rohani. Seorang pembimbing rohani dapat membantu kita dalam menelaah apakah misalnya panggilan kita untuk menjadi seorang religius benar-benar datang genuine atau mungkin ada indikasi lain yang menunjukan panggilan hidup kita menjadi orang awam.

Ketika kita menjalani langkah ini, kita sebenarnya mengatakan “I have an intuition that the Holy Spirit is asking something special from me.” “I feel the need to devote my life to God and to cooperate with Jesus Christ in the salvation of the world.”

3. Information

… amat-amatilah bagaimana keadaan negeri itu, apakah bangsa yang mendiaminya kuat atau lemah, apakah mereka sedikit atau banyak, … dan bagaimana negeri yang didiaminya, … bagaimana kota-kota yang didiaminya, … dan bagaimana tanah itu… (Bil 13:18-20).

Jalan menuju ke panggilan hidup membiara bisa banyak macamnya. Keinginan untuk memberikan dirimu kepada Tuhan sangat penting, tetapi itu saja tidaklah cukup. Kita juga tetap harus mengerti di mana Tuhan mau kita berkarya dan melayani.

Dalam mencari tempat kita di dalam Gereja, kita harus belajar memahami berbagai panggilan hidup. Cari tahulah spiritualitas dari berbagai kongregasi religius yang ada. Kunjungi tempat mereka dan lihat sendiri bagaimana kehidupan mereka. Contohnya : ordo kontemplasi sangatlah berbeda dengan kongregasi yang sering melakukan pekerjaan di dalam masyarakat umum. Cari tahu juga apa misi mereka dan bagaimana mereka melakukannya, mungkin dengan menjadi guru, atau membantu di rumah sakit, atau dengan memberikan bimbingan rohani, dll. Biasanya, ketika seseorang mengalami keingintahuan akan panggilan hidupnya, ia juga akan memiliki kecenderungan atau kesukaan akan sesuatu yang spesifik. Sangatlah penting untuk kita mengambil waktu dalam mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terhadap panggilan hidup kita ini.

Ketika kita menjalani langkah ini, kita sebenarnya mengatakan: “I like the spirituality, lifestyle, and apostolate of this specific community.” “Perhaps God is calling me to offer my life to Him or to enter the seminary.”

4. Reflection

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? (Luk 14:28).

Panggilan hidup adalah pekerjaan yang sangat besar dan untuk seumur hidup. Karena itu, untuk menceburkan diri ke dalamnya, Anda harus benar-benar memikirkan diri sendiri dan gaya hidup yang ingin kamu jalankan. Analisa kemampuan dan keterbatasan kamu. Pikirkan apakah kamu akan mampu memenuhi tuntutan yang disiratkan oleh panggilan kamu – tentu saja dengan mengandalkan kasih karunia Roh Kudus. Menurut keyakinanmu, apakah panggilan Tuhan untukmu? Apa pro dan kontra dari kamu mengambil jalan ini? Keadaan atau individu apa yang dapat membantu atau menghalangi tanggapanmu? Apa yang membuat kamu tertarik pada kehidupan seperti ini dan apa yang tidak kamu sukai?

Tuhan meminta kamu untuk berkomitmen dan bertanggung jawab dalam membedakan panggilan hidupmu. Dia ingin kamu menggunakan kepekaan spiritual dan kecerdasanmu untuk mencari kehendak-Nya. Terinspirasi oleh cahaya Roh Kudus, kamu akan dapat memahami apa yang diinginkan Allah Bapa dari kamu.

Jangan berharap untuk menerima kepastian mutlak seperti kontrak yang ditandatangani dari Tuhan. Apa yang akan kamu temukan adalah tanda-tanda yang akan Tuhan gunakan untuk mengungkapkan proyek yang Dia akan tugaskan untuk kita. Dengan menafsirkan tanda-tanda ini, kamu akan yakin akan panggilan-Nya.

Dengan mengambil langkah ini, kamu berkata, “Jesus Christ is calling me to follow Him. With the power of the Holy Spirit, I can answer.”

5. Decision

“Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” (Luk 9:57).

Setelah menemukan apa yang Tuhan inginkan dari kamu, putuskan untuk melaksanakannya. Membuat keputusan seperti itu sulit. Kamu akan merasa takut. Keterbatasanmu akan tampak seperti gunung bagi kamu. Nabi Yeremia, mengetahui apa yang Tuhan inginkan darinya, dia mencoba menghindari panggilannya dengan berkata, “Ah, Tuhan ALLAH! Lihat, saya tidak tahu bagaimana berbicara; Aku terlalu muda.” (Yoh 1:6). Namun, menyadari keterbatasanmu dan mengandalkan kasih karunia Tuhan, jawablah dengan kata-kata Yesaya, “Ini aku, utuslah aku!” (Yes 6:8), atau Maria, “Jadilah padaku menurut perkataanmu.” (Luk 1:38).

Mengatakan ‘ya’, dengan demikian memberikan seluruh hidupmu, adalah anugerah. Mintalah Roh Kudus untuk memberimu kemampuan untuk menjawab. Menghindari keputusan ini berarti menyia-nyiakan hidupmu. Saat kamu memulai perjalanan panggilanmu, jangan berharap untuk memiliki kepastian mutlak akan panggilan Tuhan. Keputusanmu akan menjadi langkah iman, sebuah tindakan percaya pada temanmu Yesus Kristus.

Ketika kamu memutuskan untuk mengikuti Yesus Kristus secara radikal, wajar jika kamu ragu apakah kamu mampu memenuhi persyaratan, atau apakah kamu dapat mencapai tujuan. Namun, kamu tidak dapat meragukan bahwa kamu dengan bebas membuat keputusan untuk mengikuti Dia.

Dengan mengambil langkah ini kamu berkata, “I want to answer the call of Jesus Christ.” “I want to devote my life to God in this institute.” “I want to be a sister.” “I want to be a priest.”

6. Action

Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. (Mat 4:21-22)

Setelah kamu membuat keputusan, lemparkan dirimu ke dalamnya! Jangan biarkan rasa takut menguasaimu, lemparkan dirimu ke dalam keputusanmu bersama dengan rasa takutmu. Manfaatkan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan apa yang telah kamu putuskan. Tahan godaan untuk menunda kamu masuk ke rumah pembinaan, “Aku akan mengikuti Anda, Tuhan, tetapi pertama-tama biarkan aku …” (Luk 9:61).

Memasuki seminari atau postulan adalah awal dari sebuah perjalanan. Namun, itu bukanlah komitmen akhir, seperti pentahbisan imam atau kaul terakhir. Tahun-tahun pembentukan juga merupakan waktu untuk penegasan. Jika kamu hidup dengan murah hati dalam segala hal yang diminta dan transparan dengan mereka yang membantu membentukmu, Tuhan akan memungkinkan kamu untuk melihat dengan jelas apakah ini panggilanmu yang sebenarnya atau bukan, dan Dia akan melimpahkan kasih karunia-Nya kepadamu untuk membuat komitmen terakhir atau untuk melanjutkan kehidupan Kristen sebagai orang awam.

Yesus memberitahu, “Dia yang ingin mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk 9:23) Menjalani panggilan itu sulit, lebih dari yang kamu bayangkan: bersiaplah untuk pertempuran. Perjalanannya berduri dan terkadang gelap. Jadilah berani dan percaya. Maria bersamamu dan Roh Kudus menguatkanmu sehingga kamu bisa melakukannya. Di sisi lain, mengabdikan hidupmu sepenuhnya kepada Tuhan dan sepenuhnya mendedikasikan dirimu untuk melayani orang lain adalah sangat indah, lebih dari yang kamu bayangkan: bersiaplah untuk menikmati hidup barumu dan berbahagialah.

Dengan mengambil langkah ini kamu mengatakan, seperti Petrus, “We have given up everything and followed you.” (Mk 10:28)

7. Spiritual Direction

Bangunlah dan pergilah ke Damaskus, dan di sana kamu akan diberitahu tentang segala sesuatu yang ditetapkan untuk kamu lakukan. (Kis 22:10)

Arahan spiritual sebenarnya bukanlah langkah dalam proses penegasan panggilan hidup. Ini adalah sumber daya yang dapat kamu gunakan dalam salah satu langkah yang disebutkan di atas.

Pembimbing rohani atau pengarah panggilan Anda akan memotivasi kamu untuk berdoa dan menafsirkan tanda-tanda Kehendak Bapa. Dia akan memberi tahu kamu di mana mendapatkan informasi dan membantu kamu berefleksi. Pada saat pengambilan keputusan, direkturmu akan meninggalkan kamu sendirian, sehingga kamu, di hadapan Yesus, dapat dengan bebas menanggapi panggilan-Nya. Pembimbing rohani akan membantu kamu mempersiapkan diri dengan baik untuk memasuki rumah pembinaan.

Meskipun benar bahwa panggilan adalah panggilan dari Tuhan yang tidak dapat didengar atau dijawab siapapun selain kamu, juga benar bahwa kamu membutuhkan seseorang untuk menemanimu dalam penegasan panggilanmu. Sangat mudah untuk terkecoh dengan harapan yang salah. Kamu mungkin hanya mendengar apa yang hanya menjadi keinginanmu, atau kamu mungkin berpikir kalau kamu tidak memiliki panggilan, padahal sebenarnya Tuhan memanggilmu. Karena itu, untuk memastikan keaslian panggilanmu, bicaralah dengan pembimbing rohanimu. Jelaskan dengan jelas dan percaya kepadanya apa yang terjadi pada kamu.

Setelah setiap pertemuan dengan pembimbing rohanimu, kamu secara tidak langsung berkata, “I feel more enlightened regarding myself and my vocational process.” “I feel confirmed in my discernment.” “The Church is with me in seeking God’s will.”

Conclusion

Menemukan panggilanmu adalah tantangan nyata; memang sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin. Langkah-langkah diatas tidak hanya bisa kamu lakukan untuk mencari panggilan hidupmu, tapi juga dalam menentukan keputusan yang besar seperti menentukan pekerjaanmu, tempat karya pelayananmu, dll. Jika kamu mulai dengan tulus mencari kehendak Tuhan dan mengikuti tujuh langkah ini, kamu akan menemukannya. Dalam berbagai cara, Allah Bapa sedang mengungkapkan rencana-Nya bagi hidupmu. Dia menunjukkan kepada kamu cara Dia ingin kamu bekerja sama dalam membangun Kerajaan-Nya. Di atas segalanya, Dia tertarik agar kamu mendengar dan menanggapi panggilan ini, dan dengan demikian menjadi bahagia. Jadi berdoalah, bicaralah dengan pembimbing rohanimu, perhatikan, teliti, renungkan, putuskan, dan lakukan.

Pertanyaan Sharing

  1. Apakah kamu pernah melakukan discernment sebelum mengambil keputusan besar dalam hidupmu? Sharingkan!
  2. Pernahkah kalian mengambil keputusan yang salah dan kemudian menyadarinya? Sharingkan pengalaman tersebut.
  3. Sharingkan pengalamanmu ketika seorang pembimbing rohani, teman dekat, atau siapa pun yang memberikan saran/nasihat ketika kamu sedang merasa ragu dalam mengambil keputusan!

Reference