2014 Sesi 20Week of 26 May 2014 The Lords Prayer Doa Bapa Kami


[2014] Sesi 20-Week of 26 May 2014
The Lord’s Prayer (Doa Bapa Kami)
 
Intro
Sebagai umat Katolik, kita tentu saja sudah mengenal dan hafal luar kepala doa Bapa Kami. Mungkin kita sudah mengucapkan doa ini ratusan atau ribuan kali sepanjang hidup kita sampai sekarang ini. Tetapi apakah kita sungguh mengenal dan mengerti isi dari doa yang paling sempurna ini? Di sesi CG kali ini, mari kita bersama-sama belajar lebih dalam tentang doa yang diajarkan Tuhan kita sendiri.
 
Our Father who art in Heaven,
Hallowed be thy name;
Thy kingdom come
Thy will be done
On earth as it is in heaven.
Give us this day our daily bread;
And forgive us our trespasses
As we forgive those who trespass against us;
And lead us not into temptation,
But deliver us from evil.
 
The sermon on the mount
 
Jika kita mempelajari dan membandingan kisah-kisah di perjanjian lama dan baru, kita akan menemukan dan merasakan perbedaan yang amat drastis tentang hubungan kita (manusia) dengan sang pencipta. Di perjanjian lama, kita adalah anak-anak yang takut akan hukuman dari Allah, tetapi di dalam perjanjian baru, kita adalah anak-anak yang sudah menjadi dewasa, yang hidup untuk dan dengan kasih Allah. Tuhan tidak lah berubah, tetapi Tuhan merubah kita; merubah cara pandang kita terhadap diri-Nya. Perubahan ini diperjelas lagi oleh Yesus di dalam pengajaran-Nya diatas bukit.
 
Doa Bapa Kami adalah pusat dari pengajaran Yesus di atas bukit (Matius bab 5, 6 dan 7). Jika kita lihat pengajaran ini dengan konteks yang lebih luas, misalnya di Matius bab 1 4, nama Tuhan disebut dengan berbagai istilah seperti Raja, Pencipta, Penyelamat, dsb, tetapi tidak pernah disebutkan sekalipun dengan kata Bapa. Barulah di saat pengajaran Yesus diatas bukit, kita mengenal Tuhan dengan panggilan „Bapa“.
 
Doa Bapa Kami terbagi menjadi 7 petisi (permohonan), yang kita bisa kategorikan lagi menjadi 2 bagian besar. Bagian pertama terdiri dari petisi : „nama-Mu“, „kerajaan-Mu“, „kehendak-Mu“ , sedangkan bagian kedua terdiri dari „berilah kami“, „ampunilah kami“, „janganlah masukan kami“, „bebaskanlah kami“. Di dalam Doa Bapa Kami, Yesus pun mau mengajarkan kita bagaimana urutan doa yang seharusnya diucapkan.
 
CCC 2763 : “The Lord’s Prayer is the most perfect of prayers. . . . In it we ask, not only for all the things we can rightly desire, but also in the sequence that they should be desired. This prayer not only teaches us to ask for things, but also in what order we should desire them.”
 
Pertanyaan 1: Sharingkan kesulitan-kesulitanmu di dalam berdoa. Apa yang kamu lakukan untuk bisa melewati kesulitan tersebut?
 
Our Father…
 
Perhatikanlah: kita mengucapkan Bapa kami, dan bukan Bapa-ku atau Bapa-mu. Mengapa? Karena ketika kita mengucapkan „bapa kami“, kita semua ini adalah satu keluarga. Tidaklah ada yang lebih membahagiakan bagi orang tua ketika melihat anak-anaknya bisa hidup dengan akur dan saling menghormati.
 
 
Who Art in Heaven…
 
Yang dimaksud disini bukanlah jarak fisik kita dengan Tuhan (kita di bumi dan Tuhan di surga). Tuhan tidak lah terpisah dari kita ribuan atau jutaan kilometer jauhnya, tetapi kita terpisah dengan Dia karena dosa. Dosa lah yang membuat jurang di dalam hubungan kita dengan Tuhan. Tetapi kita harus selalu ingat, jika Allah adalah Bapa kita, dan Bapa kita ada di dalam Surga, maka rumah kita yang sesungguhnya adalah di dalam Surga juga bersama Bapa.
 
Sebelum kita masuk ke petisi yang pertama, kita mau diingatkan kalau „diatas bumi dan di dalam surga“ bukanlah hanya untuk „jadilah kehendakmu“, tetapi untuk ketiga petisi pertama: dimuliakanlah nama-Mu …. diatas bumi dan di dalam surga; datanglah kerajaan-Mu … diatas bumi dan di dalam surga; jadilah kehendak-Mu diatas bumi dan di dalam surga.
 
Hallowed be Thy Name…(first petition)
 
Apakah maksud kita mengucapkan „dimuliakanlah nama-Mu“ ?
Apakah kita percaya kalau kita bisa membuat nama Tuhan mulia? Tentu saja tidak! Nama Tuhan sudah lah mulia.
Kalau begitu, apakah kita bisa membuat nama Tuhan lebih mulia dari sebelumnya? Tidak juga demikian!
 
Pertanyaan 2: Jadi apakah yang dimaksud disini?
 
Thy kingdom come… (second petition)
 
Disini kita bukanlah mau meminta kepada Bapa untuk diberikan kuasa, supaya kita bisa menjadi penunjuk datangnya kerajaan Allah. Tetapi kita mau memohon kepada Kristus sang Raja, supaya Dia memperluas kerajaan-Nya ke dalam hati kita, ke dalam pikiran kita, ke dalam pekerjaan kita, ke dalam kehidupan pernikahan kita, ke dalam keluarga kita.
Kita juga mau diingatkan di petisi ini, bahwa dimana sang Raja bertahta, disitulah kerajaannya berada. Dimana adanya Ekaristi, disitulah Tuhan Allah kita berada. Oleh karena itu CCC juga mengajarkan kita, kalau Doa Bapa Kami paling penuh arti dan kuasanya ketika diucapkan di saat misa kudus. (sesudah konsekrasi, sebelum penerimaan komuni).
 
CCC 2770 In the Eucharistic liturgy the Lord’s Prayer appears as the prayer of the whole Church and there reveals its full meaning and efficacy…. Placed between the anaphora (the Eucharistic prayer) and the communion, the Lord’s Prayer sums up on the one hand all the petitions and intercessions expressed in the movement of the epiclesis and, on the other, knocks at the door of the Banquet of the kingdom which sacramental communion anticipates.
 
Thy will be done… (third petition)
 
Pernahkah kita bertanya dalam diri kita, mengapa kita harus mengucapkan „terjadilah kehendak-Mu“? Bukankah Tuhan adalah yang maha kuasa. Kehendak-Nya pasti akan terjadi, karena hanya Dia yang tahu apa yang terbaik.
Jadi kita mau berdoa atau tidak, bukankah sudah suatu hal yang mutlak kalau kehendak Tuhan lah yang pasti akan terjadi? Atau kita percaya bahwa doa kita bisa merubah kehendak Tuhan?

Pertanyaan 3: Sharingkan pendapat kalian tentang petisi ketiga ini.
 
Give us this day our daily bread… (fourth petition)
 
Kita mau mengingat disini tentang apa yang kita minta, yaitu roti. Kita mau memohon sesuatu yang kita butuhkan dan bukan yang kita inginkan. Yaitu roti dan bukan steak, lobster, naik gaji, pacar, dll.
Di dalam bahasa Yunani, kata „daily“ disebutkan sebagai „Epiousios“ yang arti harafiahnya adalah „super-esensial“. Kata ini belum pernah dipakai di dalam literatur apa pun sebelum tertulis di dalam Injil Matius dan tidak ditemukan di dalam kitab perjanjian baru yang lain.
Maksud „Epiousios“ disini secara literal adalah Tubuh Kristus sendiri (super esensial bread), sedangkan arti secara kualitatifnya adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk hidup. (CCC 2837)
 
And forgive us our trespasses, as we forgive those who trespass against us… (fifth petiion)
 
Petisi ini mungkin adalah petisi yang paling sulit diterima oleh kita, karena disana ada kata „as/seperti“. Disini kita diingatkan, kalau kita mau diampuni, maka kita harus terlebih dahulu mengampuni yang bersalah kepada kita. Kita tidak bisa dan tidak boleh membenci dosa orang lain lebih dari pada dosa kita sendiri, karena dosa kita lah yang akan menjauhkan kita sendiri dari surga, bukan dosa orang lain.
 
Yesus menderita, wafat dan bangkit untuk semua orang berdosa dan bukan hanya untuk orang-orang tertentu. Oleh karena itu, pertanyakanlah selalu diri kita sendiri: siapakah kita sehingga kita berani untuk tidak memberikan pengampunan kepada semua orang yang bersalah kepada kita?
 
And lead us not into temptation… (sixth petition)
 
Di petisi keenam ini, kita sering kali terbawa oleh pemikiran yang salah. Kita cenderung berpikir supaya Tuhan jangan mencobai kita, supaya kita kalau bisa jangan mendapat cobaan. Di dalam bahasa Yunani, kata „temptation“ yang dipakai, sering diterjemahkan harafiahnya sebagai „test/trial“. Dengan demikian kata-kata yang dipakai adalah „lead us not into a test..“ Tetapi kita memakai kata „temptation“ dalam doa kita sehari-hari. Mengapa? Karena kita mau dijauhkan dari godaan dan bukan dari test/ujian.
 
Tentunya sekarang kita berpikir, mengapa harus ada test? Seperti halnya guru atau professor di sekolah, mereka memberikan test atau exam untuk bisa mengevaluasi sejauh mana pengetahuan kita akan bahan yang sudah diajarkan sepanjang semester. Yang berbeda dengan Tuhan disini adalah, Tuhan kita maha Tahu. Tuhan tidak perlu men-test kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya Ia sudah tahu. Tetapi Tuhan memberikan test kepada kita untuk mengajarkan kita, apa yang belum kita ketahui!
 
Kita ada di dalam pencobaan supaya kita sadar bahwa betapa kita sangat bergantung akan kekuatan Tuhan dan bagaimana kita diingatkan akan kesombongan kita (manusia) yang terkadang melupakan Tuhan.
 
But deliver us from evil. (seventh petition)
 
Ingatlah bahwa kita disini mengucapkan supaya kita dibebaskan dari yang jahat, dan bukan dibebaskan dari hal yang lain. Mengapa demikian? Karena Tuhan ingin membebaskan kita tidak (hanya) dari penderitaan, dari penyakit, atau dari kekurangan-kekurangan kita, tetapi Dia ingin membebaskan kita dari si iblis, dari si jahat.
 
Penderitaan hanyalah sebagian kecil dari hidup kita yang Tuhan terkadang gunakan sebagai sarana untuk merubah hidup kita menjadi lebih baik.
 
Quote : "If the angels were capable of envy, they would envy us for two things: one is the receiving of Holy Communion, and the other is suffering." (entry 1804*)
 
Pertanyaan 4: (pilih salah satu)
a)     Sharingkan pengalamanmu saat kamu pertama kali belajar untuk berdoa.
b)     Sharingkan pengalamanmu jika kamu pernah diminta orang lain untuk mengajarkan bagaimana berdoa.
c)      Pengertian baru apakah yang kamu dapat tentang Doa Bapa Kami setelah mendapatkan penjelasan diatas? Bagaimanakah pengertianmu sebelumnya?
 
Reference
Understanding the Lord’s Prayer, Dr.Scott Hahn
* Diary of Sr. Faustyna
 
Prayer
 
Doakan doa Bapa Kami untuk menutup sesi hari ini.